News / Nasional
Senin, 08 September 2025 | 17:25 WIB
Sri Mulyani pernah curhat saat rapat dengan DPR. [Dok Kemenkeu]

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet Merah Putih. Ada empat menteri yang diganti di mana salah satunya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pergantian Sri Mulyani ini tentu sedikit mengagetkan sebab dia baru saja mendapat musibah di mana rumahnya yang berada di Bintaro, Tangerang Selatan, baru saja dirusak dan dijarah massa saat aksi kerusuhan beberapa waktu lalu.

Sri Mulyani memang sudah sangat lama menjadi Menteri Keuangan, 14 tahun. Dia bekerja di bawah tiga Presiden, dari era Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo hingga kini Prabowo Subianto.

Ketika menjadi anak buah SBY, Sri Mulyani pernah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan. Keputusan ini ia ambil setelah dirinya menjadi bulan-bulanan dalam kasus bailout Bank Century.

Di malam perpisahannya dalam kuliah umum Kebijakan Publik dan Etika Publik yang ditaja Perhimpunan Pendidikan Demokrasi pada 18 Mei 2010, Sri Mulyani pernah curhat mengenai bagaimana realitas politik yang dihadapinya ketika menjadi menteri.

Ia menceritakan pengalamannya berjam-jam duduk atau berdiri di DPR, menghadapi pertanyaan dan kritik keras dari anggota dewan.

"Kadang-kadang bernada pura-pura, sungguh-sungguh," ujarnya saat pidato dikutip dari Youtube Perhimpunan Pendidikan Demokrasi.

Sebuah kalimat yang menusuk, menggambarkan bagaimana kritik yang tampak serius itu seringkali hanya bagian dari sebuah pertunjukan. Lebih mengejutkan lagi, ketika anggota dewan dengan santainya mengatakan, "Ini adalah panggung politik bu."

Sebuah pernyataan yang seolah menormalisasi segala bentuk retorika, terlepas dari substansi dan kejujuran.

Baca Juga: Gantikan Sri Mulyani, Ternyata Pendidikan Menkeu Purbaya Tak Kalah Mentereng

Pada awalnya, Sri Mulyani yang "cukup naif" menganggap itu sebagai "ongkos demokrasi yang harus dibayar." Dengan sabar, ia mencatat setiap pertanyaan, mempersiapkan jawaban dengan seksama. Namun, realitas berkata lain.

"Waktu sudah ditulis, mereka keluar ruangan nggak pernah peduli mau dijawab atau tidak," ujar Sri. Pengakuan ini menggambarkan betapa minimnya penghargaan terhadap proses dan substansi, memicu pergolakan batin bagi seorang profesional seperti Sri Mulyani.

Ketika Etika Publik Dipertanyakan: Pergolakan Batin Sri Mulyani

Pada saat itu Sri mengatakan memiliki dua dirjen, Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai, yang sangat powerfull karena pengaruhnya dan respect kepada anggota dewan luar biasa kepada mereka.

Kedua dirjen memberi nasihat yang membuat Sri Mulyani kaget. "Ibu nggak usah dimasukin ke hati hal seperti itu. Itu hanya satu episode, satu drama saja." Masukan yang justru memperuncing pertanyaan di benak Sri Mulyani.

"Jika kepura-puraan terus-menerus terjadi, media memuatnya, dan tidak ada yang mempertanyakan, lantas siapa lagi yang akan menjadi panduan, pengingat akan norma kepatutan? Dan itu sungguh berat," kata Sri Mulyani.

Load More