-
Kemenkes fast-track sertifikat higienis untuk ribuan dapur.
-
Menkes Budi sederhanakan aturan untuk mempercepat proses penerbitan izin.
-
Gandeng Mendagri untuk instruksikan Pemda percepat proses di lapangan.
Pertama, yakni menentukan penanganan medis yang tepat dengan mengetahui penyebab spesifik—apakah itu bakteri E coli atau kontaminasi pestisida—akan secara langsung menentukan jenis perawatan yang harus diberikan kepada korban.
"Kenapa ini menentukan bapak ibu? Karena ini nanti menentukan satu treatment-nya seperti apa kalau dia kena?" jelas Menkes.
Kedua, melacak sumber dan mode kontaminasi. Menkes Budi mengatakan bahwa setiap mikroorganisme atau bahan kimia memiliki cara penyebaran yang unik.
Dengan mengetahui pelakunya, tim investigasi dapat lebih mudah melacak dari mana sumber masalah berasal, apakah dari bahan baku, proses memasak, atau distribusi.
"Dua kita juga bisa melacak kira-kira sumbernya kejadiannya kenapa. Karena masing-masing bakteri virus itu kan berbeda-beda timbulnya itu," tambahnya.
Ketiga, menyiapkan infrastruktur laboratorium daerah. Menkes Budi mengemukakan bahwa temuan ini menjadi dasar bagi Kemenkes untuk memastikan seluruh laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas) di tingkat kabupaten/kota memiliki kemampuan deteksi yang memadai.
Saat ini, fokus pemerintah adalah meningkatkan kualitas reagen atau bahan penguji di lab-lab tersebut.
"Dan yang ketiga ini juga membantu kita untuk memastikan semua laboratorium kesehatan masyarakat di kabupaten/kota harus siap juga untuk meneliti ini. Jadi sekarang kita lagi memperbaiki reagen-reagennya," katanya.
Baca Juga: Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis: Jangan Tunggu Ada yang Meninggal!
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Takjub Adab Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, Amien Rais Terenyuh: Buat Saya Artinya Dalam
-
Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis: Jangan Tunggu Ada yang Meninggal!
-
Sejarah Lambang Kakbah di Logo PPP, Muncul Wacana Mau Diganti
-
Krisis Keracunan MBG, Ahli Gizi Ungkap 'Cacat Fatal' di Dalam Struktur BGN
-
5 Kejanggalan Bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Roboh Timpa 100 Santri yang Sedang Salat
-
Bumerang buat Prabowo? Legislator NasDem Usul Diksi 'Gratis' dalam MBG Dihapus: Konotasinya Negatif!
-
Sebulan Hilang Usai Aksi 'Agustus Kelabu', KontraS Desak Polda Metro Serius Cari Reno dan Farhan!
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan