News / Nasional
Selasa, 09 September 2025 | 14:47 WIB
Ilustrasi korban meninggal
Baca 10 detik
  • Tiara Angelina Saraswati tewas dimutilasi kekasihnya, Alvi Maulana, dengan motif ekonomi dan konflik asmara.
  • Polisi menemukan 310 potongan tubuh korban di berbagai lokasi, kini masih proses otopsi dan tes DNA.
  • Orang tua Tiara yang berprofesi sebagai penjual sempol di Lamongan harus menanggung duka mendalam atas kehilangan putrinya.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Kasus mutilasi di Pacet, Mojokerto, menjadi perhatian publik dalam beberapa hari terakhir. Korban, Tiara Angelina Saraswati, kehilangan nyawanya secara tragis di tangan sang kekasih, Alvi Maulana (24).

Aksi keji itu didorong oleh masalah ekonomi serta konflik asmara. Tinggal satu kos dengan korban, pelaku tega menghabisi nyawa Tiara akibat luapan emosi yang tak terkendali.

Sejauh ini, polisi berhasil menemukan sedikitnya 310 potongan tubuh korban di sejumlah lokasi berbeda. Masih terus dilakukan proses otopsi dan tes DNA untuk memastikan identitasnya.

Di balik kisah pilu Tiara yang meregang nyawa akibat dimutilasi kekasihnya, tersimpan cerita haru tentang kehidupan kedua orang tuanya yang bertempat tinggal di Desa Made, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Keluarga Tiara bukan berasal dari kalangan berada. Kedua orang tuanya, Setiawan Darmadi dan Evi, berjualan sempol setiap hari di depan Masjid Agung Lamongan untuk menyambung hidup.

Sebelum berdagang sempol, mereka pernah mengais rezeki dari jualan es tebu.

Dari hasil jerih payah itulah, orang tua Tiara bisa membiayai kuliah putrinya di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sekaligus pendidikan adiknya di bangku SMA.

Begitu kabar duka datang, orang tua Tiara langsung berangkat ke Mojokerto, tempat pertama kali ditemukan potongan tubuh putrinya. Hingga Senin, 8 September 2025, keduanya belum pulang ke rumah.

Menurut keterangan warga sekitar, keluarga Tiara dikenal aktif dalam kegiatan lingkungan. Kedua orang tuanya juga kerap terlibat dalam aktivitas RT.

Baca Juga: Siasat Keji di Balik Mutilasi Pacet, Pilih Jurang Sepi untuk Lenyapkan Jejak 310 Potongan Tubuh

Kronologi Tewasnya Tiara Dimutilasi Pacar

Pada Minggu, 31 Agustus 2025, Alvi Maulana (24) pulang larut malam ke kos yang ditempatinya bersama sang kekasih, Tiara Angelina Saraswati.

Kos yang ditinggali pasangan belum sah itu berada di Kawasan Lidah Wetan, Surabaya. Bukannya disambut hangat, Alvi justru tidak diperbolehkan masuk ke kamar kos.

Tiara mengunci pintu dari dalam dan membiarkan Alvi menunggu di luar selama satu jam.

"Pelaku pulang larut malam, sampai di kos-kosan hendak masuk dikunci dari dalam oleh korban," kata Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, dikutip dari beritajatim.com -- jaringan Suara.com pada Selasa, 9 September 2025.

Setelah satu jam berlalu, Tiara akhirnya membuka pintu kamar kos. Namun, bak singa lepas dari kandang, Alvi langsung meluapkan amarah dan memaki kekasihnya itu.

"Setelah dibukakan, korban marah dengan kosakata yang tidak pada umumnya," ujar AKBP Ihram.

Dalam kondisi kalap, Alvi mengambil pisau di dapur. Tiara yang ketakutan berusaha melarikan diri ke lantai dua.

Namun, ia terpojok dan tak mampu melawan ketika Alvi berhasil menusukkan pisau ke lehernya.

Tak berhenti di situ, setelah Tiara tak bernyawa, Alvi lantas memutilasi tubuh kekasih yang telah bersamanya selama lima tahun.

"Tusukan tersebut yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban," kata AKBP Ihram.

"Selanjutnya dilakukan peristiwa keji di kamar mandi, dan memotong-motong tubuh korban. Dipisahkan antara daging dan tulang," lanjut Kapolres Mojokerto ini.

Beberapa potongan tubuh Tiara kemudian dibuang Alvi ke sebuah jurang di kawasan Pacet, Mojokerto. Ada pula yang di simpan di lemari kos.

Lebih lanjut, dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa motif mutilasi Mojokerto dipicu tekanan ekonomi serta konflik hubungan asmara dari pasangan yang belum sah ini.

"Latar belakang tersangka melakukan aksi keji tersebut lantaran adanya kekesalan yang berlebihan," kata AKBP Ihram.

"Dengan omelan korban dan tuntutan ekonomi yang semuanya diawali dari kehidupan suami istri yang belum sah," lanjutnya.

Kapolres Mojokerto menambahkan, pelaku yang tinggal bersama di kos merasa kewalahan menghadapi tuntutan korban yang ingin menjalani gaya hidup mewah.

"Emosi saya memuncak karena sudah memendam dari lama," klaim Alvi, pelaku mutilasi.

Load More