Ancaman Kudeta Militer Mengintai
Kurlantzick juga memperingatkan bahwa kelemahan politik yang terjadi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kudeta militer.
Thailand memiliki sejarah panjang kudeta, yang terjadi pada tahun 2006 dan 2014. Kudeta 2006 menggulingkan ayah Paetongtarn, Thaksin Shinawatra, sementara kudeta 2014 terjadi setelah Mahkamah Konstitusi mencopot saudara perempuannya, Yingluck Shinawatra.
Menurut Kurlantzick, jika parlemen bubar dan pemilu kilat diadakan, militer dan istana tidak menginginkannya.
"Dalam pemilu kilat yang bebas, Partai Bergerak Maju, yang progresif dan berdedikasi pada reformasi militer dan monarki, memiliki peluang sangat bagus untuk memenangkan mayoritas mutlak di Parlemen dan memilih Perdana Menteri. Itu akan menjadi bencana bagi militer dan istana," jelasnya.
Partai Bergerak Maju, di bawah pimpinan Pita Limjaroenrat, sebenarnya telah memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu 2023, namun gagal membentuk pemerintahan.
Partai tersebut akhirnya dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2024 karena dianggap melanggar konstitusi dengan mengusulkan amandemen undang-undang lèse-majesté.
Kurlantzick menilai, "jika Parlemen runtuh, militer mungkin merasa tidak ada pilihan lain selain kudeta," dan menekankan bahwa ini adalah "kemungkinan yang sangat nyata."
Pandangan ini didukung oleh makalah dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah lembaga think tank di Washington.
Baca Juga: Dijebak Rekan Kerja, WNI Dijual ke Kamboja dan Diancam Jadi Korban Perdagangan Organ
CSIS menyatakan bahwa militer, monarki, dan elite tradisional Thailand memandang demokrasi elektoral sebagai ancaman bagi kendali mereka.
Laporan tersebut menambahkan, "mereka melihat diri mereka sebagai penjaga stabilitas nasional, sering kali memandang pemilih populis yang sebagian besar berada di pedesaan sebagai tidak siap untuk partisipasi politik yang terinformasi."
Ketidakstabilan politik ini juga berpotensi memperburuk perekonomian Thailand. Saat ini, ekonomi negara tersebut tengah berjuang menghadapi tarif dari pemerintahan Trump dan menjadi salah satu pasar dengan kinerja terburuk di Asia. Indeks SET telah jatuh 11,7% sepanjang tahun ini.
Radhika Rao, ekonom senior di DBS Bank, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Thailand berada di "sisi yang lebih lambat," meskipun bank sentral masih diperkirakan akan memotong suku bunga untuk mendukung pertumbuhan.
Analis Nomura juga memproyeksikan pertumbuhan PDB hanya 1,8% untuk tahun 2025. Angka ini sejalan dengan perkiraan yang diturunkan oleh Bank Dunia pada Juli, yang memangkas proyeksi pertumbuhan Thailand menjadi 1,8% dari 2,9% sebelumnya.
Ketidakpastian politik dan pelemahan pertumbuhan ekonomi ini telah membuat analis Nomura memperkirakan kemungkinan penurunan peringkat kredit negara oleh Moody's dalam beberapa kuartal mendatang.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Drama Thailand Tayang September 2025, Ada The Dark Dice
-
Sadis! Sandy Walsh Cetak Gol, Mulai Unjuk Gigi Jadi Pemain Ganas di Liga Thailand
-
120 Ribu Warga Mengungsi Akibat Konflik Kamboja-Thailand
-
Rachaphon Hadir di Bogor, Suguhkan Cita Rasa Thailand Autentik yang Pas di Lidah Indonesia
-
Sinopsis The Ideal City, Drama Terbaru Kem Hussawee dan Pinkploy Paparwadee
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Alarm Hari HAM: FSGI Catat Lonjakan Tajam Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2025
-
Tinjau Bencana di Aceh, Presiden Prabowo Targetkan Perbaikan Jembatan dalam Sepekan
-
Standar Dapur MBG Ditingkatkan, Insentif Fasilitas Harian Rp 6 Juta Kini Bisa Dioptimalkan
-
Bantuan Bencana Sumatra Tembus Rp 66 Miliar, Kemensos Mulai Masuk ke Daerah Terisolir
-
Bantu Identifikasi Jenazah Korban Longsor, Polda Riau Kirim Peti Pendingin ke Agam
-
Fenomena Donasi Bencana: Rocky Gerung Sebut Nilai Kemanusiaan 'Tumbuh Subur' di Luar Pemerintah
-
Soal Krisis Lingkungan, Menag Nasaruddin Dorong Ekoteologi Lintas Agama
-
Wamensos Agus Jabo Ungkap Parahnya Dampak Banjir Bandang di Aceh Tamiang
-
Prabowo Berangkat Menuju Aceh Pagi Ini: Kita Buktikan Reaksi Pemerintah Cepat
-
Ustaz Adi Hidayat: Elit Politik Stop Atraksi, Mohon Perhatian Tulus untuk Korban Bencana