- Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ditunjuk menjadi pemimpin transisi Gaza.
- Menurut laporan, Blair akan bertanggung jawab atas rekonstruksi Gaza.
- Penunjukan Blair menuai kontroversi karena dinilai pro Israel dan terlibat perang Irak.
Suara.com - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dikabarkan ditunjuk menjadi pemimpin transisi Gaza. Hal ini terkait proposal Amerika Serikat yang mendukung Blair memimpin otoritas transisi di Gaza, Palestina.
Menurut laporan BBC, Blair sedang dalam pembicaraan untuk menjadi kepala badan bernama Gaza International Transitional Authority (GITA). Tugasnya mengawasi rekonstruksi dan pemerintahan sementara di wilayah Gaza pasca-konflik Israel dengan Hamas.
Proposal ini mendapat dukungan dari Presiden AS Donald Trump. Menurut Trump, Blair adalah figur berpengalaman untuk menangani situasi rumit di Timur Tengah.
Lantas, seperti apa profil Tony Blair? Ini rekam jejak pendidikan, karier, dan kontroversi Tony Blair.
Profil Tony Blair dan Kontroversinya
Tony Blair lahir pada 6 Mei 1953 di Edinburgh, Skotlandia. Ia adalah salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Inggris pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21.
Sosoknya berasal dari keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah seorang pengacara dan aktivis politik Konservatif, sementara ibunya berasal dari Irlandia Utara.
Blair menempuh pendidikan di Fettes College, sekolah bergengsi di Skotlandia, sebelum melanjutkan studi hukum di St John's College, Oxford University.
Di sana, ia aktif dalam kegiatan musik rock dan politik mahasiswa, yang membentuk karakternya sebagai pemimpin karismatik.
Baca Juga: UNEP Peringatkan Kerusakan Gaza Bukan Hanya Kemanusiaan, Tapi Juga Lingkungan
Setelah lulus pada 1975, Blair bekerja sebagai pengacara di London. Di sinilah ia bertemu dengan istrinya, Cherie Booth, yang juga seorang pengacara sukses.
Karir politik Blair dimulai ketika ia bergabung dengan Partai Buruh pada akhir 1970-an. Ia terpilih sebagai anggota parlemen untuk daerah pemilihan Sedgefield pada 1983 di usia yang relatif muda.
Blair dengan cepat naik pangkat dalam partai. Ia sukses menjadi juru bicara oposisi untuk urusan keuangan dan kemudian pemimpin oposisi.
Pada 1994, setelah kematian mendadak pemimpin Partai Buruh John Smith, Blair terpilih sebagai pemimpin partai. Ia mereformasi Partai Buruh menjadi "New Labour", yang lebih sentris dan pro-bisnis, meninggalkan ideologi sosialis tradisional.
Strategi ini membuahkan hasil pada Pemilu 1997. Partainya meraih kemenangan telak, mengakhiri 18 tahun kekuasaan Partai Konservatif. Blair pun terpilih menjadi Perdana Menteri termuda sejak 1812, pada usia 43 tahun.
Selama masa jabatannya sebagai Perdana Menteri dari 1997 hingga 2007, Blair memimpin Inggris melalui periode pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Ia memperkenalkan reformasi seperti kenaikan upah minimum nasional, reformasi pendidikan, dan peningkatan pendanaan untuk layanan kesehatan NHS.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!