Suara.com - Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet Merah Putih. Ada empat menteri yang diganti di mana salah satunya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Pergantian Sri Mulyani ini tentu sedikit mengagetkan sebab dia baru saja mendapat musibah di mana rumahnya yang berada di Bintaro, Tangerang Selatan, baru saja dirusak dan dijarah massa saat aksi kerusuhan beberapa waktu lalu.
Sri Mulyani memang sudah sangat lama menjadi Menteri Keuangan, 14 tahun. Dia bekerja di bawah tiga Presiden, dari era Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo hingga kini Prabowo Subianto.
Ketika menjadi anak buah SBY, Sri Mulyani pernah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan. Keputusan ini ia ambil setelah dirinya menjadi bulan-bulanan dalam kasus bailout Bank Century.
Di malam perpisahannya dalam kuliah umum Kebijakan Publik dan Etika Publik yang ditaja Perhimpunan Pendidikan Demokrasi pada 18 Mei 2010, Sri Mulyani pernah curhat mengenai bagaimana realitas politik yang dihadapinya ketika menjadi menteri.
Ia menceritakan pengalamannya berjam-jam duduk atau berdiri di DPR, menghadapi pertanyaan dan kritik keras dari anggota dewan.
"Kadang-kadang bernada pura-pura, sungguh-sungguh," ujarnya saat pidato dikutip dari Youtube Perhimpunan Pendidikan Demokrasi.
Sebuah kalimat yang menusuk, menggambarkan bagaimana kritik yang tampak serius itu seringkali hanya bagian dari sebuah pertunjukan. Lebih mengejutkan lagi, ketika anggota dewan dengan santainya mengatakan, "Ini adalah panggung politik bu."
Sebuah pernyataan yang seolah menormalisasi segala bentuk retorika, terlepas dari substansi dan kejujuran.
Baca Juga: Gantikan Sri Mulyani, Ternyata Pendidikan Menkeu Purbaya Tak Kalah Mentereng
Pada awalnya, Sri Mulyani yang "cukup naif" menganggap itu sebagai "ongkos demokrasi yang harus dibayar." Dengan sabar, ia mencatat setiap pertanyaan, mempersiapkan jawaban dengan seksama. Namun, realitas berkata lain.
"Waktu sudah ditulis, mereka keluar ruangan nggak pernah peduli mau dijawab atau tidak," ujar Sri. Pengakuan ini menggambarkan betapa minimnya penghargaan terhadap proses dan substansi, memicu pergolakan batin bagi seorang profesional seperti Sri Mulyani.
Ketika Etika Publik Dipertanyakan: Pergolakan Batin Sri Mulyani
Pada saat itu Sri mengatakan memiliki dua dirjen, Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai, yang sangat powerfull karena pengaruhnya dan respect kepada anggota dewan luar biasa kepada mereka.
Kedua dirjen memberi nasihat yang membuat Sri Mulyani kaget. "Ibu nggak usah dimasukin ke hati hal seperti itu. Itu hanya satu episode, satu drama saja." Masukan yang justru memperuncing pertanyaan di benak Sri Mulyani.
"Jika kepura-puraan terus-menerus terjadi, media memuatnya, dan tidak ada yang mempertanyakan, lantas siapa lagi yang akan menjadi panduan, pengingat akan norma kepatutan? Dan itu sungguh berat," kata Sri Mulyani.
Tag
Berita Terkait
-
Gantikan Sri Mulyani, Ternyata Pendidikan Menkeu Purbaya Tak Kalah Mentereng
-
Usai Sri Mulyani Dicopot, Menkeu Purbaya Didesak Kembalikan Kepercayaan Publik
-
Lima Desakan Ekonom Kepada Menteri Keuangan Baru
-
Sisi Lain Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Demen Makan Kaki Lima
-
Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi Sadewa Tembus Rp3,6 Miliar, Hartanya Rp39 Miliar Tanpa Utang!
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?