Suara.com - Di tengah proses hukum yang menjeratnya, Tifauzia Tiyassuma atau yang akrab disapa dokter Tifa, justru membuat gebrakan baru yang lebih berani. Bersama Roy Suryo dan Rismon Hasiholan Sianipar, ia menegaskan tidak akan gentar dan siap mendistribusikan buku kontroversial "Jokowi's White Paper" ke panggung internasional.
Buku setebal 700 halaman yang menguliti dugaan kejanggalan pada skripsi hingga ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini tak hanya akan beredar di Indonesia. Rencananya, buku ini akan disebar secara masif ke puluhan negara untuk menjangkau audiens global.
"Kami akan segera mengedarkan buku ini ke 25 negara melalui jaringan diaspora," kata dokter Tifa saat peluncuran buku di University Club (UC) UGM, Yogyakarta, Senin (18/8/2025).
Langkah ini diambil meski Tifa menyadari status hukumnya atas laporan pihak Jokowi di Polda Metro Jaya terus berjalan. Ia menegaskan, hal itu tidak akan menyurutkan langkahnya sedikit pun.
"Kami tahu jika kami bertiga (dengan Roy Suryo dan Rismon) sekarang ini proses hukumnya sudah naik dari penyelidikan ke penyelidikan. Apakah kami takut? Tidak," tegasnya.
Targetkan PBB, Senator AS, dan Media Internasional
Ambisi untuk membawa isu ini ke level dunia diperjelas oleh Sekretaris Jenderal Forum Diaspora Indonesia (FDI), Agus Yunanto. Menurutnya, buku ini tidak hanya akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, tetapi juga akan dikirimkan ke lembaga-lembaga paling berpengaruh di dunia.
"Selain distribusi ke 25 negara, buku itu akan kami kirimkan kepada kantor Human Right Watch di lima negara," kata Agus.
Tak berhenti di situ, sejumlah institusi dan tokoh penting lainnya juga menjadi target distribusi. Agus mengungkap, lembaga seperti Amnesti Internasional di dua negara, tiga senator di Amerika Serikat, hingga Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dipastikan akan menerima salinan buku tersebut.
Baca Juga: Alasan UGM Batalkan Peluncuran Buku Jokowi's White Paper, Ternyata Ini Isinya
"Kami juga mulai menghubungi YouTuber-YouTuber internasional yang memang sangat konsen dengan masalah pemalsuan-pemalsuan identitas. Kami mengirim buku ini kepada kantor-kantor berita internasional Reuters, BBC, dan CNBC," lanjutnya.
Dugaan Intimidasi Hingga Makna 'White Paper'
Peluncuran buku di Yogyakarta diwarnai insiden yang disebut Tifa sebagai upaya pembungkaman. Ia menyinggung soal pendingin udara (AC) dan lampu di lokasi acara yang tiba-tiba dimatikan oleh pihak manajemen saat acara baru dimulai.
"Jika kebenaran itu sudah mengeluarkan dirinya, tidak ada lagi yang bisa untuk membungkamnya. Walaupun Rektor UGM meminta AC dan lampu dimatikan kami tidak akan kepanasan," sindir Tifa.
Di dalam negeri, buku ini ditargetkan menjadi koleksi di 4.000 perpustakaan kampus, berbagai lembaga pendidikan, hingga pesantren. Tifa menjelaskan, judul "White Paper" dipilih karena memiliki makna filosofis untuk mengungkap kebenaran yang tersembunyi.
"Maka, white paper dalam buku ini ibarat membuka diri manusia yang paling superficial, yang luarnya ditutupi kulit, yang bisa putih karena skincare, yang diubah dari hitam jadi putih, yang dibaliknya ada lapisan lemak, lapisan otot, lalu tulang, di tengahnya ada sumsum tulang, itulah makna white paper," jelas Tifa.
Berita Terkait
-
Alasan UGM Batalkan Peluncuran Buku Jokowi's White Paper, Ternyata Ini Isinya
-
Roy Suryo cs Rilis Buku Jokowi's White Paper, Kuliti Keaslian Ijazah Mantan Presiden di 700 Halaman
-
Semangat Diperiksa Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Janji Besok Datang Lebih Awal!
-
Rangkuman Isi Buku Jokowi's White Paper, Edisi Premium Dihargai Rp500 Ribu
-
Emak-emak Heran Ikut Diperiksa Polisi, Curhatan Meryati: Negara Sudah Gaduh Gara-gara Ijazah Jokowi!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram