News / Metropolitan
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 15:02 WIB
Polisi Larang Warga Berkerumun di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: Kasih Kami Kesempatan!
Baca 10 detik
  1. Polisi melarang masyarakat untuk mendatangi lokasi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny
  2. Alasan warga dilarang berada di lokasi karena mempersulit evakuasi korban yang masih tertimbun bangunan ambruk
  3. Selain itu, larangan itu karena kehadiran masyarakat ke lokasi bisa merusak TKP. 

Suara.com - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) melarang keras masyarakat untuk mendatangi lokasi musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang ambruk hingga menelan korban jiwa sejumlah santri. Alasan larangan itu diterapkan agar proses identifikasi korban berjalan cepat dan akurat.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim Komisaris Besar Polisi M Khusnan menyebut masih banyak korban yang sulit dievakuasi karena masih tertimbun reruntuhan bangunan ponpes tersebut. 

"Artinya kasih kesempatan kami, ini korban yang sudah meninggal bukan korban hidup ya, itu jangan sampai di sana ada teman-teman kita yang nanti ada barang apa disingkirkan, dipisahkan dari tempatnya," ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (3/10/2025).

Menurut Khusnan, setiap jenazah maupun barang di sekitar lokasi akan difoto, diberi label, dan dimasukkan ke dalam kantong khusus. Hal itu merupakan fase awal identifikasi sesuai standar internasional Disaster Victim Identification (DVI) yang tidak boleh terganggu.

Bangunan Ponpes Al Khoziny Sebelum dan Sesudah Runtuh. (Google Maps, Antara)

Oleh sebab itu, masyarakat dilarang untuk berkerumun atau masuk ke area reruntuhan karena kebiasaan warga mendekati lokasi bencana justru berpotensi merusak TKP.

"Kalau nanti teman-teman tidak siarkan gerudukan (datang bersama) ke sana kan rusak itu TKP," ujarnya. 

Ia menegaskan hanya pihak berwenang yang diperbolehkan masuk ke area TKP. Garis polisi sudah dipasang untuk membatasi akses serta menjaga keutuhan bukti.

"Artinya kalau yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk di area itu. Ya harus begitu, oleh sebab itu ada police lain kan, aturannya kan," kata Khusnan.

Dalam tragedi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny ini, puluhan santri menjadi korban.

Baca Juga: Kritik Gus Nadir soal Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Kita Kerap Berlindung dari Kalimat 'Sudah Takdir'

Proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya dilakukan oleh tim DVI Polri dibantu dokter forensik serta tenaga ahli lintas instansi. Hingga Jumat pukul 13.56 WIB, tercatat sembilan korban meninggal.

Lima jenazah sudah diserahkan kepada keluarga, sementara empat lainnya masih dalam proses identifikasi.

Load More