Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan rencana kontroversial untuk mengalihfungsikan sebagian trotoar di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, sebagai lajur tambahan bagi kendaraan bermotor.
Kebijakan ini diambil sebagai solusi darurat untuk mengurai kemacetan kronis yang diperparah oleh masifnya proyek galian infrastruktur di koridor tersebut.
Pramono mengakui bahwa langkah ini merupakan sebuah dilema, namun harus ditempuh demi kelancaran arus lalu lintas.
Ia beralasan, kondisi jalur pedestrian di ruas jalan tersebut saat ini memang sudah tidak layak dan terpotong-potong akibat dampak pembangunan.
Oleh karena itu, ia memilih untuk sementara mengubah fungsinya guna memperlebar badan jalan.
Selain alih fungsi trotoar, gubernur juga telah memerintahkan kontraktor untuk memperkecil area kerja dan pagar pembatas proyek agar tidak terlalu memakan badan jalan.
“Dan saya sudah memerintahkan untuk bedeng-bedengnya dikecilin sebagian trotoarnya yang sekarang ini memang gak bisa digunakan secara baik bagi pejalan kaki karena memang beberapa juga terpotong-potong,” kata Pramono kepada wartawan, Minggu (24/8/2025).
Solusi Jangka Pendek
Menurut Pramono, kebijakan ini bersifat temporer dan akan berlaku hingga proyek-proyek galian rampung, yang ditargetkan selesai pada November 2025.
Baca Juga: Beresin Macet Horor, Pramono Anung Percepat Proyek Galian TB Simatupang Rampung November 2025
Langkah ini ditempuh sebagai bagian dari strategi jangka pendek untuk meredam kemacetan parah di Simatupang.
“Untuk sampai dengan bulan November digunakan untuk menangani lalu lintas terlebih dahulu nanti akan kami kembalikan. Jadi untuk itu saya secara khusus juga mohon maaf karena ini memang hal yang tidak bisa dihindari,” ujarnya.
Proyek galian yang tengah berjalan mencakup penataan kabel bawah tanah, pembangunan sistem sanitasi, hingga perbaikan saluran air yang dinilai vital untuk infrastruktur jangka panjang Ibu Kota.
“Ya memang Jakarta kan sedang membangun persoalan untuk memasukkan kabel ke dalam, kemudian sanitasi, kemudian juga saluran-saluran air inilah yang sedang ditangani. Dan ini mau tidak mau harus tetap dilakukan,” jelasnya.
Prioritas Hak Pejalan Kaki
Meskipun mengambil langkah yang mengorbankan hak pejalan kaki untuk sementara, Pramono menegaskan bahwa pemulihan fasilitas pedestrian tetap menjadi prioritas utamanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
Terkini
-
DPR Desak Polisi Gerak Cepat Usut Kasus Penculikan Anak Usai Tragedi Alvaro di Pesanggrahan
-
Disdik Turun Tangan, Bocah SD yang Viral Naik KRL Sendirian Bakal Pindah Sekolah
-
Nyawa Bumil Irene Sokoy Melayang Usai Ditolak RS di Papua, Puan Maharani: Kami Sangat Prihatin
-
Alvaro Tewas Dibunuh Ayah Tiri, Puan: Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Sudah Darurat, Harus...
-
Bukan Nekat! Ini Rangkaian Persiapan Sang Ibu Sebelum Biarkan Hafitar Naik KRL Sendirian
-
Lampu Hijau dari Balai Kota, Reuni 212 di Monas Sudah Kantongi Izin Pramono Anung
-
Sah! DPR Sepakati 7 Nama Calon Anggota Komisi Yudisial yang Baru di Paripurna, Ini Daftar Namanya
-
Dari Gundih Hingga Tambakrejo, Keberhasilan Kampung Pancasila Surabaya Tuai Apresiasi Nasional
-
Nilai Matematika TKA 2025 Jeblok, JPPI: Bukan Salah Guru, Ini Bukti Gagalnya Sistem Pendidikan
-
Viral Bocah SD Berangkat Sekolah Naik KRL dari Tangerang ke Jakarta Timur, Ternyata Ini Alasannya