Saksi mata menuturkan adanya sebuah sinyal sebelum penyerbuan dimulai, sebuah penanda yang tak lazim untuk aksi massa.
"Aba-aba itu adalah kembang api, karena segera setelah bunyi kembang api, massa merangsek masuk komplek," jelas seorang saksi.
Lebih dari itu, para pelaku bahkan memanfaatkan teknologi modern untuk memastikan serangan mereka berjalan mulus.
Beberapa saksi mata melaporkan adanya penggunaan drone yang terbang di sekitar area untuk memantau situasi, memberikan gambaran seolah ini adalah sebuah operasi yang terstruktur.
Para pelaku yang digambarkan masih sangat belia, "paling tua mungkin 25 tahun, kebanyakan masih remaja," bergerak dengan beringas.
Mereka tak hanya menjarah barang-barang berharga seperti televisi dan perabotan, namun beberapa di antaranya juga kedapatan membawa senjata.
"Jumlah mereka banyak sekali dan ada yang membawa senjata tajam," tambah Renzi.
Kewalahan oleh jumlah massa yang masif dan terorganisir, petugas keamanan di lokasi tak mampu berbuat banyak.
"Kami tak kuasa mencegahnya, terlalu banyak," tutur Jayadi pasrah. Ketakutan menyelimuti warga sekitar yang hanya bisa menjadi saksi bisu dari balik jendela rumah mereka.
Baca Juga: 9 Penjarah Rumah Uya Kuya Diciduk, Polisi Buru Pelaku Lain yang Terekam Video: Jumlahnya Banyak
"Saya hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumah saya saja, tak berani keluar, karena banyak sekali orang-orang yang datang," ujar seorang tetangga yang masih trauma.
Hingga Minggu pagi, sisa-sisa penjarahan masih berserakan di depan rumah, menjadi bukti bisu kebrutalan yang terjadi semalam.
Kini, puluhan personel TNI telah diturunkan untuk menjaga ketat kediaman Menkeu, memberikan rasa aman bagi warga sekaligus mengantisipasi potensi aksi susulan.
Meski tidak ada korban jiwa, insiden ini meninggalkan luka mendalam dan menjadi catatan kelam tentang bagaimana sebuah aksi anarkis dapat dieksekusi dengan perencanaan matang di jantung kota.
Tag
Berita Terkait
-
9 Penjarah Rumah Uya Kuya Diciduk, Polisi Buru Pelaku Lain yang Terekam Video: Jumlahnya Banyak
-
Fatwa Keras MUI di Tengah Demo Panas: Penjarahan Haram, Gaya Hedon Pejabat Juga Disorot
-
Sebelum Tangkap 9 Penjarah Rumah Uya Kuya, Polisi Akui Sempat Kewalahan Halau Massa Penjarah
-
Penjarahan Rumah Pejabat Dinilai Janggal, Ananda Badudu: Rumah Sri Mulyani Sus Banget
-
Penjarahan Rumah Uya Kuya di Pondok Bambu: Polisi Tangkap 9 Orang, Dalami Peran Pelaku
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
-
Gubernur BI : Tiga Kunci Ini Bisa Bikin Indonesia Meroket di 2026, Apa Saja?
Terkini
-
Jejak Gus Yaqut di Skandal Kuota Haji, KPK Bongkar 'Permainan' Jatah Tambahan 20 Ribu
-
Respons Golkar Usai Bupati di Aceh Bilang Prabowo Presiden Seumur Hidup
-
Antisipasi Rob Saat Nataru 2026, Pemkab Siagakan Ratusan Satgas dan Pompa Apung di Kepulauan Seribu
-
Geger Audit PBNU, KPK Siap Turun Tangan Usut Dugaan Aliran Duit Korupsi Mardani Maming
-
Dituding Jadi Biang Bencana Banjir Sumut, PT Toba Pulp Lestari: Operasional Kami 'TAAT' Aturan
-
Ratu Sabu Golden Triangle Tumbang, Dewi Astutik Diciduk dalam Operasi Senyap di Kamboja
-
Mensos Saifullah Yusuf Ungkap Bantuan ke Sumatra Sempat Tertahan Dua Hari Akibat Akses Tertutup
-
Polda Metro Jaya Bongkar Gudang Amunisi Ilegal di Jakarta Barat, Ratusan Peluru Disita
-
Paksa Napi Makan Daging Anjing, Kalapas Enemawira Dinonaktifkan dan Jalani Sidang Etik Hari Ini
-
Lebih dari 1000 Anak di Jakarta Jadi Korban Kekerasan, Pramono Anung: 56 Persen Terjadi di Rumah