Suara.com - Kasus dugaan ijazah palsu Presiden ke – 7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menyeret nama pegiat media sosial, Tifauzia Tyassuma (Dokter Tifa).
Dokter Tifa mengatakan bahwa pihaknya bersama kedua rekannya, Roy Suryo dan Rismon Sianipar tidak meminta abolisi maupun amnesti.
Pasalnya, mereka dengan yakin merasa bahwa tidak melakukan tindak pidana yang harus berurusan dengan hukum.
“Kita tidak akan minta amnesti abolisi, karena jelas bahwa kami tidak melakukan tindak pidana,” ujar Dokter Tifa, dikutip dari youtube Refly Harun, Kamis (21/8/25).
Dokter Tifa menyebut bahwa dirinya akan terus memperjuangkan kebenaran yang memang sudah dibuktikan benar dalam penelitiannya.
Ia bahkan tidak takut sama sekali, lantaran merasa banyak yang mendukungnya, tak terkecuali seluruh elemen masyarakat.
“Riset berbasis algoritma menyatakan bahwa 93% Masyarakat Indonesia itu percaya ijazah (Jokowi) ini tidak asli. Berarti 93% Masyarakat ada bersama kami, mendukung kami,” ungkapnya.
Dokter Tifa sontak menyebut nama Presiden Prabowo Subianto agar tidak membiarkan begitu saja tindak kriminalisasi tersebut.
“Ini juga sebuah catatan untuk Presiden Prabowo. Sebab kalau tindak kriminalisasi ini dipaksakan untuk ada, berproses, berkelanjutan, hati-hati. Kita kan enggak pengen ada kerusuhan ya, kita tidak ingin ada sebuah kekacauan, enggak pengen ada keos dan sebagainya,” urainya.
Baca Juga: Gagal ke Senayan Jadi Wamen, Harta Rp17 M Noel Disorot Usai Kena OTT KPK
Dokter Tifa berharap pemerintah maupun negara hadir untuk menyelesaikan kriminalisasi yang dilakukan pada dirinya.
“Ini yang kami jaga betul. Kita sama-sama menjaga, tensi dari masyarakat. Kita juga enggak suka, terlalu banyak masalah yang ada di negara kita, terlalu banyak ancaman perang dunia ketiga. Makanya ini negara harus hadir, pemerintah harus hadir di sini untuk menyelesaikan kriminalisasi yang dilakukan pada kami,” terangnya.
Dokter Tifa menegaskan bahwa ingin membuka mata negara untuk menyelesaikan tindak kriminalisasi bukan soal ijazah palsu.
Pasalnya, menurut Dokter Tifa urusan ijazah palsu sudah selesai dan tidak perlu dipermasalahkan lagi.
Namun, jika ada pihak yang ingin mempersoalkan hingga melaporkan Jokowi, maka pihaknya tidak melarang dengan kata lain mempersilahkan.
“Menyelesaikan kriminalisasi, bukan ijazah ini. Ijazah sudah selesai, tidak ada yang mempermasalahkan, ketika kami sudah menyelesaikan penelitian kami itu sudah selesai. Masalahnya adalah pihak pelakunya ini yang justru mempermasalahkan,” urainya.
“Kalau kami apakah kami ingin memenjarakan Pak Jokowi? Oh enggak, bukan urusan kami. Kalau ada pihak yang kepengen silahkan, tapi kami enggak,” tambahnya.
Dokter Tifa kemudian mengatakan bahwa Presiden Prabowo tidak perlu takut untuk berjalan di jalan yang benar.
Pasalnya, Presiden Prabowo dianggap orang yang lurus oleh Dokter Tifa, sehingga pihaknya mendukung keras.
“Jangan khawatir Presiden Prabowo, bapak kan punya ijazah jelas. Kalau enggak bapak enggak bisa jadi jenderal. Jelas akademi militer. Udah jelas bapak punya ijazah yang enggak perlu dipermasalahkan,” ujarnya.
“Kita sedang mempermasalahkan orang yang punya ijazah yang perlu dipermasalahkan. Jadi Bapak presiden seharusnya benar-benar bisa menempatkan,” tambahnya.
Dokter Tifa bahkan memberi apresiasi atas keberanian Presiden Prabowo mengambil Tindakan untuk pemberian Amnesti serta Abolisi
Menurut Dokter Tifa, langkah yang dilakukan sudah tepat. Terlebih orang-orang yang diberi Amnesti dan Abolisi adalah orang-orang yang notabennya musuh besar Jokowi.
“Jangan salah ya pak prabowo, musuhnya-musuh itu temen bapak. Jadi hati-hati, jadi kami itu adalah temannya bapak. Temannya Presiden,” ungkapnya.
“Bapak sekarang sudah bagus menempatkan abolisi dan amnesti kepada orang-orang yang notabennya musuhnya Joko Widodo,” imbuhnya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
DPRD DKI Minta Rumah Potong Hewan dan Puskeswan Dimasukkan dalam KTR
-
Penggerebekan Pesta Seks Sesama Jenis di Surabaya: Polisi Ciduk 34 Pria Tanpa Busana!
-
400 Ribu Ojol Direkrut Jadi 'Mata' Polisi di Jalanan, Kapolri Siapkan Tombol Darurat di Aplikasi!
-
Harapan Masyarakat Prasejahtera Kini Menyala, PLN dan Pemkab Bantul Hadirkan Akses Listrik
-
Saksikan Penyerahan Rp13,2 Trilun, Prabowo dan Jaksa Agung Bincang di Hadapan Tumpukan Uang 2 Meter
-
BGN Targetkan Zero Case Kontaminasi Pangan, 30 Ribu Penjamah Makanan Dibekali Pelatihan Serentak!
-
Eks Penyidik Yudi Purnomo Mengaku Ogah Kembali ke KPK: Khawatirkan Hal Ini!
-
Prabowo Klaim MBG Sukses 99,9 Persen, JPPI: Ribuan Anak Keracunan, Itu Bukan Keberhasilan!
-
Legislator PDIP: Program MBG Harus Dikawal Ketat, Kasus Keracunan Jadi Alarm Penting
-
Lisa Mariana Mendadak Sakit Usai Ditetapkan Tersangka Kasus Fitnah Ridwan Kamil