- Aliansi ojol kembali mendatangi DPR untuk menagih janji potongan aplikator 10% dan jaminan sosial yang tak kunjung terealisasi.
- Ojol bongkar dugaan praktik 'membeli order' atau 'bayar zona'.
- Aplikator ojol tak memberikan jaminan pendapatan minimum.
Suara.com - Gelombang tuntutan dari para pengemudi ojek online (ojol) kembali menghantam DPR RI.
Aliansi Pengemudi Online Bersatu (APOB) mendatangi kompleks gedung parlemen di Senayan, untuk menagih janji dan menyampaikan sejumlah keluhan yang tak kunjung terselesaikan.
Mereka diterima langsung oleh Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR, Ahmad Heryawan (Aher) dan Wakil Ketua BAM Adian Napitupulu.
Salah satu tuntutan utama yang disuarakan kembali adalah realisasi potongan aplikator sebesar 10 persen untuk pengemudi dan 90 persen untuk aplikator, yang hingga kini belum terealisasi.
"Terkait potongan 10 persen ini masih juga belum direalisasikan," tegas Juru Bicara APOB, Yudy, dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Ruang BAM DPR RI, Rabu (10/9/2025).
Tak hanya soal potongan, APOB juga menyoroti masalah jaminan sosial dan kesejahteraan.
Yudy menyinggung Keputusan Menteri Perhubungan (KP) Nomor 1001 Tahun 2022, yang seharusnya mengalokasikan potongan 5 persen dari aplikator untuk kesejahteraan mitra pengemudi, termasuk BPJS Ketenagakerjaan.
Namun, realitanya pengemudi harus membayar sendiri.
"Kami BPJSTK membayar sendiri. Dan itu 5 persen tersebut penggunaannya salah satunya bunyinya di KP 1001 ‘untuk asuransi tambahan’. Sama pak, barang itu tak kelihatan juga, asuransi tambahan," keluh Yudy.
Baca Juga: Klaim 'Blind Spot' Terbantah! Affan Kurniawan Bisa Terlihat dari Dalam Rantis Brimob
Aspirasi krusial lainnya adalah, jaminan argo atau pendapatan minimum bagi pengemudi.
APOB menuntut agar aplikator menjamin pendapatan pengemudi setidaknya Rp241.000 untuk 8 jam kerja online.
Jika pendapatan di bawah angka tersebut, aplikator diminta menanggung selisihnya.
Yang tak kalah mencengangkan adalah praktik 'bayar lebih' kepada aplikator agar pengemudi mendapatkan prioritas pesanan.
Yudy mencontohkan, pengemudi harus membayar minimal Rp3.000 untuk 1-2 pesanan, bahkan hingga Rp20.000 untuk prioritas di atas 10 pesanan.
"Artinya member driver itu kalau mau dapet order beli sama perusahaan aplikasi," ungkap Yudy.
Selain itu, ada juga sistem slot zona, di mana pengemudi harus membayar sekitar Rp3.000 per sesi untuk bisa mendapatkan pesanan di area tertentu, terlepas dari ada tidaknya pesanan.
"Satu hari ada 8 sesi pak. Cuma bedanya slot ini, kita dapet order enggak dapet order harus bayar Rp3.000. Jadi di sini sudah terjadi diskriminasi," jelas Yudy.
Ia menambahkan, konsekuensi tidak mengikuti program ini adalah minimnya pesanan atau "order anyep.".
APOB juga menyuarakan aspirasi pendelegasian tata kelola transportasi online ke pemerintah daerah, yang selama ini terpusat di Kementerian Perhubungan.
Berita Terkait
-
Klaim 'Blind Spot' Terbantah! Affan Kurniawan Bisa Terlihat dari Dalam Rantis Brimob
-
Diduga Pengeroyok Driver Ojol yang Tewas di Makassar Ditangkap
-
Lagi Rapat dengan Driver Ojol, Dasco Dipanggil Presiden Prabowo ke Istana
-
Cegah 'Masuk Angin', Kompolnas-Komnas HAM Kawal Bukti CCTV Tewasnya Affan Kurniawan
-
Bukan Saya, Anggota PSI Klarifikasi Usai Wajahnya Mirip Driver Ojol yang Dipanggil Wapres Gibran
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
IHSG Tertekan, Rupiah Melemah, Pegiat ke Purbaya: Tugasmu Berat, Lawan Kesongonganmu
-
Tim Pencari Fakta Bantah Kompolnas: Affan Merunduk, Bukan Jatuh Sebelum Terlindas!
-
Pemprov DKI Gencarkan Pelatihan MTU, Warga Sambut Antusias
-
Anak Demo di Cirebon: Menteri PPPA Minta Usut Motifnya! Alarm Bagi Keluarga dan Sekolah?
-
Curhat Wakil Ketua DPRD Jabar, Tunjangan Rp71 Juta Tak Cukup Beli Rumah
-
Jhon Sitorus ke Loyalis Jokowi: Setelah Budi Arie Dipecat, Kok Kayak ODGJ Semua?
-
Menkeu Purbaya Tanggapi Ulah Anak yang Sebut Sri Mulyani 'Agen CIA': Dia Masih Kecil
-
Klaim 'Blind Spot' Terbantah! Affan Kurniawan Bisa Terlihat dari Dalam Rantis Brimob
-
Viral! Tren Foto Tengah Malam di Jalan Raya
-
Pegiat Media Sosial Sindir Mundurnya Rahayu Saraswati: Gantiin Dito di Kemenpora?