Suara.com - Gelombang aksi protes mahasiswa yang kembali memanas di berbagai daerah menjadi sorotan tajam pengamat politik sekaligus Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.
Ia mengidentifikasi adanya pergeseran fundamental dalam pola gerakan, di mana Generasi Z (Gen Z) dan bahkan Generasi Alpha kini menjadi motor penggerak utama dengan media sosial sebagai senjata andalan mereka.
Menurut Ubedilah, kekuatan jari-jemari generasi muda di platform digital ini menciptakan sebuah dinamika baru yang berpotensi menjadi tantangan serius dan ancaman yang harus diwaspadai oleh pemerintah saat ini.
Dalam analisisnya di Podcast Forum Keadilan TV, Ubedilah menjelaskan bahwa demonstrasi yang bermunculan bukanlah gerakan yang terorganisir secara masif sejak awal, melainkan reaksi spontan.
Pemicu utamanya adalah persepsi publik terhadap arogansi dan praktik korupsi para elite politik, terutama terkait pembahasan tunjangan di tengah minimnya akuntabilitas mereka kepada rakyat.
Namun, yang membedakan gelombang protes kali ini adalah kecepatan mobilisasi yang dimotori oleh generasi yang lahir dan besar di era digital.
"Generasi ini sangat melek media sosial," ujar Ubedilah dikutip pada Kamis (28/8/2025).
Ia menyoroti bagaimana anak-anak muda ini mampu bereaksi dengan sangat cepat terhadap isu-isu politik yang viral di linimasa mereka.
Fenomena ini, menurutnya, menciptakan sebuah kekuatan baru. Meskipun pemahaman awal mereka terhadap substansi masalah mungkin belum mendalam, kecepatan mereka dalam merespons dan menyebarkan informasi mampu menggalang massa dalam waktu singkat.
Baca Juga: Klik Link Ini Sekarang, Ratusan Ribu Saldo DANA Kaget Siap Diklaim Hari Ini
"Para pemuda ini cepat bereaksi terhadap isu-isu politik yang mereka temui secara online, bahkan jika pemahaman mereka terhadap masalah tersebut belum mendalam," tambah Ubedilah, menggarisbawahi karakteristik utama aktivisme gaya baru ini.
Ubedilah memandang gerakan ini sebagai kelanjutan dari warisan aktivisme mahasiswa di masa lalu, namun dengan pendekatan yang lebih kritis dan metode yang jauh lebih modern.
Aksi mereka mencerminkan akumulasi kemarahan publik yang lebih luas, yang dipicu oleh isu korupsi yang merajalela, kemunduran demokrasi, serta ketidaksetaraan ekonomi yang semakin terasa.
Baginya, pemerintah tidak bisa lagi memandang sebelah mata aksi-aksi ini sebagai sekadar riak kecil.
"Pemerintah perlu menyadari bahwa aksi protes ini adalah respons terhadap kegagalan mereka dalam mengatasi kekhawatiran publik," tegasnya.
Lebih jauh, Ubedilah Badrun memproyeksikan bahwa gerakan mahasiswa ini berpotensi menjadi tantangan yang semakin besar bagi stabilitas pemerintah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus
-
TelkomGroup Fokus Lakukan Pemulihan Layanan Infrastruktur Terdampak Bencana di Sumatra Utara - Aceh
-
Provinsi Maluku Mampu Jaga Angka Inflasi Tetap Terkendali, Mendagri Berikan Apresiasi
-
KPK Beberkan 12 Dosa Ira Puspadewi di Kasus ASDP, Meski Dapat Rehabilitasi Prabowo
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
-
Siapa Vara Dwikhandini? Wanita yang Disebut 24 Kali Check In dengan Arya Daru Sebelum Tewas
-
Prarekonstruksi Ungkap Aksi Keji Ayah Tiri Bunuh Alvaro: Dibekap Handuk, Dibuang di Tumpukan Sampah
-
Eks MenpanRB Bongkar Praktik Titipan CPNS Masa Lalu: Banyak, Kebanyakan dari Kalangan Kepala Daerah
-
Banjir Kepung Sumatera, DPR Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Rombakan Besar Prolegnas 2026: RUU Danantara dan Kejaksaan Dihapus, RUU Penyadapan Masuk Radar Utama