- BEM SI Kerakyatan mendesak Presiden Prabowo membentuk tim investigasi makar.
- Tim Investigasi Makar jangan libatkan TNI dan Polri.
- Mahasiswa juga meminta pemerintah tegas menolak militerisme.
Suara.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI Kerakyatan, meminta Presiden Prabowo segera membentuk tim pencari fakta alias TPF Makar.
Hal itu disampaikan perwakilan BEM SI Kerakyatan ketika bertemu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, serta Menteri Pendidikan Tinggi (Mendikti) Brian Yuliarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/9/2025) malam.
"Dalam pertemuan, kami menyampaikan 17+8 tuntutan rakyat. Kami secara tegas juga menekan, menuntut, Presiden RI segera membentuk tim investigasi terkait dugaan makar," kata Koordinator Media BEM SI Kerakyatan Pasha Fazillah Afap.
Dia mengatakan, tim investigasi itu harus berisi sosok maupun lembaga independen tanpa melibatkan institusi TNI maupun Polri.
Menurutnya, pembentukan tim investigasi yang independen ini sangat penting untuk mengetahui asal muasal kerusuhan, penjarahan, yang membarengi aksi-aksi massa.
Selain tim investigasi makar dan kerusuhan, dia menuturkan mahasiswa juga menekan pemerintah untuk mempercepat pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
"Kami juga sebelumnya sudah menyampaikan tuntutan ini di DPR. Kini, kami merasa perlu menekannya langsung di hadapan eksekutif."
Pasha menyebut, pihak Istana memberikan respons yang positif terhadap tuntutan mahasiswa.
"Mensesneg sudah memberikan respons yang cukup positif dan segera disampaikan ke Bapak Presiden. Mereka bilang presiden tidak bisa menemui karena mengikuti acara maulid di Istiqlal," kata dia.
Baca Juga: Hasil Dialog Bareng Mahasiswa di Istana: Tuntutan 17+8 Dibawa Menteri Sampai ke Meja Presiden
Prabowo harus tolak militerisme
Kaleb Otniel Aritonang, Ketua BEM UPN Veteran Jakarta, menambahkan poin tuntutan lain yang tak kalah penting.
Ia menegaskan pemerintah, baik lembaga eksekutif, yudikatif, maupun legislatif, harus secara konsisten menegakkan supremasi sipil dan menolak segala bentuk militerisme yang dapat mengancam demokrasi.
"Kami sekali lagi BEM SI Kerakyatan juga menekankan bahwasanya pemerintah, eksekutif, yudikatif, dan legislatif, menegakkan supremasi sipil dan tolak militerisme, sebab seharusnya militer menjadi alat negara dan harus balik ke barak," tegas Kaleb.
Ia juga menyinggung tentang 17+8 tuntutan rakyat yang sedang menjadi tren, di mana Mensesneg dan Mendikti disebut telah berjanji untuk mengakomodasi aspirasi tersebut.
Palosa, Koordinator Wilayah BEM SI Kerakyatan Banten-Jabodetabek, menyatakan belum ada linimasa yang pasti soal realisasi semua tuntutan itu dari pemerintah.
Berita Terkait
-
Hasil Dialog Bareng Mahasiswa di Istana: Tuntutan 17+8 Dibawa Menteri Sampai ke Meja Presiden
-
BEM SI Kerakyatan "Gedor" Istana: Desak RUU Perampasan Aset, Usut Makar, Tolak Militerisme
-
BEM SI Mendadak Batalkan Aksi Demo 2 September Hari Ini, Ada Apa?
-
Tidur Beralas Seadanya ala TNI: Pengalaman Kepala Sekolah Rakyat yang Tuai Pro Kontra
-
Retret Kepala Sekolah Rakyat: Ancaman Disiplin yang Menyempitkan Akal?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya
-
Heboh Dugaan Korupsi Rp237 M, Aliansi Santri Nusantara Desak KPK-Kejagung Tangkap Gus Yazid
-
Terungkap di Rekonstruksi! Ini Ucapan Pilu Suami Setelah Kelaminnya Dipotong Istri di Jakbar
-
Kena 'PHP' Pemerintah? KPK Bongkar Janji Palsu Pencabutan Izin Tambang Raja Ampat
-
Ketua DPD RI Serahkan Bantuan Alsintan dan Benih Jagung, Dorong Ketahanan Pangan di Padang Jaya
-
KPK Ungkap Arso Sadewo Beri SGD 500 Ribu ke Eks Dirut PGN Hendi Prio Santoso
-
KPK Tahan Komisaris Utama PT IAE Arso Sadewo Terkait Dugaan Korupsi Jual Beli Gas PGN
-
Alasan Kesehatan, Hakim Kabulkan Permohonan Anak Riza Chalid untuk Pindah Tahanan
-
Pelaku Pembakaran Istri di Jatinegara Tertangkap Setelah Buron Seminggu!