Korban Jiwa dan Kerugian
Hingga Kamis, 11 September 2025 pukul 11.00 WIB, BNPB merilis data sementara bahwa 14 warga meninggal dunia akibat bencana ini, sementara 2 orang masih dalam pencarian. Rinciannya: 8 korban di Kota Denpasar, 3 di Gianyar, 2 di Jembrana, dan 1 di Badung.
Korban jiwa datang dari berbagai latar belakang. Ada yang terseret arus saat mencoba menyelamatkan diri, ada yang terjebak di rumah ketika banjir datang tiba-tiba, bahkan seorang ibu hamil turut menjadi korban.
Sementara itu, ratusan keluarga terdampak langsung, dengan rumah mereka terendam air setinggi 50 hingga 80 sentimeter. Toko, ruko, dan pasar tradisional pun ikut porak poranda, termasuk Pasar Badung dan Pasar Seni Kumbasari di Denpasar yang merupakan pusat ekonomi warga.
Status Darurat dan Respons Pemerintah
Pemerintah Provinsi Bali segera menetapkan status darurat bencana selama tujuh hari. BNPB dan BPBD bergerak cepat mengevakuasi korban, menyalurkan bantuan makanan, selimut, dan pakaian bersih.
Posko darurat didirikan di berbagai titik, termasuk Denpasar dan Gianyar yang menjadi wilayah dengan korban jiwa terbanyak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menegaskan bahwa pendataan masih berjalan, sehingga jumlah korban maupun kerusakan bisa bertambah.
Gubernur Bali juga menyatakan bahwa dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dari APBD akan digunakan untuk mendukung pemulihan pasca-bencana.
Baca Juga: Bagaimana IoT Bisa Selamatkan Warga dari Risiko Banjir? Begini Penjelasannya
Beberapa faktor memperparah banjir kali ini. Pertama, curah hujan ekstrem yang turun dalam waktu singkat melampaui kapasitas sungai.
Kedua, saluran drainase yang tersumbat sampah memperlambat aliran air. Ketiga, permukiman di bantaran sungai yang semakin padat membuat arus deras mudah menghancurkan bangunan.
Selain itu, longsor di daerah perbukitan juga menambah beban material yang terbawa ke bawah.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa Bali, meski dikenal sebagai pulau pariwisata, tetap memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi.
Jika tata ruang dan pengelolaan lingkungan tidak segera diperbaiki, terutama pembangunan yang masif tanpa memerhatikan konsekuensi lingkungan, maka ancaman banjir bandang bisa terus berulang setiap musim hujan.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
Villa yang Ditinggali Patricia Gouw di Bali Kebanjiran, Mertua Jadi Korban
-
Pulau Dewata Dilanda Banjir Besar, Luna Maya Kritik Keras Pemda: Setop Eksploitasi Bali!
-
Bali Dikepung Banjir, Bobby Kool SID Semprot Pemerintah: Ini Hasil Tangan-Tangan Serakah!
-
BNPB Ungkap Dampak Banjir Bali: 9 Meninggal, 2 Hilang, Ratusan Mengungsi
-
Bukan Cuma Hujan! Ini Biang Keladi Banjir Parah di Bali Menurut Gubernur Koster
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina
-
Website KontraS Diretas! Netizen Murka, Curigai Upaya Pembungkaman Informasi
-
Terungkap di Sidang: Detik-detik Anak Riza Chalid 'Ngotot' Adu Argumen dengan Tim Ahli UI
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya