- Pidato Prabowo di PBB jadi momentum refleksi arah politik luar negeri Indonesia
- Rizal Mallarangeng menilai dunia kini memasuki era “perang dingin kedua” dengan konfigurasi multipolar
- Konsep non-blok dianggap tak lagi relevan, Indonesia didorong menuju pendekatan “multiblok”
Suara.com - Pidato Presiden Prabowo Subianto di forum PBB baru-baru ini bukan hanya menjadi sorotan nasional, tetapi juga memicu refleksi mendalam mengenai arah geopolitik global dan posisi strategis Indonesia di dalamnya.
Pengamat politik Rizal Mallarangeng, melalui analisis tajamnya di kanal YouTube Katadata Indonesia, mencoba mengurai makna di balik pidato tersebut dengan menempatkannya dalam konteks sejarah dan proyeksi masa depan hubungan internasional, dikutip Rabu (24/9/2025).
Rizal memulai pandangannya dengan mengingatkan akan periode kedamaian dan kemajuan luar biasa yang telah dinikmati dunia selama delapan dekade terakhir.
“Dunia ini 80 tahun terakhir mengalami kemajuan paling pesat sepanjang sejarah manusia,” ucapnya.
Ia menyoroti revolusi teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup yang signifikan.
Ketiadaan konflik global berskala besar menjadi salah satu kunci utama kemajuan ini.
"So far, sepanjang 80 tahun tidak terjadi perang," tegas Rizal.
Ia menggarisbawahi stabilitas relatif yang memungkinkan peradaban untuk berkembang.
Menurut Rizal, keberhasilan ini tidak terlepas dari peran sentral Amerika Serikat pasca-Perang Dunia II dan terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai arsitek perdamaian dan kerja sama global.
Baca Juga: Muhaimin Puji Prabowo di Pidato PBB : Presiden yang Berhasil Pidato dengan Baik setelah Bung Karno
“Karena itu bisa katakan bahwa tugas Amerika setelah Perang Dunia Kedua dan PBB sebagai lembaga tertinggi persatuan bangsa-bangsa, itu sangat berhasil dengan segala kelemahannya,” ia menambahkan.
Dirinya mengakui bahwa meskipun PBB memiliki berbagai tantangan, fungsinya dalam mencegah eskalasi konflik besar telah terbukti efektif.
Namun, lanskap global saat ini jauh berbeda dari era ketika Presiden Soekarno menggema pidatonya yang legendaris di awal Perang Dingin.
Saat itu, perjuangan Indonesia masih terpusat pada sisa-sisa imperialisme, dengan seruan untuk membangun tatanan dunia baru yang lebih adil.
Rizal mengenang, “Awal Perang Dingin Bung Karno berpidato itu masih ada sisa sedikit masalah imperialisme, itu penting to build the world a new as a speech dia memakai seruan ‘tolong dong bujukin Belanda gausah lebih lama lagi di Irian Barat, kalau gak kita perang nih’ kira-kira gitu.”
Pidato Soekarno adalah manifestasi dari perjuangan bangsa muda yang berani menentang hegemoni dan menuntut kedaulatan penuh.
Berita Terkait
-
Pedas! Blak-blakan di Depan Mahfud MD, Rocky Gerung Sebut Prabowo Ngaco, Mengapa?
-
Prabowo Bertemu Bill Gates: Kasih Bintang Jasa dan Bahas Kolaborasi Besar buat Indonesia
-
Di Panggung PBB, Prabowo Bela Palestina dan Menolak Doktrin Si Kuat - Si Lemah
-
Di Hadapan PBB Prabowo Klaim Indonesia Sudah Swasembada Beras: Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia
-
Bukan Omon-Omon! Prabowo Siap Kirim 20 Ribu Pasukan Perdamaian RI ke Zona Konflik
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional