Motif Utama: Murni Kriminal, Bukan Hasrat Tersembunyi
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa motivasi S? Apakah ada unsur fetishisme, hasrat terpendam untuk berada di lingkungan wanita, atau murni kejahatan? Berdasarkan pengakuannya, jawabannya sangat jelas: ekonomi.
"Saya hanya memanfaatkan saja. Dia yang ajak kenalan dan dia yang ajak menikah," kata S dengan gamblang.
Pengakuan ini, ditambah dengan fakta bahwa ia telah menerima uang sebesar Rp28 juta lebih dari korban, mengarahkan penyelidikan pada satu kesimpulan: ini adalah tindak pidana penipuan dan pemerasan yang terencana.
Tidak ada indikasi bahwa S ingin "memuaskan nafsu" dengan berada di kerumunan wanita; ia hanya ingin memuaskan kantongnya dengan memanfaatkan kelengahan dan ketulusan korban.
Kasus ini menyoroti bagaimana penipu modern tidak lagi hanya mengandalkan surel dari 'pangeran Nigeria' tetapi telah berevolusi menggunakan rekayasa sosial yang kompleks.
Termasuk mengeksploitasi perasaan cinta dan kepercayaan agama.
Fenomena Penyamaran Berkedok Agama: Celah Keamanan yang Meresahkan
Kasus S di Pinrang, sayangnya, bukan anomali.
Baca Juga: Joko Anwar Minta KDM Diseret ke Pengadilan, Klarifikasi Maula Akbar-Putri Karlina Ramai Pembelaan
Ia adalah bagian dari tren yang lebih luas di mana pria menggunakan atribut busana muslimah untuk melakukan berbagai tindakan tercela.
Motifnya beragam, mulai dari yang konyol hingga yang sangat berbahaya:
Kriminal Murni: Seperti kasus S, penyamaran digunakan untuk mencuri di area khusus wanita (masjid, toilet, mal) atau melakukan penipuan. Cadar dan jilbab memberikan anonimitas sempurna.
Fetish atau Hasrat Seksual: Ada kasus di mana pria menyamar untuk bisa masuk ke ruang pribadi wanita, seperti toilet atau asrama, didorong oleh kelainan seksual atau voyeurisme.
Mencari Sensasi/Konten: Belum lama ini, jagat maya juga dihebohkan oleh ulah seorang influencer pria yang kerap berdandan seperti wanita.
Ia menyusup ke acara kajian khusus muslimah, merekam suasana, dan mengunggahnya sebagai konten.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Menteri PU Percepat Pemulihan Aceh: Kerja 24 Jam, Program Padat Karya, hingga Pembangunan Bendungan
-
Meriah! Suara.com Bareng Accor Sambut Tahun Baru 2026 dengan Kompetisi Dekorasi Kue
-
Gaji Sopir MBG Lebih Tinggi dari Guru Honorer, JPPI: Lebih Rasional Jadi Sopir!
-
Jembatan Bailey Lawe Mengkudu Fungsional, Akses Gayo Lues-Aceh Tenggara Kembali Lancar
-
Dilema PDIP dan Demokrat: Antara Tolak Pilkada Lewat DPRD atau Tergilas Blok Besar
-
689 Polisi Dipecat Sepanjang 2025, Irwasum: Sanksi Adalah 'Gigi' Pengawasan
-
Eros Djarot Ungkap Kisah Geng Banteng, Kedekatan dengan Megawati hingga Taufiq Kiemas
-
Kedaulatan dan Lingkungan Terancam, Tambang Emas di Sangihe Terus Beroperasi
-
KSPI Sentil Gaya Kepemimpinan KDM, Dinilai Penuh Kebohongan Soal Buruh
-
Refly Harun Bedah Tulisan 'Somebody Please Help Him' dr. Tifa Soal Sosok Misterius, Sindir Siapa?