- Presiden Prabowo melakukan reshuffle kabinet kedua dengan lebih objektif dan hati-hati setelah mendapat tekanan publik melalui kritik dan demonstrasi.
- Langkah ini mengorbankan keseimbangan politik antarporos, termasuk berkurangnya jatah untuk poros Solo dan Tengku Umar.
- Reshuffle menunjukkan konsolidasi kekuasaan yang semakin kuat di bawah dominasi poros Hambalang.
Suara.com - Presiden Prabowo Subianto disebut kian berani menunjukkan pola baru dalam merombak kabinetnya.
Sikap itu terlihat dari reshuffle kedua yang dilakukan Prabowo pada Senin (8/9) kemarin dinilai semakin objektif, meski berpotensi mengorbankan keseimbangan politik antarporos kekuasaan.
Pengamat politik Agung Baskoro menyebutkan kalau langkah itu menandai fase normalisasi setelah setahun pemerintahan berjalan.
Menurutnya, tekanan publik lewat kritik, protes, hingga demonstrasi besar yang menimbulkan kegaduhan politik bahkan korban jiwa, membuat Prabowo lebih berhati-hati dalam menentukan pembantunya di kabinet.
"Kritik publik sudah muncul, protes sampai demonstrasi besar yang menimbulkan huru-hara politik gaduh. Dan menimbulkan korban jiwa. Beliau sudah mulai semakin objektif, semakin hati-hati ketika memilih menteri," kata Agung kepada suara.com, dihubungi Selasa (9/9/2025).
Namun, objektivitas itu datang dengan harga mahal. Agung menyebut Prabowo terpaksa mengorbankan keseimbangan politik, yang sebelumnya dibangun untuk meredam tarik-menarik kepentingan.
Konsekuensinya, poros politik lain yang kehilangan jatah menteri.
"Ya mau nggak mau kan Solo harus lebih adaptif atau menyesuaikan diri dengan istilahnya kebiasaan baru ya, new normal," ujarnya.
Diketahui, poros Solo itu merujuk terhadap kekuatan politik mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Sapu Bersih Kabinet Jokowi? Presiden Prabowo Diprediksi Gergaji Menteri Titipan Oktober Ini
Lebih jauh, Agung menilai arah reshuffle memperlihatkan konsolidasi kekuasaan yang makin jelas dengan didominasi poros Prabowo sendiri.
"Sekarang memang orkestrasi semua adalah poros Hambalang. Ketika ada pengurangan jatah Solo ataupun jatah Tengku Umar, maka itu bagian dari skema untuk memastikan ini seimbang. Tidak berlebihan ke salah satu pihak atau poros kekuasaan seperti itu," pungkasnya.
Diketahui, Prabowo sebelumnya mengganti lima menterinya pada reshuffle kedua kemarin.
Di antaranya, Menteri Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo.
Berita Terkait
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Jabatan Menpora karena Kasus Korupsi Mertua?
-
Kekayaan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sahabat Karib Prabowo Rangkap Jabat Menko Polkam Ad Interim!
-
Mahfud MD Tunjuk Hidung Biang Kerok Korupsi Para Menteri: Orang Luar yang Sok Berkuasa
-
Budi Arie Setiadi: Saya Minta Maaf Kalau Ada Kekhilafan
-
Budi Arie Kembali Follow Instagram Prabowo Subianto, Labil atau Panik Aksinya Viral?
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Komisi Reformasi Pertimbangkan Usulan Kapolri Dipilih Presiden Tanpa Persetujuan DPR
-
Ironi Hakordia, Silfester Matutina Si Manusia Kebal Hukum?
-
Mensos Sebut Donasi Bencana Boleh Disalurkan Dulu, Izin dan Laporan Menyusul
-
Usai dari Pakistan, Prabowo Lanjut Lawatan ke Moscow, Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
-
Tragedi Terra Drone: Kenapa 22 Karyawan Tewas? Mendagri Siapkan Solusi Aturan Baru
-
Solidaritas Nasional Menyala, Bantuan Kemanusiaan untuk Sumatra Tembus 500 Ton
-
Nestapa Korban Tewas di Kebakaran Kantor Drone, KemenPPPA Soroti Perlindungan Pekerja Hamil
-
Ketua DPD RI Soal Bencana Sumatera Masih Tutup Keran Bantuan Asing: Bangsa Kita Masih Mampu
-
Kebakaran Gedung Terra Drone Jadi Alarm, Mendagri Panggil Kepala Daerah Bahas Izin Bangunan
-
Geger PBNU: Klaim Restu Ma'ruf Amin Dibantah Keras Keluarga, Siapa yang Sah?