Suara.com - Panggung politik hukum nasional menyorot satu nama, Inosentius Samsul. Ia menjadi calon tunggal yang menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di hadapan Komisi III DPR RI pada Rabu (20/08/2025).
Sosoknya diproyeksikan untuk mengisi kursi Hakim Konstitusi yang akan ditinggalkan oleh Arief Hidayat yang memasuki masa pensiun.
Namun, siapakah sebenarnya Inosentius Samsul? Di balik statusnya sebagai calon tunggal, ia adalah figur yang telah menghabiskan lebih dari tiga dekade di pusat kekuasaan legislatif, sebuah rekam jejak yang membuatnya dijuluki 'orang dalam' DPR.
Lahir di Pembe, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 10 Juli 1965, Inosentius memiliki fondasi akademik yang kokoh.
Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari universitas bergengsi, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1989. Tak berhenti di situ, ia melanjutkan studinya hingga meraih Magister Hukum dari Universitas Tarumanagara pada 1997, dan menyempurnakannya dengan gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Indonesia (UI) pada 2003.
Karier profesionalnya nyaris tak terpisahkan dari Kompleks Parlemen Senayan. Ia mengabdikan dirinya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama 35 tahun, sebuah perjalanan panjang yang memberinya pemahaman mendalam tentang seluk-beluk pembentukan undang-undang.
Perjalanannya dimulai sebagai staf di Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR pada periode 1990-1995. Kariernya menanjak saat ia menjadi pejabat fungsional peneliti bidang hukum di Setjen DPR selama dua dekade, dari 1995 hingga 2015.
Pengalamannya yang matang membawanya ke posisi strategis sebagai Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR pada 2015-2020, sebelum akhirnya memegang jabatan puncak sebagai Kepala Badan Keahlian DPR dari 2020 hingga 2025.
"Saya bekerja di DPR sudah 35 tahun,” ujar Inosentius dengan mantap di hadapan para anggota dewan saat uji kelayakan, Rabu (20/08/2025).
Baca Juga: Ultimatum Jenderal PDIP ke Calon Hakim MK: Ingat, Bapak Dipilih DPR, Jangan Hantam Kami!
Di luar Senayan, Inosentius juga aktif di dunia akademis. Sejak tahun 2000 hingga sekarang, ia tercatat sebagai Dosen pada Program Pasca Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tempat ia berbagi ilmu dan menjadi Co-Promotor untuk program doktor.
Dengan bekal pengalaman tersebut, Inosentius menawarkan visi ambisius untuk Mahkamah Konstitusi, yakni "menjaga MK sebagai lembaga peradilan yang merdeka, akuntabel, dan terpercaya."
Ia menguraikan visinya secara rinci. 'Merdeka' baginya berarti bebas dari intervensi pihak mana pun dan bebas dari asumsi bahwa DPR selalu menghasilkan produk hukum yang tidak berkualitas.
'Akuntabel' diartikannya sebagai kemampuan MK menghasilkan putusan berkualitas yang dapat dipertanggungjawabkan secara konstitusional, rasional, dan berkeadilan. Sementara 'terpercaya' adalah menjadikan MK sebagai benteng harapan terakhir bagi warga negara pencari keadilan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Inosentius mengusung empat misi utama. Pertama, menjaga integritas personal sebagai Hakim Konstitusi.
Kedua, menguatkan kemandirian hakim MK dari berbagai tekanan. Ketiga, meningkatkan kualitas putusan agar mudah dipahami, dapat dieksekusi, dan tidak menimbulkan kontroversi baru.
Lalu keempat, menciptakan proses peradilan yang transparan dan berkeadilan bagi semua pihak.
Berita Terkait
-
Ultimatum Jenderal PDIP ke Calon Hakim MK: Ingat, Bapak Dipilih DPR, Jangan Hantam Kami!
-
Cuma Inosentius yang Lolos? Sahroni Beberkan Proses Penjaringan Hakim MK yang Tak Banyak Diketahui
-
Di Depan DPR, Calon Hakim MK Inosentius Samsul: MK Bukan Lembaga Alternatif Pembentuk UU!
-
Calon Tunggal Pengganti Arief Hidayat, DPR Akan 'Uji' Calon Hakim MK Ini!
-
Fit and Proper Test Calon Hakim MK, Inosentius Samsul Koar-koar Merdeka ke DPR, Apa Maksudnya?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal