- Video viral ribuan pekerja menangis usai PHK massal di PT Gudang Garam Tbk menimbulkan pertanyaan besar
- Krisis Gudang Garam dipicu oleh kombinasi mematikan
- Seperti di AS dan Eropa, industri rokok konvensional di Indonesia kini menghadapi ancaman eksistensial.
Suara.com - Video viral yang menampilkan tangis ribuan "emak-emak" yang diduga korban PHK massal PT Gudang Garam Tbk lebih dari sekadar berita sedih.
Apakah benar situasi ini menjadi lonceng kematian yang berdentang kencang, sebuah sinyal bahwa era keemasan industri rokok kretek tradisional di Indonesia mungkin akan segera berakhir.
Krisis yang menghantam salah satu raksasa terbesar seperti Gudang Garam kini memicu pertanyaan fundamental yakni apakah ini hanya masalah satu perusahaan, atau ini adalah awal dari senja kala bagi seluruh industri yang pernah menjadi "Raja" di Indonesia?
1. Gudang Garam Sebagai Barometer Industri
Untuk memahami mengapa krisis ini begitu penting, kita harus melihat posisi Gudang Garam. Bersama merek rokok lainnya, Gudang Garam adalah salah satu dari "Tiga Besar" yang menguasai pasar rokok nasional.
Mereka adalah barometer, penanda kesehatan seluruh industri.
Ketika sebuah pilar sekuat Gudang Garam goyang dengan kekayaan bosnya yang amblas Rp 94 triliun dan terpaksa melakukan PHK massal, ini adalah pertanda bahwa seluruh "bangunan" industri sedang berada dalam bahaya.
Jika mereka saja bisa terhuyung-huyung, bagaimana nasib perusahaan rokok yang lebih kecil?
2. Tiga penyebab yang bekerja serentak
Baca Juga: Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
Kejatuhan ini bukanlah sebuah kebetulan. Industri kretek kini sedang dihantam oleh "tiga pembunuh" yang bekerja secara simultan, menciptakan badai sempurna mulai dari kebijakan pemerintah yang terus menaikkan tarif cukai secara agresif setiap tahun adalah pukulan paling telak.
Ini membuat harga rokok semakin mahal dan menekan margin keuntungan perusahaan hingga ke titik terendah.
Selain itu, kampanye anti-rokok yang semakin efektif dan meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat telah berhasil menekan jumlah perokok pemula dan mengurangi konsumsi secara keseluruhan.
Ini adalah disrupsi paling mematikan. Munculnya rokok elektrik atau vape telah secara masif merebut pangsa pasar, terutama di kalangan generasi muda (Gen Z) yang menganggap kretek sebagai produk "kuno".
3. Belajar dari Sejarah di Negara Lain
Nasib yang menimpa industri kretek di Indonesia bukanlah hal baru di dunia. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan di Eropa, industri tembakau konvensional telah mengalami "senja kala" mereka beberapa dekade yang lalu.
Mereka dihantam oleh kombinasi yang sama yakni regulasi yang sangat ketat, tuntutan hukum bernilai miliaran dolar, dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Perusahaan-perusahaan raksasa di sana terpaksa beradaptasi dengan beralih ke produk tembakau alternatif atau bahkan bisnis di luar rokok. Apa yang terjadi di Indonesia saat ini seolah mengulang sejarah yang sama, meskipun dengan jeda waktu.
Awal dari Sebuah Akhir?
Krisis di Gudang Garam adalah sebuah wake-up call.
Ini adalah pertanda bahwa industri yang selama ini menjadi salah satu penopang ekonomi dan penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia sedang menghadapi ancaman eksistensial.
Pertanyaannya bukan lagi "apakah" industri ini akan meredup, melainkan "kapan" dan "seberapa cepat".
Tangisan para pekerja di gerbang pabrik Gudang Garam mungkin bukan hanya tangisan untuk pekerjaan mereka yang hilang, tetapi juga tangisan perpisahan untuk sebuah era yang akan segera berakhir.
Menurut Anda, apakah industri rokok kretek masih memiliki masa depan di Indonesia, atau sudah saatnya kita mempersiapkan era pasca-tembakau?
Diskusikan di kolom komentar!
Tag
Berita Terkait
-
Hartanya Lenyap Rp 94 Triliun? Siapa Sebenarnya 'Raja Kretek' di Balik Gudang Garam
-
Bos Gudang Garam Orang Kaya Nomor Berapa di Indonesia versi Forbes? Isu PHK Massal Viral
-
Kekayaan Bos Gudang Garam Terjun Bebas, Video Badai PHK Massal Viral!
-
Gudang Garam Lakukan PHK Massal, KSPI: Selamatkan Industri Rokok!
-
Viral PHK Massal Gudang Garam di Tuban, Isak Tangis Karyawan Pecah dan Soroti Kondisi Dunia Kerja
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Usai Habiskan Rp13 T Demi Bangun Bandara Dhoho Kediri, Kini Gudang Garam PHK Massal Buruh Pabriknya
-
Geger PHK Massal di Gudang Garam, Menko Airlangga Ungkap Isu Modernisasi Pabrik
-
Otak di Balik 17+8 Tuntutan Rakyat: Siapa Sebenarnya Afutami yang Viral di Medsos?
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
Terkini
-
Kasus IUP Kaltim, KPK Panggil Pengusaha Iwan Chandra dan Chandra Setiawan
-
Pelaku Mutilasi Sadis di Mojokerto Ternyata Bekas Tukang Jagal Hewan, Polisi Ungkap Fakta Mengerikan
-
WNI Ikut Ditangkap di Pabrik Hyundai AS, Ini Respons Kemlu
-
Sidang Perdana Gugatan Ijazah SMA Gibran: Wapres Digugat Warga, Dianggap Cacat Hukum Sejak Awal
-
Akhirnya! Pelaku Pembunuhan Sadis Keluarga Sachroni di Indramayu Ditangkap
-
Ini Tampang Alvi Maulana, Pelaku Mutilasi Sadis Mojokerto yang Tega Potong Kecil-kecil Jasad Pacar
-
Fakta Mengerikan Mutilasi Mojokerto, Jasad Mahasiswi Dipotong Kecil-kecil Bak Daging Siap Masak
-
Cekcok Gegara HP Picu Tukang Jagal Mutilasi Pacar di Mojokerto, Potongan Tubuh Ditemukan Terpisah
-
Usai Kerusuhan di Berbagai Daerah, Mendagri Tito Minta Pemda Perkuat Satlinmas
-
CEK FAKTA: Verrell Bramasta Mundur dari DPR Karena Tak Mau Makan Uang Haram