- Gunung Patah merupakan gunung berapi nonaktif yang menjulang setinggi 2.853 mdpl di perbatasan provinsi Bengkulu dan Sumatra Selatan.
- Gunung Patah bukan hanya barisan hutan belantara, melainkan ruang yang menyimpan ikatan dengan leluhur dan terus dijaga melalui ritual.
- Pemandangan langka ini menjadi hadiah tak ternilai bagi Tim Satria Hutan Indonesia
Pilihan ini terbukti tepat. Hujan memang membuat jalur licin dan tidak beraturan, tetapi dengan saling membantu, tim akhirnya berhasil keluar hutan pada tanggal 17 Agustus. “Kalau dipaksa balik lewat Manau Sembilan, mungkin kami masih di hutan sampai sekarang,” ujar Farrel, selaku koordinator teknis lapangan, menggambarkan betapa krusialnya keputusan itu.
Meskipun bertepatan dengan HUT RI ke-80 dan jalur Kance Diwe merupakan jalur yang katanya lebih “ramah” pendaki, sejak perjalanan dari puncak sejati hingga basecamp Kance Diwe, kami sama sekali tidak berpapasan dengan pendaki lain yang melintas di jalur tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Gunung Patah yang masih belum terjamah khalayak umum.
Menjaga Hutan, Menjaga Kehidupan
Perjalanan Satria Hutan Indonesia 2025 bukan sekadar cerita 13 hari perjalanan, melainkan sebuah ruang belajar tentang bagaimana manusia, alam, dan budaya saling berkelindan. Dimulai dari berdoa di makam puyang, serangan pacet dan lebah, penemuan tulang belulang, hingga upacara bendera di puncak Gunung Patah, semua menyimpan pesan bahwa hutan tidak hanya untuk dijelajah, tetapi juga untuk dihormati dan dijaga.
Tema “Kenali Hutan, Jaga Kehidupan” menemukan wujudnya dalam setiap langkah, setiap tantangan, dan setiap keputusan yang diambil. Bagi Tim Satria Hutan Indonesia 2025, perjalanan ini adalah cara kecil untuk merawat Indonesia dari akar terdalamnya yakni hutan.
Gunung Patah kini bukan hanya puncak tertinggi di Bengkulu, melainkan juga guru yang memberi pelajaran tentang keberanian, penghormatan, dan kebijaksanaan. Jejak kami mungkin hilang ditelan hujan, namun ilmu dan pengalaman berkesan yang Gunung Patah berikan akan selamanya membekas di benak kami.***
Berita Terkait
-
Sinopsis Dream, Drama China Terbaru Liu Shi Shi dan Hu Xian Xu
-
Review Film Elio: Petualangan Galaksi yang Bikin Hati Meleleh
-
5 Drama China Diadaptasi dari Novel Shi Si Lang, Ada The Eternal Fragrance
-
Sinopsis Echoes of the Heart, Drama China Terbaru Han Dong Lin dan He Shi
-
Ada Kill My Sins, Ini 3 Drama China Dibintangi Liu Shi Shi sebagai Pemeran Utama
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Data Pendidikan Gibran di Situs KPU Tiba-tiba Berubah Jadi S1, Ada Upaya Jegal Gugatan Ijazah Palsu?
-
AGRA Desak Penghentian Proyek Transmigrasi ala Orde Baru: Haruskah Membuka Hutan dan Belukar Lagi?
-
Detik-detik Mikrofon Prabowo Mati di KTT PBB, Menlu Sugiono Tegaskan Pesan Palestina Tetap Menggema
-
Sudah Gandeng Ahli ITB, Pemprov DKI Yakin Bau Sampah RDF Rorotan Sudah Teratasi
-
Bukan Jenderal Biasa, Mengenal Komjen Chryshnanda yang Ditunjuk Pimpin Tim Transformasi Polri
-
Dipimpin Puan Maharani, DPR RI Bakal Sahkan APBN 2026 dan Prolegnas dalam Rapat Paripurna
-
Menteri PPPA Minta Pesantren Jadi Zona Aman dari Bullying, Ingatkan Bahaya Relasi Kuasa
-
Bentuk Pasukan Khusus di Dunia Maya, Cara BNPT Mencegah Radikalisme di Era Tanpa Batas
-
Anhar Gonggong Tertawa Geli Polisi Sita Buku Franz Magnis Suseno: Harusnya Baca Dulu Isinya!
-
Konflik Yalimo Pecah Gegara Ucapan Rasis, Kemensos Siapkan Sembako dan 100 Babi untuk Pesta Damai