-
Media harus diversifikasi revenue, dari konsultasi hingga kelola kreator konten.
-
Pemanfaatan AI terbukti bisa tingkatkan omzet media hingga 1.000% lebih.
-
Konten eksklusif dan orisinal tetap menjadi kunci bertahan di era AI.
Suara.com - Di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK) dan disrupsi Artificial Intelligence (AI), bisnis media disebut berada di ujung tanduk.
Namun, lima pimpinan media justru membongkar 'peta harta karun' berupa sumber pendapatan (revenue stream) baru yang tak terduga dan sangat potensial.
Dalam sesi panas di ajang Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), mereka buka-bukaan soal strategi bertahan dan bahkan bertumbuh di tengah tantangan zaman.
CEO Valid News, Erik Somba, mengungkapkan bahwa untuk bertahan, media harus berpikir kreatif di luar model bisnis tradisional.
Ia mencontohkan sumber pendapatan unik yang berhasil digarap pihaknya.
"Revenue bisa dari mana saja, misalnya kami di Valid News mendapatkan sedikit revenue dari konsultasi skripsi. Hukum Online punya pendapatan dari subscriber dan konsultasi hukum," kata Erik.
Strategi berbeda diterapkan Berita Jatim. CEO Dwi Eko Lokononto mengaku tidak mengandalkan Google AdSense, bahkan tidak terlalu fokus pada SEO.
Kekuatan mereka terletak pada personal branding pimpinan dan awak media yang kuat di level regional.
"Kami tidak mengerti SEO (search engine optimization), kami tidak tahu ini bisa menghasilkan pendapatan,” ujarnya.
Baca Juga: AI 'Bunuh' Media? Investor Kelas Kakap Justru Ungkap Peluang Emas, Ini Syaratnya
"Kami punya jasa konsultasi, event organizer, survei, dan beberapa pekerjaan komunikasi lainnya,” ujarnya.
Menunggangi Gelombang Ekonomi Kreator
IDN melihat peluang masif di ranah creator economy. Vice President of ICE IDN, Hana Novitriani, menjelaskan bahwa dengan 12 juta kreator aktif di Indonesia, media bisa berperan sebagai pengelola dan fasilitator.
“Media, kreator, dan AI dapat bersama-sama memberikan nilai lebih dalam ekosistem digital. Lebih dari sekadar mendapatkan audiens, tapi bagaimana mendapatkan trust,” ujarnya.
"Tahun 2030 diperkirakan nilai pasar kreator konten mencapai sekitar Rp7 triliun. Ini juga merupakan peluang bagi media,” kata Hana.
Omzet Meroket 1.000 Persen Berkat AI
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
Terkini
-
Lebih dari 10 Negara Siap Bantu Bencana Sumatra: PM Jepang Hingga Pangeran Arab
-
Cak Imin 'Haramkan' Tepung Impor di Program Makan Gratis: Jangan Sekali-kali Pakai!
-
Beras Bantuan Kementan Rp60 Ribu Viral, KPK: Dugaan Penyimpangan Tetap Dipantau
-
Golkar: Legislator Harus Punya Kapasitas Memadai Lindungi Rakyatnya dari Bencana
-
Korban Bencana Sumatra Lampaui 1 Juta Jiwa, Pemerintah Belum Buka Pintu Bantuan Asing
-
Kompolnas dan Komisi Reformasi Polri Dalami Prosedur Pemilihan Kapolri dalam Audiensi Dua Jam
-
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Bencana, DPR Tegaskan Sanksi Tak Akan Ringan Meski Minta Maaf
-
DPR Desak Kemenhut Ungkap 12 Perusahaan Diduga Pemicu Banjir Sumatra dalam 30 Hari
-
Terungkap! Pesepeda yang Tewas Tabrak Bus TransJakarta Ternyata Vice President Sekretaris SKK Migas
-
Pemerintah Siaga Penuh Jelang Nataru 2025, Fokus Antisipasi Bencana di Tengah Pemulihan Daerah