-
- BRIN mendorong pemanfaatan teknologi geoinformatika untuk penelitian dan pengelolaan laut.
- Ocean color science digunakan untuk memantau kualitas air, tingkat klorofil, dan produktivitas laut.
- Kolaborasi riset dan teknologi seperti UAV dan satelit memperkuat observasi laut Indonesia.
Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini semakin akitf mendorong pemanfaatan teknologi geoinformatika dalam proses penelitian dan pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia.
Melalui pendekatan ocean color science, dimana pendekatan tersebut mampu memberikan informasi geospasial penting mengenai tingkat klorofil, kualitas air, serta produktivitas ekosistem laut.
Sehingga data yang dihasilkan nantinya tidak hanya digunakan untuk keperluan riset akademis, tetapi juga menjadi dasar pengambilan kebijakan kelautan yang berkelanjutan.
Kepala Pusat Riset Geoinformatika (PRGI) BRIN, Muhammad Rokhis Khomarudin, menjelaskan “Bagi Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, kemampuan untuk memproses dan menginterpretasikan data ocean color melalui geoinformatika sangatlah penting dan mendukung ketahanan pesisir, keberlanjutan kelautan, dan ekonomi biru,” ujar Rokhis dalam Webinar BRIGHTS bertema “Ocean Color Science for Utilization and Decision-Making”, Kamis (9/10/2025) lalu.
Lebih lanjut, Rokhis menyebutkan bahwa ocean color science merupakan wujud nyata dari penerapan geoinformatika di bidang kelautan.
Melalui kombinasi penginderaan jauh (remote sensing), sistem informasi geografis (GIS), pemodelan digital, dan analisis data, para ilmuwan dapat memahami dinamika laut secara lebih menyeluruh. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga riset dan pemangku kebijakan untuk memperluas penerapan teknologi ini.
Sementara itu, periset BRIN Gathot Winarso menjelaskan bahwa perbedaan warna laut ditentukan oleh cara air menyerap dan memantulkan cahaya.
“Air laut menyerap warna merah dari spektrum cahaya dan memantulkan warna biru, sehingga tampak biru bagi mata manusia. Namun, keberadaan sedimen atau partikel tertentu bisa membuat laut terlihat hijau atau bahkan kemerahan,” terangnya.
Gathot juga menyoroti perkembangan teknologi pemantauan warna laut, dari alat klasik seperti Coastal Zone Color Scanner (CZCS) di satelit Nimbus, hingga sistem mutakhir yang menyesuaikan dengan karakteristik perairan tropis Indonesia.
Baca Juga: Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan
Dalam kesempatan yang sama, Kie Trung Hieu dari University of Singapore memperkenalkan terobosan baru berupa penggunaan unmanned aerial vehicle (UAV) untuk mendukung observasi laut beresolusi tinggi dengan detail sehingga minim gangguan atmosfer.
Dengan menggabungkan seperti teknik mosaik berbasis GPS dan deep learning dalam pemrosesan citra, UAV menjadi pelengkap efektif bagi sistem pemantauan satelit tradisional. “Integrasi antara UAV dan satelit akan menciptakan kerangka pemantauan laut yang lebih akurat dan komprehensif, khususnya di kawasan Asia Tenggara,” ujar Hieu.
Melalui inovasi dan kolaborasi lintas negara, BRIN berharap bahwa pengembangan geoinformatika kelautan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat riset maritim di kawasan, sekaligus memastikan pengelolaan laut yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Penulis: Muhammad Ryan Sabiti
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
Terkini
-
Tiga Bupati Aceh 'Menyerah' Tangani Bencana, Mendagri Tito Menyanggah
-
Gus Miftah Kritik Bantuan Bencana yang Dilempar dari Helikopter: 'Niat Baik Harus dengan Cara Baik'
-
Luhut Menghadap Prabowo di Istana, Ini Tiga Hal yang Dilaporkan
-
Gus Miftah Sebut Bencana Sumatra Layak Jadi Bencana Nasional, Ajak Introspeksi Massal
-
Gus Miftah Berharap PBNU Segera Rukun dan Fokus Bantu Korban Bencana
-
Dewi Astutik Diringkus Tapi Perang Belum Usai, Membedah Ancaman dan Solusi Perang Narkoba Indonesia!
-
Ratu Zakiayah Ajak ASN Pemkab Serang Donasi Bantu Korban Bencana Sumatra
-
Akhirnya! Pemerintah Akui Kerusakan Lingkungan Perparah Bencana Banjir Sumatra
-
Hasil DNA Kerangka Positif, Jenazah Alvaro Kiano akan Dimakamkan Besok
-
Awas Cuaca Ekstrem, DPR Minta Kemenhub hingga BMKG 'Kawin' Data Demi Mudik Nataru Aman