Suara.com - Sidang gugatan sejumlah pasal yang berkaitan dengan proyek strategi nasional atau PSN dalam Undang-Undang Cipta Kerja kembali digelar Mahkamah Konstitusi atau MK dengan agenda mendengarkan keterangan dari pemerintah pada Senin (25/8/2025).
Gugatan dengan nomor perkara 112/PUU-XXIII/2025 itu diajukan Gerakan Rakyat Menggugat atau Geram PSN yang terdiri 19 pihak di antaranya dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia hingga masyarakat adat terdampak langsung dari PSN.
Tigor Gemdita Hutapea dari YLBHI salah satu advokat Geram PSN menilai keterangan pemerintah yang meminta agar gugatan mereka ditolak lebih ditekankan pada kepentingan ekonomi, dan mengabaikan hak masyarakat, khusus masyarakat adat yang terdampak.
Hal itu merujuk pada keterangan pemerintah yang disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi.
Dalam keterangannya, Elen menyampaikan jika gugatan Geram PSN dikabulkan akan menghambat investasi yang pada akhirnya berimbas pada tujuan pembangunan nasional demi kesejahteraan masyarakat tidak tercapai.
"Menurut kami itu tidak berdasar. Kenapa? Karena pemohon sendiri ini adalah masyarakat adat kebanyakan," kata Tigor kepada Suara.com, saat ditemui usai sidang di Gedung MK, Jakarta, Senin (25/8/2025).
"Dan masyarakat adat sendiri pada dasarnya sudah punya ekonomi secara mandiri bagi kehidupan mereka," katanya menambahkan.
Menurutnya, alih-alih melindungi dan menjaga kemandirian masyarakat adat, pemerintah justru merampas kehidupan dengan berbagai proyek strategis nasional.
"Yang seharusnya negara menjaga melalui peraturan UUD 1945. Jadi akhirnya kita melihat ada kepentingan ekonomi besar yang negara utamakan dengan cara menyingkirkan kedaulatan ekonomi, kedaulatan kemandirian ekonomi masyarakat adat di berbagai tempat," kata Tigor.
Baca Juga: Ironi di Ruang Sidang MK: Warga Terdampak PSN Datang dari Jauh, Pemerintah Minta Tunda, DPR Absen
Hal yang sama diutarakan Ketua Forum Masyarakat Adat Malind dan Kondodigun Merauke, Simon Petrus Balagaize yang turut hadir dalam sidang.
"Ada alines keempat, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tapi yang dibacakan ini adalah keadilan bagi pejabat," kata Simon kepada Suara.com.
Sebagai masyarakat adat, klaim pemerintah soal PSN demi kesejahteraan rakyat tidak pernah mereka rasakan.
Keberadaan PSN seperti cetak sawah hingga perkebunan sawit di Merauke, Papua Selatan, justru membuat kehidupan mereka semakin menderita.
Dia mencontohkan proses analisis dampak lingkungan atau Amdal yang diklaim pemerintah melibatkan masyarakat.
"Yang disampaikan sebagus mungkin tadi. Tapi yang terjadi di lapangan Amdal itu tidak dilaksanakan sebelum pembukaan hutan atau perusahaan masuk," kata Simon.
Berita Terkait
-
Pramono Marah Usai Blusukan Senyap di TB Simatupang: Parah Bangat, Gak Boleh Lagi Ada Pak Ogah!
-
Macet TB Simatupang karena Proyek PSN Bikin Geram, Pramono Akan Surati Pemerintah Pusat
-
Jeritan Masyarakat Terdampak PSN Industri Hijau Indonesia: Kami Dianggap Menumpang di Tanah Sendiri!
-
Ironi di Ruang Sidang MK: Warga Terdampak PSN Datang dari Jauh, Pemerintah Minta Tunda, DPR Absen
-
Sebut Airlangga Langgar HAM, Komnas HAM Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Proyek PSN PIK 2
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
Polda Metro Jaya Gelar Audiens dengan Keluarga Arya Daru Siang Ini: Ada Temuan Baru?
-
Reformasi Polri Harus Menyeluruh, Bukan Wajahnya Saja: KUHAP Baru Diminta Dibatalkan
-
Kejagung Periksa Eks Dirjen Pajak Suryo Utomo dalam Kasus Dugaan Manipulasi Pajak 20162020
-
Pagi Ini, KPK Masih Tunggu Surat Keputusan Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Dkk
-
Dompet Dhuafa Menyapa Masyarakat Muslim di Pelosok Samosir, Bawa Bantuan dan Kebaikan
-
Usai Dapat Rehabilitasi Prabowo, Kuasa Hukum Ira Puspadewi Langsung Sambangi KPK
-
Kementerian PANRB Raih Predikat Unggul IKK Award 2025
-
Viral! Warga Malah Nonton Saat Gunung Semeru Luncurkan Debu Vulkanik Raksasa di Jembatan Ini
-
Viral Stiker Keluarga Miskin Ditempel di Rumah Punya Mobil,Bansos Salah Sasaran Lagi?
-
Plot Twist! Kurir Narkoba Kecelakaan di Tol Lampung, Nyabu Dulu Sebelum Bawa 194 Ribu Ekstasi