- Bripka Rohmat, sopir rantis, divonis sanksi demosi selama 7 tahun.
- Ia menangis, sebut tak sengaja dan hanya menjalankan perintah dari pimpinan.
- Memohon tetap bertugas demi keluarga, termasuk anak berkebutuhan khusus.
Suara.com - Suara bergetar dan tangis Bripka Rohmat pecah dalam sidang etik yang digelar di Gedung TNCC Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Sopir kendaraan taktis Brimob yang melindas pengemudi ojol Affan Kurniawan, menyampaikan pembelaan emosional di hadapan majelis sidang etik.
Ia memohon belas kasih Pimpinan Polri lantaran memiliki dua anak yang salah satunya berkebutuhan khusus dan bergantung padanya.
Pembelaan pilu itu disampaikan Bripka Rohmat sesaat setelah dijatuhkan sanksi mutasi demosi selama 7 tahun kepadanya.
Dalam pembelaannya, Rohmat dengan tegas menyatakan bahwa insiden yang merenggut nyawa Affan Kurniawan bukanlah sebuah kesengajaan.
"Jiwa kami Tribrata yang mulia, jiwa kami Tribrata untuk melindungi, melayani, dan melayani masyarakat, yang mulia. Tidak ada niat sedikit pun yang mulia untuk mencederai apalagi sampai menghilangkan nyawa yang mulia," katanya.
Ia menegaskan bahwa posisinya di lapangan saat itu adalah sebagai seorang prajurit yang hanya menjalankan perintah.
"Saya sebagai Bhayangkara Brimob, Bhayangkara Polri hanya menjalankan tugas pimpinan. Bukan kemauan diri sendiri. Namun hanya melaksanakan tugas dari pimpinan," ujarnya.
Mohon Kesempatan Demi Keluarga
Baca Juga: Bripka Rohmat Supir Kendaraan Taktis yang Tewaskan Affan Disanksi Mutasi 7 Tahun!
Rohmat kemudian memohon agar diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pengabdiannya di Polri hingga masa pensiun.
Ia mengungkap kondisi keluarganya yang sulit dan ketergantungannya pada gaji sebagai anggota Polri.
Ia menyebut memiliki istri dan dua anak yang masih membutuhkan biaya.
"Yang pertama sedang kuliah. Yang kedua memiliki keterbatasan mental. Dan tentunya, keduanya membutuhkan kasih sayang dan membutuhkan biaya untuk kuliah maupun kelengkapan hidup keluarga kami," ujarnya.
Selama 28 tahun mengabdi, Rohmat mengklaim tidak pernah sekalipun melakukan pelanggaran etik maupun pidana.
"Kami memohon kepada pimpinan Polri, sekiranya dapat memberikan waktu kepada kami untuk menyelesaikan tugas pengabdian ini kepada Polri hingga sampai pensiun. Karena kami tidak punya penghasilan lain yang Mulia," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Eks Pejabat Pertamina Sebut jika Terminal OTM Setop Beroperasi, Distribusi Energi Terganggu
-
Eks Pejabat Pertamina Akui Tak Punya Bukti, Intervensi Riza Chalid Ternyata Cuma Asumsi
-
Studi Ungkap Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sejak Awal Tak Layak: Pelajaran Mahal untuk Indonesia
-
Data Kelam Amnesty International: 5.538 Korban Kekerasan Aparat di Tahun Pertama Prabowo
-
Amnesty Catat Peningkatan Pelanggaran HAM di Era Prabowo-Gibran, Korban Terbanyak Jurnalis
-
Terungkap di Sidang: 'Utusan' Riza Chalid Datangi Rumah Direktur Pertamina
-
Anggaran Bansos 2025 Meningkat Drastis Jadi Rp110 Triliun, Sasar Jutaan Penerima Baru
-
Bukan Pidato Biasa, Bahlil 'Roasting' Tipis-tipis Petinggi Golkar Pakai Gaya Prabowo
-
Di Balik Layar Kementerian Haji dan Umrah, Presiden Prabowo Ungkap Alasan Sebenarnya
-
Ridwan Kamil Tutup Pintu Damai! Lisa Mariana Terancam Dipenjara?