- Tragedi Pejompongan picu krisis kepercayaan terhadap pemerintahan Prabowo
- Kang Ubed desak "cuci gudang" total, termasuk pergantian Kapolri dan reformasi sistemik
- Jika tuntutan rakyat diabaikan, potensi gelombang perlawanan akan terus membesar
Suara.com - Gelombang kemarahan publik terus membesar pasca-demo berdarah di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) yang menewaskan Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol).
Tragedi ini menjadi titik balik yang menempatkan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto di persimpangan jalan.
Di tengah situasi yang memanas, sosiolog sekaligus aktivis '98, Kang Ubedilah Badrun, menyerukan "cuci gudang" sistemik sebagai langkah penyelamatan bangsa.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, Selasa (2/9/2025) dengan judul "Ubed Buka Penyebab Amuk Massa. Kapolri Harus Diberhentikan. Tragedi Demonstran di DPR | #SPEAKUP".
"Penyebab peristiwa ini terjadi karena performa elite politik yang buruk," kata Kang Ubed.
Menurutnya, krisis ini bukan hanya tanggung jawab elite baru tetapi juga akumulasi masalah dari periode sebelumnya, termasuk kinerja menteri dan kasus korupsi yang tak kunjung tuntas.
"Korupsi merajalela," tegasnya.
Dia juga menyinggung laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tentang peredaran uang korupsi bernilai triliunan rupiah, yang mencerminkan lemahnya pengawasan dan integritas pemerintah.
Kang Ubed menilai, Prabowo kini memiliki momentum emas untuk membuktikan kepemimpinannya.
Baca Juga: Mensos Gus Ipul Turun Tangan! Keluarga Affan Kurniawan Dapat Peluang Usaha Mandiri
Ia mendesak Presiden untuk merombak kabinet secara total, mengganti Kapolri dan Kapolda yang dianggap gagal mengendalikan situasi, serta mengesahkan undang-undang yang benar-benar berpihak kepada rakyat.
"Kalau itu semua dipenuhi, selesai," kata Kang Ubed penuh keyakinan.
"Tapi kalau tidak, itu akan meningkatkan akumulasi kemarahan public," imbuhnya.
Desakan ini, lanjutnya, bukan sekadar pergantian pejabat biasa, tetapi pembersihan menyeluruh dari lingkar kekuasaan yang selama ini dinilai gagal membawa perubahan signifikan bagi rakyat.
Lebih jauh, Kang Ubed menyarankan agar langkah bersih-bersih ini tidak berhenti pada jajaran menteri saja.
Ia menekankan bahwa jika kerusakan yang terjadi bersifat sistemik, maka Wakil Presiden pun tidak boleh dikecualikan.
Berita Terkait
-
Din Syamsuddin Cium Skenario Makar: Ini Rekayasa Politik untuk Jatuhkan Prabowo!
-
Riza Chalid Ada Di Mana? Namanya Trending Dikaitkan dengan Demo
-
Keluarga Diberi Kabar Kecelakaan, Tapi Luka Lebam Iko Juliant Ungkap Fakta Lain?
-
Live TikTok Kembali, Pemerintah Minta Waspada Konten Provokatif dan Kekerasan
-
Siapa Nama Asli Dibalik Akun Twitter NdrewsTjan? Jadi Sorotan Ferry Irwandi Pasca Demo
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
-
Polda Riau Kirim Bantuan Gelombang Keempat, 3.459 Alat Kerja Dikerahkan ke Aceh dan Sumbar
-
Arogansi Opang Stasiun Duri: Viral Pukuli Ojol, 2 Pelaku Diciduk Meski Korban Hilang