Suara.com - Pada hari ini, Senin, 1 September 2025, sejumlah kelompok masyarakat, mulai dari mahasiswa hingga mantan dosen, menggelar aksi damai untuk menyuarakan aspirasi di Jakarta.
Setidaknya 8 (delapan) lokasi menjadi titik kumpul massa, yang tersebar di wilayah strategis seperti Tanah Abang, Gambir, Senen, Menteng, hingga Sawah Besar.
Aksi ini tidak hanya menarik perhatian publik tetapi juga memengaruhi aktivitas sehari-hari, terutama bagi para pengguna jalan. Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan mengantisipasi potensi kemacetan.
Polisi telah mengeluarkan peringatan agar warga mencari jalur alternatif untuk menghindari kepadatan lalu lintas di sekitar area demonstrasi.
Berdasarkan informasi yang diterima, semua aksi ini telah dilaporkan dan dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku.
7 Titik Lokasi Demo di Jakarta Hari Ini 1 September 2025
Aksi yang berlangsung di tujuh titik ini membawa beragam isu. Berikut rinciannya:
1. Gedung DPR/MPR RI (Tanah Abang)
Aliansi BEM Tangerang Selatan, yang beranggotakan sekitar 50 orang, menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1998, pengesahan RUU Perampasan Aset, dan penolakan sejumlah program strategis nasional. Mereka juga mendesak agar gaji anggota DPR diturunkan dan RUU KUHAP ditolak.
Baca Juga: Mahasiswa Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Gugur di Tengah Aksi Demo: Fakta Apa yang Perlu Diketahui?
2. Silang Selatan Monas (Gambir)
Ada dua kelompok yang menggelar aksi di lokasi ini. Pertama, Lembaga Bantuan Hukum DPD KNPI DKI Jakarta dengan sekitar 200 peserta menyoroti kasus kematian pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob.
Kedua, Pengurus Pusat PMKRI yang beranggotakan sekitar 30 orang menuntut pencopotan Kapolri dan beberapa menteri yang merangkap jabatan. Mereka juga menuntut penghentian program makan bergizi gratis.
3. Sawah Besar
Di lokasi ini, dua kelompok berbeda juga menggelar aksi. Gerakan Mahasiswa Pejuang Rakyat (Gempar) berunjuk rasa di depan Kementerian Agama RI untuk menuntut pengusutan dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji.
Sementara itu, Gerakan Muda Anti Korupsi beraksi di depan kantor BPS RI, mendesak evaluasi terhadap kinerja lembaga tersebut.
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Gambir)
Seorang mantan dosen dari Universitas Muhammadiyah Madiun melakukan aksi tunggal terkait dugaan ijazah ilegal tahun 2022. Ia menyoroti keberpihakan tim audit Itjen Kemendikbudristek dalam kasus tersebut.
5. Kantor Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Gambir)
Koalisi Mahasiswa Nusantara (Kamnas) menggelar aksi untuk mendesak pengusutan tuntas dugaan korupsi dalam distribusi anggaran beasiswa.
6. Kantor DPP Partai Nasdem (Menteng)
Komunitas Pemantau Korupsi menuntut agar kader Partai Nasdem, Amelia Anggraini, diperiksa terkait dugaan korupsi program biskuit balita dan ibu hamil.
7. Depan Sat Brimob Polda Metro Jaya (Kwitang)
Kelompok Bangun Indonesia Maju menyoroti dugaan tindakan represif anggota Brimob terhadap pengemudi ojek online. Aksi ini diikuti oleh sekitar 30 orang.
8. Gedung KPK
Ratusan warga Pati diagendakan melakukan aksi di sekitaran gedung KPK pada hari ini. Aksi ini menuntut Bupati Pati, Sudewo, ditangkap dan segera ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan pembangunan jalur kereta api di Wilayah Jawa Tengah/Solo Balapan DJKA Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI Anggaran 2018-2022.
Di tengah ramainya aksi di berbagai titik, Aliansi BEM SI Kerakyatan Jabodetabek Banten memutuskan untuk menunda rencana demo mereka.
Sejatinya, mereka berencana untuk menuntut pembatalan tunjangan dewan. Namun, melihat situasi dan kondisi yang kurang kondusif, mereka memilih untuk menangguhkan rencana tersebut.
Menyikapi gelombang unjuk rasa yang terjadi beberapa hari terakhir, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan tanggapannya. Beliau menekankan bahwa penyampaian aspirasi adalah hak setiap warga negara, namun harus dilakukan secara damai.
Presiden memperingatkan bahwa tindakan anarkis, seperti merusak fasilitas umum, penjarahan, atau tindakan yang membahayakan nyawa, merupakan pelanggaran hukum. Dalam situasi tersebut, negara memiliki kewajiban untuk hadir dan melindungi masyarakat.
Secara keseluruhan, gelombang unjuk rasa ini menjadi cerminan dari beragam isu yang dihadapi bangsa, mulai dari isu sosial, politik, hingga hukum. Pemerintah dan penegak hukum diharapkan dapat merespons tuntutan ini dengan bijak, sambil tetap memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kontributor : Rizqi Amalia
Berita Terkait
-
Panduan Lengkap Rute Transjakarta 2025: Peta Jaringan BRT, Mikrotrans, hingga Bus Wisata
-
CEK FAKTA: Polisi Penabrak Ojol Meninggal Dunia saat Demo 28 Agustus 2025, Benarkah?
-
Petugas Jalan Tol Makassar Menangis Lihat Pos Dibakar Massa
-
Siapa Syahroni? Eks Persija Jakarta Jadi Sasaran Amuk Karena Dikira Ahmad Sahroni
-
Ojol Tewas Dikeroyok Depan Kampus UMI, Keluarga Minta Keadilan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri