- Irine mengatakan esensi demokrasi terletak pada sejauh mana suara rakyat benar-benar didengar dan diakomodasi.
- Ia mencontohkan bagaimana kepemimpinan dari era Soeharto hingga Jokowi seringkali memperlihatkan simbol kekuasaan yang begitu kuat.
- Irine menegaskan bahwa ruang bagi gerakan rakyat untuk menyuarakan kebenaran masih terbuka lebar.
Suara.com - Apakah demokrasi sejati hanya tentang kotak suara dan hari pemilihan? Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Irine Hiraswari Gayatri, menegaskan bahwa tolok ukur demokrasi jauh lebih dalam dari itu.
Menurutnya, esensi demokrasi terletak pada sejauh mana suara rakyat benar-benar didengar dan diakomodasi.
Penegasan ini disampaikan Irine dalam Kuliah Terbuka bertajuk "Pasang Surut-Kerakyatan" yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni Driyarara (IKAD) bersama Suara Ibu Indonesia pada Senin (13/10/2025).
Dalam paparannya, Irine membedah pasang surut sejarah politik, menunjukkan bagaimana suara rakyat kerap kali terpinggirkan oleh dominasi kekuasaan.
“Namun ada pula fase suara rakyat itu justru terpinggirkan oleh kekuasaan, kita bisa liat di Filipina, India,” ujarnya, memberikan contoh konkret dari pengalaman negara lain.
Tidak berhenti di sana, ia juga menyoroti situasi di Tanah Air. “Di Indonesia, yang saya bilang ruang untuk menyampaikan sesuatu itu dihambat,“ ungkapnya.
Ia mencontohkan bagaimana kepemimpinan dari era Soeharto hingga Jokowi seringkali memperlihatkan simbol kekuasaan yang begitu kuat.
“Kita lihat kebelakang, misal kepimpinan Jawa, nah apa itu mereka seperti Pak Soeharto, Pak Jokowi,” imbuhnya.
“Secara simbolik, power mereka pegang,” Irine menambahkan.
Baca Juga: Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
Sebuah pengingat tajam tentang potensi bahaya ketika kekuasaan menjadi terlalu terpusat.
Namun, di tengah gambaran yang tampak suram, Irine juga menyulut optimisme. Ia menegaskan bahwa ruang bagi gerakan rakyat untuk menyuarakan kebenaran masih terbuka lebar.
“Demokrasi sejati menurut Tan Malaka itu ya seperti kegiatan hari ini, atau aksi-aksi kemarin, seperti yang dilakukan Suara Ibu Indonesia, atau gerakan Suara Ibu Peduli tahun 1998,” jelasnya.
Irine pun secara khusus mengajak generasi muda, terutama mahasiswa, untuk tidak abai terhadap dinamika kerakyatan dan demokrasi.
“Teman-teman mahasiswa harus aware. Dari awal kita sudah tahu gerakan rakyat itu bagian dari global movement,” tutupnya.
Reporter: Safelia Putri
Berita Terkait
-
Irine Gayatri BRIN Bedah 'Pasang Surut' Gerakan Rakyat
-
Jokowi Bicara Blak-blakan, Ungkap Perannya dalam Mendukung dan Bekerja Keras untuk PSI
-
Gelar SE dan MM Iriana Jokowi Dipermasalahkan, Dosan UMS Beri Kesaksian
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Berhasil Minta Salinan Ijazah Jokowi ke KPU DKI, Roy Suryo Ngaku Dibantu Sosok Ini
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Irine Gayatri BRIN Bedah 'Pasang Surut' Gerakan Rakyat
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan