News / Metropolitan
Rabu, 15 Oktober 2025 | 23:08 WIB
Ilustrasi sampah yang menggunung di TPST Bantargebang, Bekasi. (Ist)
Baca 10 detik
  • DKI dan Danantara bangun PLTSa olah 8.000 ton sampah per hari.
  • Empat PLTSa dirancang hasilkan total 140 megawatt listrik.
  • Proyek dimulai November, dijalankan terbuka dan ramah lingkungan.

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan bekerja sama dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Ibu Kota.

Proyek ini menjadi langkah strategis Jakarta dalam mengatasi krisis sampah dan memperkuat transisi menuju energi bersih.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut Jakarta sebagai daerah yang paling siap dalam pembangunan PLTSa dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

“Untuk hal yang berkaitan dengan PLTSa, kami sudah berkali-kali duduk dengan Danantara dan sudah disepakati karena memang Jakarta dibandingkan dengan daerah lain pasti infrastrukturnya lebih siap,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Menurut Pramono, kesiapan tersebut tak lepas dari kondisi Jakarta sebagai penyumbang sampah terbesar di Indonesia, dengan volume mencapai 8.000 ton per hari.

Situasi ini menjadikan fasilitas pengolahan sampah sebagai kebutuhan mendesak bagi Pemprov DKI.

Ia menambahkan, tumpukan sampah di TPST Bantargebang, Bekasi, kini telah mencapai 55 juta ton, dan jika tidak segera diatasi, berpotensi menimbulkan dampak lingkungan serius.

“Untuk itu, kalau di Jakarta, pertama, infrastrukturnya tersedia. Yang kedua, para investor terutama kontraktor-kontraktor, operator-operator besar dunia juga berharap bisa bekerja sama di Jakarta,” jelas Pramono.

Ia memperkirakan Jakarta membutuhkan sedikitnya empat unit PLTSa untuk menekan volume sampah secara signifikan.

Baca Juga: Jakarta Hasilkan 8.000 Ton Sampah Tiap Hari, Pemprov dan Danantara Serius Bangun PLTSa

Masing-masing unit pembangkit direncanakan mampu mengolah 2.500–3.000 ton sampah per hari dan menghasilkan energi listrik sekitar 35 megawatt.

“Dengan PLN pasti kita akan bisa dikerjasamakan karena dengan kalau memang per kWh-nya 20 sen, maka tidak perlu tipping fee, sehingga dengan demikian saya yakin persoalan sampah di Jakarta akan segera terselesaikan,” katanya.

Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM Rosan Roeslani mengonfirmasi bahwa proyek pembangunan PLTSa bersama Danantara dan pemerintah daerah akan dimulai pada awal November 2025.

“Ada waste to energy, penggunaan sampah tenaga listrik yang rencananya itu karena memang itu diberikan mandat kepada Danantara untuk melakukan program ini secara terbuka, secara transparan. Kita akan melakukan program ini kita mulai pada awal Bulan November,” ujar Rosan usai membuka Jakarta Investment Forum (JIF), Kamis (9/10/2025).

Rosan memastikan proyek PLTSa akan dijalankan secara transparan dan melibatkan pemerintah daerah di seluruh Indonesia, dengan tahap sosialisasi yang telah dimulai sejak awal Oktober.

Menurutnya, pengembangan PLTSa bukan hanya berperan dalam penyediaan energi, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan lingkungan yang besar bagi masyarakat.

Load More