News / Internasional
Rabu, 10 September 2025 | 15:18 WIB
Protester di Nepal menggunakan lambang One Piece (X/thePiggsBoson)
Baca 10 detik
  • Gejolak politik di Nepal memuncak akibat demo besar-besaran
  • Kerusuhan tersebut menyebabkan 20 orang tewas
  • Militer mengambil alih kekuasaan setelah Perdana Menteri dan Presiden Nepal mengundurkan diri.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Mirip seperti demo di RI, dalam dua hari terakhir, Nepal tengah menghadapi gejolak politik paling parah sejak dipimpin oleh Perdana Menteri K.P. Sharma Oli. Gelombang massa makin menyebar dan meluas, bahkan kabarnya hingga hari ini masih menggila.

Komplek pejabat dimana terdapat gedung pemerintahan dan tempat tinggal mantan perdana Menteri Nepal jadi sasaran amuk massa hingga berujung pembakaran dan perusakan.

Bahkan kabar dari saksi mata mengatakan para pengunjuk rasa membakar ban, melemparkan batu dan membakar rumah politisi.

Kemarahan publik memuncak hingga menimbulkan kerusuhan besar-besaran. Massa tak hanya merusak dan membakar rumah pejabat. Sekelas Menteri Keuangan bahkan sampai diarak massa ke jalanan.

Dari kejadian tersebut, dilaporkan setidaknya ada 19 orang yang tewas. Massa sudah tak terbendung, gelombang aksi protes kian meluas.

Menteri dan presiden mengundurkan diri berujung pemerintahan yang kosong. Berikut 6 fakta demo Nepal yang mengguncang dunia internasional.

Pemerintah Nepal Membatasi Pengunaan Medsos

Aksi demo besar-besaran di Nepal bermula saat pemerintah mencoba melakukan upaya pemblokir sejumlah media sosial.

Platform tersebut dianggap gagal memenuhi tenggat waktu pendaftaran di negara tersebut. Gajendra Kumar Thakur selaku juru bicara Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi telah memberikan instruksi memblokir akses media sosial.

Baca Juga: Detik-detik Menkeu Nepal Kabur Ditendang di Jalanan Saat Demo Massa Gen Z yang Muak Korupsi

Setidaknya ada 26 platform yang tidak terdaftar, termasuk Facebook, Youtube, X dan LinkedIn milik Meta.

Gen Z Protes

Keputusan pemerintah memblokir akses media sosial menimbulkan reaksi protes dari publik. Warga Nepal menolak keputusan pemerintah yang melarang pembatasan pengunaan medsos.

Meskipun pemerintah berdalih, instruksi tersebut dilakukan untuk memberikan regulasi hukum, dimana hanya platform yang sudah terdaftar yang bisa diakses di negara tersebut.

Namun, masyarakat menilai keputusan pemerintah Nepal melarang penggunaan sosial media untuk membatasi penyebaran protes massa.

Aksi Demo Kian Meluas

Tidak terima dengan kebijakan pemerintahan yang dinilai terlalu mengendalikan media sosial . Massa juga memprotes tindak korupsi di pemerintahan.

Massa melakukan aksi demontrasi di Kathamandu, ibu kota Nepal.  Namun aksi demontrasi ini berakhir dengan kericuhan dan perusakan gedung pemerintah.

Kediaman para pejabat, termasuk rumah Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli dan Presiden Ra Chandra oudel jadi sasaran amuk massa.

Keamanan gedung parlemen dibobol paksa lalu dibakar. Situasi ricuh hingga kerusakan pun terjadi di beberapa tempat. Bandara Internasional Kathamandu terpaksa ditutup oleh otoritas Penerbangan Sipil Nepal.

Menurut berbagai sumber, Menteri Keuangan diarak ke jalanan

Nepo Kids atau Nepo Baby

Bukan hanya protes  soal tindak korupsi dan kesewenang-wenangan pemerintah Nepal dalam membatasi kebebasan berpikir dan kebebasan anak muda di media sosial.

Demonstran juga memprotes atas ketidakpuasannya terhadap pemerintah, khususnya anak-anak pejabat yang tampak menikmati gaya hidup mewah dan menikmati berbagai banyak keuntungan di tengah perekonomian yang sedang tidak baik-baik saja.

Anak pejabat dengan seenaknya melakukan flexing di media sosial, sementar warga Nepal yang sebagian besar anak muda tengah kesulitan menghadapi tantangan hidup serta sulit mencari pekerjaan.

Presiden dan Pejabat Mengundurkan Diri

Hingga saat ini, gelombang aksi protes kian menyebar dan semakin membesar. Kejadian rumah yang jadi sasaran amuk massa, termasuk kediaman mantan PM Nepal Kamal Dahal dan Sher Bahadur Deuba alami kerusakan.

Dalam keadaan chaos, PM Nepal Sharma Oli malah mengundurkan diri dari jabatan serta melarikan diri mengunakan helikopter militer diikuti beberapa pejabat lainnya.

Militer Ambil Alih Pemerintahan

Darurat militer diberlakukan dan militer Nepal resmi mengambil alih kekuasaan pada Selasa (9/9/2025) malam.

Langkah ini dilakukan setelah dua hari aksi demo berdarah Nepal yang menyebabkan 20 orang tewas. Dilaporkan pula adanya politisi yang tewas dan presiden serta Perdana Menteri mundur.

“Militer beroperasi di seluruh negeri,” sebut media SetoPati.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

Load More