- 'Bubarkan DPR' sebagai bentuk akumulasi kekecewaan kinerja wakil rakyat
- Peneliti Formappi Lucius Karus: Sudah 20 tahun wakil rakyat tak pernah serius
- Desakan 'Bubarkan DPR' jadi masuk akal
Suara.com - Seruan 'Bubarkan DPR' yang menggema di jalanan bukan sekadar reaksi emosional atas isu kenaikan tunjangan.
Menurut Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus tuntutan radikal tersebut merupakan akumulasi kekecewaan publik terhadap kinerja dewan yang dianggap tidak pernah serius berbenah sejak era reformasi.
Sedangkan, kenaikan tunjangan DPR hanya salah satu pemicu terakhir.
"Seruan itu menunjukkan pada DPR yang 20-an tahun sejak reformasi tak pernah serius melakukan perubahan," kata Karus saat dihubungi Suara.com pada Selasa (26/8/2025).
"Dari periode ke periode, masalah terkait DPR selalu sama, mulai dari korupsi, kinerja buruk, perilaku tak terpuji, hidup bermewah-mewah, dan lain-lain."
Ia menyebut, publik selama ini tidak tinggal diam, bahkan berbagai kritikan telah disampaikan.
Alih-alih menjadi bahan evaluasi, DPR justru sering kali sibuk membangun rasionalisasi untuk membela diri. Sikap inilah yang membuat publik merasa aspirasinya diabaikan.
"Publik nampaknya merasa bahwa menyampaikan kritik terus menerus ke DPR jadi sesuatu yang sia-sia. Oleh karena itu tampaknya tak ada cara lain lagi karena desakan untuk berubah tak digubris oleh DPR. Opsi yang tersisa, ya hapus saja lembaganya sekalian," ujarnya.
Bagi Karus, tuntutan untuk membubarkan DPR menjadi sangat masuk akal ketika berbagai cara lain untuk mendorong perubahan tidak direspons secara serius.
Baca Juga: Alamat Rumah Ahmad Sahroni Disebar di Medsos, Netizen: Udah Gue Sematin Tuh, Rudal Aja...
Publik, menurutnya, sampai pada satu titik kesimpulan logis.
"Publik merasa mempertahankan lembaga yang sama sekali tak mau berubah sama saja dengan meniadakan lembaga itu. Jadi dari sisi logika umum di atas, desakan membubarkan DPR bukan tanpa alasan," jelasnya.
Sebelumnya, aksi massa gabungan dari elemen mahasiswa, kelompok masyarakat, pelajar STM digelar di depan Kompleks Gedung Parlemen Jakarta pada Senin (25/8/2025).
Aksi yang berlangsung massif sejak siang hari tersebut sempat beberapa kali terjadi bentrok, bahkan pada malam hari bentrokan melebar hingga kawasan Slipi dan Petamburan.
Ratusan demonstran ditangkap polisi dalam aksi tersebut hingga tengah malam.
Sayangnya, selama aksi berlangsung tidak ada satu pun anggota DPR yang menemui massa, meski mereka sedang menggelar rapat di gedung parlemen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
Terkini
-
Hilang 3 Hari, Siswi SMP di Tambora Ditemukan di Banten, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Pramono Anung Resmi Larang Jual Beli Daging Kucing dan Anjing di Jakarta
-
Dipecat PBNU karena Isu Zionis, Siapa Sebenarnya Charles Holland Taylor?
-
Ibu Hamil Meninggal di Jayapura, Kemenkes Usut Dugaan Penolakan di 4 Rumah Sakit
-
Pamit Beli Kado, Remaja Tambora yang Hilang 3 Hari Lalu Akhirnya Ditemukan di Banten
-
Bengisnya Ibu Tiri di Bandung: Sari Mulyani Tersangka, Autopsi Ungkap Siksaan Sadis pada Balita
-
Mengenal Wisata Kampung Belgia di Jember: Kampung Kolonial Berusia Seabad yang Tetap Menawan
-
Gelombang Aspirasi Mengalir, Komisi Percepatan Reformasi Polri Siapkan Langkah Perubahan
-
3 Prajurit Penculik Kacab Bank Dijerat Pembunuhan Berencana, Berkas Segera Dilimpahkan ke Oditurat!
-
Isu Pemakzulan Gus Yahya dari Ketum PBNU Memanas, PKB: Kita Nggak Ikut-ikutan