-
Demo berakhir tertib setelah tuntutan kunci mereka dikabulkan oleh DPR.
-
Disetujui pembentukan lembaga reforma agraria langsung di bawah kendali Presiden.
-
DPR akan membentuk Pansus lintas komisi untuk awasi penyelesaian konflik agraria.
Suara.com - Aksi peringatan Hari Tani Nasional di depan Gedung DPR RI berakhir pada Rabu (24/9/2025) sore.
Ribuan massa membubarkan diri secara tertib , setelah perwakilan mereka diterima oleh pimpinan DPR dan kementerian terkait, serta sejumlah tuntutan kunci berhasil disepakati.
Berdasarkan pantauan Suara.com, para peserta aksi yang mayoritas berasal dari Jawa Barat mulai membubarkan diri sekitar pukul 16.30 WIB, diiringi ucapan terima kasih kepada aparat.
“Terima kasih pak polisi, semoga tidak ada lagi aksi represifitas soal agraria,” kata orator dari atas mobil komando.
Tuntutan Kunci Dikabulkan DPR
Sebelum bubar, perwakilan massa mengumumkan hasil positif dari audiensi dengan DPR dan pemerintah.
Salah satu tuntutan utama yang disetujui adalah pembentukan lembaga khusus untuk menjalankan reforma agraria yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dengan skema ini, pertanggungjawaban lembaga tersebut akan langsung kepada presiden, bukan lagi melalui kementerian terkait.
Selain itu, massa juga meminta DPR untuk membentuk panitia khusus (pansus) lintas komisi untuk mengawasi penyelesaian konflik agraria dan pelaksanaan reforma agraria.
Baca Juga: Ditemui Utusan Istana, Serikat Petani Indonesia Sampaikan 6 Tuntutan Reforma Agraria
Suara Kritis dari Atas Mobil Komando
Sebelum kesepakatan tercapai, orasi dari atas mobil komando terus menggema, menyoroti kegagalan negara dalam mewujudkan reforma agraria.
Isu seperti ketersediaan bibit dan pupuk murah, yang menurut orator sudah diselesaikan negara lain 40 tahun lalu, menjadi sorotan utama.
“Tanah untuk rakyat, tanah untuk rakyat,” seru salah satu orator.
Selain itu, disuarakan pula kebutuhan akan adanya "blok politik ketiga" yang independen dan berpihak pada rakyat, bukan menjadi perpanjangan tangan penguasa.
“Saat ini kita butuh blok politik ketiga, blok politik yang pro terhadap rakyat. Blok politik petani sebagai alternatif,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru