Suara.com - Akses pendidikan dan pengalaman profesional lintas negara kini menjadi kebutuhan mendesak bagi anak muda Indonesia. Menurut Pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini kemampuan beradaptasi, memahami keberagaman sistem, dan berpikir global adalah kunci untuk bersaing di panggung internasional.
Namun, hampir delapan dekade setelah merdeka, Indonesia dinilai masih tertinggal dari negara-negara yang memulai perjalanan kebangsaannya di waktu yang sama.
“Tujuan kemerdekaan adalah kesejahteraan, tapi setelah 80 tahun kita masih jauh dari cita-cita itu,” ujarnya dalam diskusi Ruang Gagasan bertema Rayakan Kemerdekaan, Raih Peluang Global, Kamis, (15/08/2025).
Hendri mencatat, angka kemiskinan resmi berada di kisaran 24 juta orang. Namun jika memasukkan mereka yang nyaris miskin, jumlahnya bisa mendekati 171 juta jiwa, mengacu pada estimasi Bank Dunia. Pemerintah sendiri mencatat 105 juta penduduk berhak menerima bantuan sosial.
Pendapatan per kapita Indonesia pun masih di bawah 5.000 dolar AS, jauh tertinggal dari Korea Selatan yang merdeka pada tahun yang sama, tetapi kini mencapai 36.000 dolar AS.
Di pasar tenaga kerja, tantangan juga nyata. Dari 145 juta pekerja, lebih dari separuh berada di sektor informal yang tidak memiliki perlindungan hukum maupun jaminan sosial.
Hendri menegaskan, bonus demografi menjadi momen krusial untuk mengubah peta kesejahteraan. Ia merujuk pada keberhasilan Korea Selatan dan China yang memanfaatkan puncak jumlah penduduk mudanya untuk mendorong produktivitas nasional hingga naik kelas menjadi negara maju.
Indonesia sendiri diperkirakan mencapai puncak bonus demografi pada 2035, waktu yang relatif singkat untuk melakukan pembenahan.
“Kalau kita melewatkan momen itu, kita akan kehilangan masa emas,” tegasnya.
Baca Juga: Gaya di Jalanan, 5 Rekomendasi Mobil Bekas Sporty Rp50 Jutaan, Cocok Buat Road Trip Anak Muda
Sebagai pembanding, Hendri memaparkan kisah Rusia yang berhasil kembali menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita 14.000 dolar AS setelah sempat jatuh di awal 2000-an berkat penguasaan teknologi, seni, dan sumber daya strategis.
China, yang pada 1997 masih di bawah Indonesia dalam pendapatan per kapita, kini melesat ke 13.313 dolar AS berkat industrialisasi, penguasaan teknologi, dan peran aktif generasi mudanya.
Sementara India, meski baru berada di angka 2.937 dolar AS, memiliki 19 unicorn, sektor pertanian yang diprediksi tumbuh hingga 3 triliun dolar AS pada 2047, dan potensi demografi yang masih panjang.
Bagi Hendri, kemerdekaan sejati bukan hanya soal politik, tetapi juga kebebasan dalam berpikir dan bertindak.
“Dengan niat bersih, inovasi akan muncul. Anak muda harus siapkan diri, cari peluang, baik di dalam maupun luar negeri,” katanya.
“Kalau ekonomi terasa gelap, jangan tunggu orang lain menyalakan lampu. Mulai sekarang, nyalakan lilin sendiri, walau kecil, untuk menerangi jalan.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata