- Poster "DPR lari dari tanggung jawab" viral.
- PPI Australia kecam aksi anggota DPR di Sydney.
- Publik nilai wakil rakyat abaikan aspirasi bangsa.
Suara.com - Di tengah riuh ajang lari internasional Sydney Marathon 2025, sebuah pemandangan kontras mencuri perhatian.
Bukan pelari elite atau kemeriahan acara, melainkan sebuah poster sederhana yang dipegang oleh Warga Negara Indonesia (WNI) di Australia.
Poster itu bertuliskan kalimat menohok: "LARILAH 'DPR' LARI DARI TANGGUNG JAWAB." Kalimat ini sontak menjadi simbol perlawanan dan kekecewaan publik yang menggema dari Sydney hingga ke linimasa media sosial di Tanah Air.
Sindiran pedas ini bukanlah tanpa alasan. Aksi ini merupakan respons langsung atas keikutsertaan sejumlah anggota Komisi XI DPR RI dalam event lari tersebut, di saat bersamaan rakyat di Indonesia tengah menggelar berbagai aksi demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Kata "lari" dalam poster tersebut menjadi sebuah diksi cerdas yang memiliki makna ganda: lari secara harfiah dalam sebuah maraton, dan lari secara kiasan dari amanah dan tanggung jawab yang seharusnya mereka emban sebagai wakil rakyat.
Poster tersebut dengan cepat menjadi viral, memicu gelombang diskusi dan kritik yang lebih luas.
Ia berhasil menangkap esensi permasalahan: adanya jurang antara prioritas para legislator dengan realitas yang dihadapi konstituennya. Di saat rakyat butuh didengar, sebagian dari wakil mereka justru memilih "lari" untuk mengejar prestasi pribadi di negara lain.
Kekecewaan ini diperkuat oleh pernyataan resmi dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia yang secara terang-terangan mengecam tindakan para anggota dewan.
Melalui akun Instagram @ppiaustralia pada Minggu (31/8/2025), mereka menyuarakan apa yang dirasakan banyak orang.
Baca Juga: Berapa Harga Kulkas Side By Side? 'Standar Kemewahan Baru' dari Rumah DPR yang Dijarah
"Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia mengecam keras sejumlah anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) yang diketahui berada di Australia untuk mengikuti ajang Sydney Marathon 2025, sementara rakyat Indonesia tengah menggelar aksi demonstrasi di Tanah Air," tulis pernyataan tersebut.
PPI Australia juga menegaskan kembali prinsip dasar demokrasi yang seolah dilupakan.
"Demokrasi tidak boleh diabaikan, terutama oleh mereka yang terpilih untuk mewakili rakyat," lanjut pernyataan itu, seolah memberi konteks akademis pada pesan lugas yang tertera di poster viral tersebut.
Di dunia maya, kalimat "Lari dari Tanggung Jawab" menjadi mantra yang diulang-ulang netizen. Komentar-komentar tajam membanjiri berbagai platform.
"Lebih dari sekadar lari, ini soal empati yang hilang. Poster itu adalah cermin retak para wakil kita," timpal komentar lain di Instagram.
Sorotan publik semakin tajam ketika nama politisi Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, teridentifikasi sebagai salah satu peserta dengan nomor BIB 12132. Fakta ini membuat pesan di poster tersebut terasa lebih personal dan spesifik, bukan lagi sekadar kritik umum.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Rumah Staf Digeledah Terkait Kasus CSR BI-OJK, Mobil Diduga Hadiah dari Heri Gunawan Disita KPK
-
DPR Ikut Awasi Pemilihan Bacalon Dekan UI: Harus Bebas dari Intervensi Politik
-
KPK Periksa Biro Travel Haji di Yogyakarta, Dalami Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag
-
Rocky Gerung Kritik Lembaga Survei: Yang Harus Dievaluasi Bukan Presiden, Tapi Metodologinya!
-
KPK Dalami Penganggaran dan Pengadaan Asam Formiat dalam Kasus Korupsi Pengolahan Karet Kementan
-
Jabodetabek Darurat Lingkungan, Menteri LH: Semua Sungai Tercemar!
-
Fadli Zon Umumkan Buku Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Rilis Tanggal 14 Desember!
-
Murid SMP Kena Bully Gegara Salah Kirim Stiker, Menteri PPPA Soroti Kondisi Korban
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya