Suara.com - Kasus dugaan pelecehan seksual di perguruan tinggi negeri kembali terjadi.
Kali ini terduga pelakunya adalah Rektor Universitas Negeri Makassar, Profesor Karta Jayadi.
Profesor Karta Jayadi diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang dosen wanita di kampus tersebut.
Korban sudah melayangkan laporan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Korban mengaku pelecehan tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2022 hingga 2024. Namun, ia tidak berani untuk angkat bicara.
Kini, korban merasa tidak tahan lagi dengan sikap Karta Jayadi yang kerap menggombalnya di Whatsapp.
"Saya sudah melapor (ke Kemendikti) mengenai dugaan pelecehan oleh Prof Karta," katanya Kamis, 21 Agustus 2025.
Korban yang enggan disebut namanya itu mengaku sudah melaporkan Karta Jayadi ke Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Itjen Kemendikbudristek) dengan bukti-bukti yang ada.
Korban bilang selama ini diam dan baru berani melaporkan dugaan pelecehan ini karena takut dan trauma.
Baca Juga: Citranya Sebagai Good Guy Hancur? Vocalis Spearhead Michael Franti Dituding Lakukan Pelanggaran
"Sebagai seorang wanita kita pasti takut. Saya sebagai dosen digitukan, untung saya punya hal prinsip menolak," ujarnya.
Ia juga menyatakan kekhawatiran mungkin saja ada mahasiswi atau dosen perempuan lain yang menjadi korban serupa.
Namun, tidak berani bicara karena adanya relasi kuasa.
"Jangan sampai banyak korban tapi tidak berani speak up. Bagaimana orang yang di bawah tekanannya, kuasanya atau mahasiswi misalnya," katanya.
Kata korban, Karta Jayadi kerap mengiriminya video mesum. Bahkan beberapa kali mengajak bertemu di hotel dengan dalih diskusi, tapi ditolak halus oleh korban.
"Selalu ajak ketemuan katanya di tempat aman, siapa tahu seru diskusinya. Dia bilang di spot itu, (siapa tahu) terjadi hujan gerimis, langsung becek-becek dikit," kata korban.
Meski ajakan untuk ketemu di hotel selalu ditolak, dosen perempuan itu mengaku bahwa Karta tetap merayunya lewat pesan singkat agar mau bertemu. Ia juga masih menerima gambar dan video yang dianggap tidak etis.
"Saya selalu menolaknya dengan halus tetapi beliau tetap kirim gambar dan video tidak etis," ungkap korban.
Korban berharap Itjen Kemendikbudristek bisa segera memproses laporannya agar tidak ada lagi korban lain dan ia bisa mendapat keadilan.
Bantahan Rektor
Rektor UNM, Profesor Karta Jayadi membantah tudingan tersebut.
Ia justru mengaku korbanlah yang membuatnya tidak nyaman karena sering memanggilnya dengan sebutan "Prof ganteng".
"Setiap dia WA saya, dia selalu menyebut Prof ganteng. Justru ini perbuatan tidak menyenangkan buat saya," kata Karta, Jumat, 22 Agustus 2025.
Karta menegaskan dirinya tidak mungkin melakukan perbuatan cabul. Apalagi sampai mengajak korban ke hotel. Ia pun menantang korban untuk membuktikan tuduhannya.
"Ajakan ke hotel perlu dibuktikan, jika ada WA saya seperti itu," katanya.
Ia menduga laporan tersebut muncul karena korban kecewa.
Pasalnya, baru-baru ini Karta memecatnya sebagai kepala pusat teknologi tepat guna karena dugaan pelanggaran akademik.
Karta menyebut dosen itu juga sudah seringkali ditegur.
"Sudah beberapa kali saya tegur. Ada banyak pelanggaran akademiknya, makanya saya pecat," ucapnya.
Menurut Karta, dirinya selama ini memiliki hubungan baik dan berkomunikasi layaknya rektor dan bawahan dengan dosen tersebut.
Namun, setelah diberhentikan, korban diduga berusaha memperburuk citranya.
"Semua diplintir karena bukan kebenaran yang dia usung, tapi mau membuat saya terganggu dan dicitrakan buruk," sebutnya.
Karta juga menyatakan akan melaporkan balik dosen tersebut ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik.
"Saya sudah diskusi dengan tim hukum dan saya akan lapor balik," pungkasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
Terkini
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Milik Siapa PT IMIP? Heboh Bandara Morowali Disebut Ilegal, Jadi 'Negara dalam Negara'
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan
-
Tahu Kabar Dapat Rehabilitasi Prabowo Saat Buka Puasa, Eks Dirut ASDP Senang: Alhamdulillah