- Pemerintah menayangkan video klaim keberhasilan programnya di bioskop
- Pernyataan Fadli Zon pada tahun 2018 yang mengkritik iklan serupa dari pemerintahan Jokowi kini diungkit
- Publik menyoroti perbedaan sikap Fadli Zon yang dulu menganggap iklan pemerintah di bioskop sebagai pemborosan dan berpotensi hoaks
Suara.com - Dunia maya tengah riuh rendah menyoroti penayangan video klaim capaian program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang diputar di bioskop-bioskop seluruh negeri. Namun, pusat perhatian publik bukan hanya pada isi video tersebut, melainkan pada jejak digital Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang kini menjadi bumerang tajam bagi dirinya dan pemerintah.
Pemerintah, melalui Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, membela penayangan iklan ini sebagai bentuk transparansi. Menurutnya, ini adalah cara pemerintah berkomunikasi dan melaporkan kinerjanya kepada masyarakat.
"Kita melihat ini sebagai bentuk transparansi publik. Publik harus tahu program-program sudah berjalan, apa yang sudah berjalan, kemudian juga bagaimana pelaksanaannya," kata Meutya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta sebagaimana dilansir Antara, Senin (15/9/2025).
"Itu saya rasa salah satu tugas dari pemerintah untuk melakukan komunikasi dan juga transparansi dari pemerintah," ujarnya menambahkan.
Namun, pembelaan tersebut seolah tak terdengar di tengah gemuruh suara warganet yang dengan jeli membongkar kembali arsip lama.
Sorotan utama tertuju pada pernyataan Fadli Zon pada tahun 2018, saat ia masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI dan berada di luar lingkaran kekuasaan.
Kala itu, Fadli adalah salah satu kritikus paling vokal terhadap iklan capaian pemerintahan Joko Widodo yang juga tayang di bioskop.
Fadli Zon pada 2018 menyebut penayangan iklan serupa sebagai pemborosan anggaran yang sia-sia.
"Iklan ini pasti bayar dong, enggak mungkin gratis ya kan, itu kan mubazir. Untuk apa membayar iklan ke bioskop yang memang bioskop sudah mempunyai pendapatan?" kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Baca Juga: Dandhy WatchDoc Skakmat Meutya Hafid soal Video Prabowo di Bioskop, Netizen: Balikkan ke Irak!
"Ditonton juga lebih sedikit orang ketimbang misalnya di medium yang lebih luas. Jadi menurut saya itu mubazir," lanjut politisi Partai Gerindra ini.
Tak berhenti di situ, Fadli bahkan menyarankan agar anggaran iklan tersebut dialihkan untuk hal yang lebih mendesak, seperti bantuan korban bencana.
"Lebih bagus anggarannya dialihkan untuk yang lain, untuk korban gempa Lombok atau yang lain, yang lebih bermanfaat," katanya.
Lebih tajam lagi, Fadli Zon saat itu juga meragukan kebenaran data yang disajikan dalam iklan pemerintah, bahkan mencurigainya sebagai hoaks.
"Jangan-jangan hoaks, dari sisi substansinya kan ada sejumlah masalah juga atau klaim-klaim capaian tapi ternyata tidak sesuai apa yang menjadi kenyataan," katanya.
Ia juga menilai iklan tersebut merugikan penonton yang sudah membayar tiket.
"Bayangkan coba nanti kalau ada instansi-instansi yang lain melakukan hal yang sama berapa lama orang menunggu padahal mereka butuh hiburan," ujarnya.
Berita Terkait
-
Dandhy WatchDoc Skakmat Meutya Hafid soal Video Prabowo di Bioskop, Netizen: Balikkan ke Irak!
-
Ketika Bioskop Jadi Papan Pengumuman Nasional
-
Bumerang Komunikasi: Ketika Video Pemerintah di Bioskop Dianggap Gangguan
-
Viral Video Prabowo di Bioskop, Menkomdigi: Ini Bentuk Transparansi
-
Penjelasan Lengkap Menkominfo Soal Video Presiden di Bioskop: Transparansi atau Propaganda?
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
-
Menkeu Purbaya Sindir Dirut Bank BUMN: Mereka Pintar Cuma Malas, Sabtu-Minggu Main Golf Kali!
-
Takut Pecah Belah Timnas Indonesia, Konflik STY vs Mees Hilgers akan Dibongkar Setelah Oktober
Terkini
-
Ramai Angket MBG di MTS Brebes, BGN: Isu Wali Murid Diminta Tak Menuntut Cuma Framming Negatif
-
Usai Dicabut, KPU Klaim Penerbitan Keputusan KPU Nomor 731 Tahun 2025 Bukan untuk Lindungi Siapapun
-
Peran 2 Anggota Kopassus di Kasus Pembunuhan Kacab Bank: Atur Penculikan hingga Buang Jasad
-
Kali Mampang Luber usai Hujan Lebat, 12 RT di Jaksel Kebanjiran!
-
Strike Back KPK di Pengadilan, 117 Saksi dan 333 Dokumen Jadi Bukti Sah Tersangka Rudy Tanoe
-
KPK Temukan Pusaran Jual Beli Kuota Haji di Antara Biro Travel
-
Misteri Kematian Bocah dalam Karung di Sultra Terungkap Berkat Endusan Anjing Pelacak
-
Memilukan, PSK yang Dibunuh di Sidrap Ternyata Diantar Suami Temui Pelaku Pembunuhan
-
Sinyal Kuat Mahfud MD Masuk Kabinet Prabowo? Kepala Bappisus: Presiden Cari Putra Terbaik Bangsa
-
Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Cuma Rp1, Catat Tanggalnya