Suara.com - Indonesia kembali diuji. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan berbangsa, gelombang kerusuhan muncul di sejumlah tempat, menyisakan tanya dan kecemasan.
Guru Gembul, sosok yang dikenal dengan analisis tajamnya, menyuarakan kekhawatiran mendalam yang patut kita renungkan bersama. Ia melihat potensi bahaya yang mengintai di balik gejolak ini, bahkan hingga kemungkinan terburuk: darurat militer.
"Saya tidak tahu siapa yang menunggangi," ujar Guru Gembul dikutip dari Youtube Guru Gembul. Namun, ia tidak menampik kekhawatirannya akan terulangnya peristiwa besar seperti Reformasi.
Bukan demi rakyat, katanya, melainkan "lagi-lagi ini demi kelompok tertentu." Sebuah peringatan keras bagi kita semua untuk melihat lebih dalam motif di balik setiap gerakan massa. Apakah benar-benar murni aspirasi rakyat, ataukah ada agenda tersembunyi yang sedang dimainkan?
Bayang-bayang Darurat Militer: Ketika Keos Menjadi Pintu
Kekhawatiran Guru Gembul tak berhenti di sana. Ia bahkan menyinggung kemungkinan terburuk: "darurat militer." Sebuah skenario yang menyeramkan, di mana "Indonesia sudah terlalu keos, maka ini menjadi pintu buat tentara agar bisa menyelenggarakan pemerintahan militer mereka."
Meskipun ia sendiri mengaku tidak tahu apakah darurat militer akan diberlakukan, ia menegaskan, "kalau misalkan ke arah sana itu bahaya sekali."
Spekulasi ini semakin menguat dengan pertanyaan Guru Gembul, "Presiden kita yang sekarang itu kan tentara bukan tukang kayu gitu. Apakah skenario bahwa dialah yang selama ini ada di balik itu memang benar-benar nyata atau tidak, saya tidak tahu." Sebuah pertanyaan retoris yang menggantung, mengajak kita untuk berpikir kritis.
Menyikapi potensi bahaya ini, Guru Gembul memberikan pesan penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk Influencer dia mengingatkan untuk menahan diri dari godaan ajakan-ajakan yang tidak jelas.
Baca Juga: Ricuh! Massa Demo Kendaraan Taktis Polisi di Depan Gedung DPRD Bali
Untuk Mahasiswa, Guru Gembul mengimbau tidak terprovokasi ajakan-ajakan untuk melakukan aksi aksinya kekerasan dan sebagainya dan selalu mengedepankan akal sehat.
"Untuk Rakyat Jelata. Mungkin aja akan ada yang dibayar Rp50.000, Rp30.000 untuk datang ke satu tempat kemudian untuk melakukan demonstrasi di mana mereka dipancing ke arah tertentu sehingga terjadi kerusuhan dan sebagainya. Masyarakat untuk waspada dan tidak mudah tergiur iming-iming sesaat yang dapat menyeret ke dalam lingkaran kekerasan," ujarnya.
Satu hal yang ditegaskan Guru Gembul adalah keyakinannya bahwa "kalau misalkan ada sekelompok besar masyarakat bergerak ke arah yang sama dan dengan tujuan yang sama, maka pasti ada komandannya, pasti ada dalangnya. itu pasti." Ini bukan lagi tentang spontanitas, melainkan sebuah operasi yang terencana, "sebuah operasi yang tidak kita ketahui."
Di akhir pesannya, Guru Gembul berharap ia salah. "Semoga saya salah ya kan. Semoga tidak ada orang yang seperti itu." Namun, ia juga realistis. "Tapi kalau misalkan ada yang seperti itu ya bersiap-siaplah."
Kemarahan yang Dimanfaatkan
"Inilah nasib kita di Indonesia," keluhnya. Bahkan kemarahan dan tuntutan rakyat, alih-alih diapresiasi dan diwujudkan, justru "dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencapai tujuan tertentu."
Berita Terkait
-
Ricuh! Massa Demo Kendaraan Taktis Polisi di Depan Gedung DPRD Bali
-
Rocky Sebut Demo Hari ini Akumulasi Pemerintahan Jokowi 10 Tahun
-
Rumah Sahroni Digeruduk, Nilai SMP Dibongkar! Karma 'Orang Tolol Sedunia'?
-
Temuan Ferry Irwandi di Lokasi Demo: Ada Kelompok 'Bersenjata' Sengaja Bikin Rusuh
-
Geruduk Rumah Ahmad Sahroni, Massa Berhasil Jebol Pintu dan Jarah Barang-barang
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Jalan Buntu Paulus Tannos: Praperadilan Ditolak, KPK Kebut Proses Ekstradisi
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029
-
Respons Ajakan Taubatan Nasuha Cak Imin, Politisi Golkar: Tak Pantas Bercanda di Tengah Duka
-
Wamendagri Bima Tinjau Lokasi Banjir di Solok, Pastikan Pendataan Akurat dan Pemulihan Cepat
-
MoU Menteri Mukhtarudin dengan Tiga Gubernur: Realisasikan Program Quick Win Presiden Prabowo
-
KPK 'Kuliti' Harta Ridwan Kamil, Dikejar Soal Dana Gelap BJB hingga Mercy BJ Habibie
-
PBNU Sebut Tudingan TPPU Prematur, Ada Manuver Politik Jegal Gus Yahya?
-
Akses Masih Terputus, Pemerintah Fokus Buka Jalur ke Wilayah Terisolir di Aceh dan Sumut
-
Update Basarnas 2 Desember: 583 Orang Meninggal dan 553 Hilang dalam Bencana Sumatera
-
Ditangkap di Kamboja, Dewi Astutik Ternyata Pengendali Jaringan Fredy Pratama di Golden Triangle!