News / Nasional
Selasa, 07 Oktober 2025 | 19:10 WIB
Co-founder and CEO of Magdalene.co, Devi Asmarani memberikan pemaparan soal WNN dalam agenda Local Medis Summit 2025 (LMS 2025). [Hairul Alwan/Suara.com]
Baca 10 detik
  • LMS 2025 menjadi ajang kolaborasi 100+ media lokal untuk membangun pasar media berkelanjutan.

  • Women News Network (WNN) membuktikan kolaborasi media perempuan dapat melipatgandakan dampak.

  • Inovasi seperti DigitalQueen efektif menjembatani kesenjangan digital pada komunitas ibu-ibu.

Suara.com - Keterlibatan audience media segmented baik berupa media yang membahas perempuan maupun generasi z alias Gen Z di era ini sangat dibutuhkan.

Dalam gelaran Local Media Summit 2025 (LMS 2025) kerjasama Suara.com dengan International Media Support (IMS) yang digelar di Hotel JW Mariot, 7-8 Oktober 2025, beberapa media memaparkan inovasinya.

Pada hari pertama LMS 2025 itu, Co-founder and CEO of Magdalene.co, Devi Asmarani dan Social Media Srategist DigitalMama.id, Firda Iskandar memaparkan inovasi yang mereka terapkan. Kemudian, kaltimtoday.co juga memaparkan soal inovasi SuaraZetizen.

Selain itu, dilakukan juga pemaparan inovasi oleh Vice Editor in Chief Tempo Bagja Hidayat dan Editor in Chief BandungBergerak.id, Tri Joko Her Riadi.

Co-founder and CEO of Magdalene.co, Devi Asmarani mengatakan, sebagai pemimpin dan pendiri media startup atau media lokal, mungkin pernah berada dalam titik merasa sendiri dan stuck. Kondisi tersebut membuat kita tidak tau harus meminta tolong dan bertanya ke siapa.

"Mau terus rasanya kok berat banget, mau berhenti rasanya kok sayang, begitu saja menyerah setelah bertahun-bertahun berjuang mendirikan organisasi media teman-teman," kata Devi dalam paparannya, Selasa 7 Oktober 2025.

"Tantangan ini terasa lebih berat ketika media teman2 adalah media yang sangat niche, dalam hal ini media yang berfokus pada isu perempuan, isu gender dan menggunakan perspektif yang tidak mainstream seperti Magdalene," ungkapnya.

Devi kemudian mengenang pertemuan dua tahun laludengan beberapa media-media independen yang didukung International Media Support (IMS).

"Saat itu saya bertemu dengan beberapa perempuan, founder dari media-media yang serupa dengan Magdalene. Mendengar cerita mereka, saya merasa tidak sendiri lagi dalam perjuangan saya memimpin magdalene," ungkapnya.

Baca Juga: Storytelling sebagai Kunci Engagement di EraMediaDigital

"Tapi saya juga berpikir, kalo kita bersatu mungkin kita tidak akan merasa terlalu sendiri, mungkin kita bisa memiliki sebuah daya tawar yang lebih kuat," imbuhnya.

Impian tersebut menjadi ide dasar dari terbentuknya Women News Network (WNN) yang merupakan aliansi media yang dididirikan/ dipimpin oleh perempuan dan berfokus untuk mendorong nilai2 kesetaraan, inklusi, keberagaman dan keadilan dengan dukungan IMS.

"Saya terinspirasi Asia News network, sebuah jaringan media berbahasa Inggris di Asia, di mana media tempat saya dulu bekerja, The Jakarta Post, lalu kemudian The Straits Times Singapore, menjadi anggota," urainya.

"WNN lahir dari solidaritas media perempuan untuk mendorong kesetaraan gender di ekosistem media indonesia, memperkuat dan mendukung keberlanjutan organisasi media yang dipimpin dan berfokus pada perempuan. Ini adalah bentuk nyata dari “women supporting women," jelasnya.

Untuk anggota WNN sendiri yakni, 9 organisasi media yang berada di 7 provinsi di seluruh Indonesia: termasuk Magdalene, Digital Mama, Bincang Perempuan, Kutub, Tentang Puan, Simbur Cahaya, Femini, Katong NTT dan Dewiku.

"Kami memastikan semua anggota memiliki persepsi yang sama akan aliansi ini, dan memercayai nilai-nilai yang sama, dan ini kami kuatkan dalam sebuah memorandum kerjasama," ujarnya.

Pada akhirnya tentu kami semua adalah media yang memiliki kecirian, branding, dan suara yang unik untuk melayani audience kami masing-masing.

Menurutnya, kolaborasi dapat mengamplifikasi dampak peningkatan views dan engagement lebih dari dua kali lipat ketika kampanye Perempuan Rawat Bumi.

"Ke depannya, kami terus bereksplorasi dan membangun kolaborasi lain, di luar konten. Termasuk kolaborasi yang dapat mendatangkan revenue," pungkasnya.

Sementara itu, Social Media Srategist DigitalMama.id, Firda Iskandar memaparkan terkait inovasi berupa Digital Queen. Ia menyoroti soal Digital Gap yang terjadi di salah satu daerah di Bandung Barat.

"Kami punya agenda rutin gathring setahun sekali, jadi pada momen itu kami berkumpul acara kami buat gratis tapi masih ada yang komen acarnya bagus tapi masih ada ibu-ibu yang tidak bisa berpartisipasi," jelasnya.

"Setalah itu lahirlah DigitalQueen dengan tujuan mengurangi digital gap yang terjadi. Kami buat agenda tersebut di Cililin. Waktu itu ada 60 pendaftar namun yang kami jadikan peserta 40 orang ibu-ibu," katanya.

Tak hanya peserta, DigitalQueen juga mendapat antusias para volunteer Queen Maker dan corporate yang ingin terlibat dalam agenda yang digagal digitalmama.id itu.

"Kemudian ada 30 volunteer Queen Maker (orang yang memberi edukasi atau menjadi pemateri) dari 35 pendaftar. Kami juga dibantu 7 corporate dalam agenda tersebut," jelasnya.

Selanjutnya, Firda berencana bakal mempromosikan produk-produk yang dihasilkan ibu-ibu di Cililin, menyiapkan followup mentorship serta menyiapkan workshop kedua DigitalQueen.

Sebagai informasi, Local Media Summit (LMS) 2025, pertemuan tahunan terbesar bagi media lokal dan skala kecil di Indonesia resmi dibuka hari ini pada Selasa (7/10/2025).

Forum ini berlangsung selama dua hari pada 7-8 Oktober 2025 di JW Marriott Hotel, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Dengan tema “Unlocking Local Capital: Building Sustainable Media Market in Indonesia”.

LMS 2025 menyoroti pentingnya membangun pasar media yang berkelanjutan melalui inovasi model bisnis, keterlibatan komunitas, dan pemanfaatan teknologi.

Tahun ini, LMS menghadirkan lebih dari 30 pembicara dan lebih dari 100 media lokal dan segmentasi khusus dari berbagai daerah untuk berbagi pengalaman, memperluas jaringan, dan membangun kolaborasi lintas sektor.

Hadir media lokal atau media segmentasi khusus dari Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Batam, Kalimantan Barat. Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan seluruh wilayah di Jawa.

Selain itu, adanya deretan pembicara yang akan hadir mencakup perwakilan dari Wavemaker Grup M, Google, BBC Media Action, Unilever, Goto, SAFEnet, LBH Pers, peneliti UMN, pakar tokoh serta berbagai media dan lembaga di Asia Tenggara.

Lalu, ada sesi “Gala Dinner: Networking & Appreciation Night” akan menjadi ajang pertemuan santai antar peserta, pembicara, dan mitra pendukung untuk memperluas jejaring kolaborasi.

LMS 2025 juga menegaskan kembali pentingnya keberadaan media lokal dalam membangun informasi yang inklusif dan akurat di tengah derasnya arus digitalisasi.

Load More