- Siswa korban keracunan program MBG terus berjatuhan.
- Anggota Komisi IX DPR, Edy Wuryanto mengkritik lambannya penerbitan Perpres tentang pengawasan program MBG.
- Legislator PDIP mengingatkan fungsi parlemen sebagai "anjing penjaga" (watchdog) kebijakan pemerintah.
Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Edy Wuryanto, melontarkan kritik pedas terhadap lambannya penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengawasan program Makan Bergizi Gratis atau MBG. Dalam Rapat Kerja bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) dan Menteri Kesehatan, Edy secara lugas mengingatkan fungsi parlemen sebagai "anjing penjaga" (watchdog) kebijakan pemerintah.
Mengawali interupsinya, Edy menyapa Kepala BGN dengan nada sindiran tajam.
"Pak Dadan sehat kan? Mudah-mudahan sehat ya, Pak. Tapi lembaga ini bukan tempat untuk berdoa, Pak, ini bukan masjid, bukan gereja. Ini lembaga memang diciptakan untuk bertukar pikiran, bergaduh ria," kata Edy dalam rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (1/10/2025).
Ia menegaskan bahwa tugas parlemen adalah berbicara dan mengkritik. Jika tidak, publik akan mempertanyakan kinerja DPR, terutama di tengah maraknya kasus keracunan MBG.
"Karena ini tugas kami memang 'menggonggong', parlemen itu kan bicara, Pak. Kalau kami enggak bicara, nanti dianggap publik kerja apa," tegasnya.
"Sama juga kami ditanya oleh media, 'ini keracunan segini banyak apa yang dilakukan oleh Komisi IX?'"
Puncak kritik Edy adalah mengenai Perpres tata kelola MBG yang tak kunjung terbit. Menurutnya, tanpa Perpres sebagai landasan hukum yang kuat, mustahil bagi BGN untuk melakukan koordinasi lintas sektoral dengan kementerian lain dan pemerintah daerah.
"Pertanyaan saya, kapan Perpresnya turun, Pak? Anda bisa bayangkan 82 juta penerima manfaat makanan siap saji di seluruh wilayah Indonesia, kalau Anda enggak punya Perpres bagaimana Anda mau melibatkan kementerian lintas sektoral dan pemerintah daerah?" cecarnya.
"Ini mau sampai kapan ini turunnya? Ya pasti gaduh, Pak. Yang buat gaduh Anda sendiri, kami sudah mengingatkan beberapa kali," pungkas Edy.
Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian