- Gubernur Dedi Mulyadi marah besar kepada manajemen Aqua Subang karena truk perusahaan dinilai merusak jalan provinsi
- Dedi Mulyadi menyoroti "keistimewaan" Aqua yang mendapatkan bahan baku air secara gratis dan menuntut perusahaan membayar pajak dengan jujur
- Pemerintah Provinsi Jawa Barat melarang Aqua menggunakan truk besar dengan tonase berlebih
Suara.com - Suasana kunjungan kerja Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ke pabrik Aqua di Kabupaten Subang mendadak memanas. Orang nomor satu di Jabar itu secara terbuka meluapkan amarahnya kepada manajemen perusahaan air minum kemasan tersebut, menyoroti serangkaian masalah mulai dari penggunaan kendaraan besar yang merusak jalan hingga dugaan manipulasi pajak.
Kemarahan Dedi Mulyadi dipicu oleh kondisi jalan provinsi yang baru saja diperbaiki namun kembali terancam rusak akibat lalu-lalang truk besar milik perusahaan. Menurutnya, investasi pemerintah untuk infrastruktur seolah hanya menguntungkan korporasi raksasa tersebut.
“Ini kan jalur jalan yang di provinsi sekarang bagus-bagus kita bangun, diperlebar, diperhalus, ya kan?," ujar Dedi dengan nada tinggi, dikutip dari akun Threads pribadinya, Kamis (23/10/2025).
"Tapi jalur jalan yang bagus dibangun provinsi tiap hari, ini hanya akan membahagiakan PT Aqua,” sambungnya.
Sorotan tajam Dedi Mulyadi semakin menjadi-jadi saat ia mengungkit insiden kecelakaan maut yang menewaskan tiga orang, yang diduga melibatkan truk perusahaan yang mengalami rem blong. Baginya, peristiwa tragis itu adalah bukti nyata bahwa standar keselamatan armada perusahaan telah diabaikan.
“Peristiwa kemarin itu pembelajaran penting. Bahwa standarisasi kendaraan yang digunakan oleh perusahaan ini harus diperhatikan,” tegasnya.
Gubernur juga menyoroti bagaimana truk-truk Aqua kini mendominasi jalur-jalur vital di kawasan Subang, Purwakarta, hingga Lembang, setelah aktivitas pertambangan dihentikan.
“Sekarang kan jalur jalan dari arah Lembang dan Subang ke Purwakarta. Mobil besar itu selain mobil industri, yang naik ke atas teater itu tinggal mobil pengangkut air mineral Aqua. Yang lain udah nggak ada, karena tambang udah saya tutup,” bebernya.
Tak berhenti di situ, Dedi Mulyadi melontarkan sindiran pedas terkait "keistimewaan" yang dinikmati Aqua dalam memperoleh bahan baku utama, yakni air, yang bersumber dari alam secara cuma-cuma.
Baca Juga: Momen Dedi Mulyadi Ngamuk di Pabrik Aqua: Warga Beli Air, Pabrik Buang Air! Ancam Cabut Izin
“Ya bayar pajak aja, tapi kan gratis beda dengan perusahaan lain. Kalau pabrik kain harus beli bahan baku, pabrik semen beli bahan baku, pabrik otomotif juga beli bahan baku. Kalau perusahaan ini bahan bakunya nggak beli,” sindir Dedi.
Karena itu, ia menuntut perusahaan untuk berlaku jujur dalam membayar pajak air dan tidak melakukan manipulasi data. Dedi menegaskan tidak meminta Aqua membangun jalan, melainkan cukup memenuhi kewajiban pajaknya dengan benar.
“Saya hanya minta jalan tanggung jawab provinsi, nggak usah Bapak bangun. Yang penting Bapak bayar pajak dengan baik dan tidak boleh ada manipulasi jumlah air," ujar KDM.
"Artinya, 1 juta meter kubik ngakunya 500. Kerjasama dengan petugas badan pendapatan daerah, ya kan, cingcai. Nggak boleh begitu, harus jujur,” sambung dia.
Sebagai penutup, ia memberikan peringatan keras agar perusahaan segera menghentikan penggunaan armada angkut berbobot berlebih yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan provinsi.
“Transporternya tidak boleh menggunakan kendaraan dengan sumbu yang besar. Badan jalannya kecil, bobotnya kecil, mobilnya gede-gede,” katanya.
Berita Terkait
-
Rocky Gerung Sebut Duet Prabowo-Gibran Tidak Akan Lanjut di Pilpres 2029, Nama Ini yang Berpeluang?
-
Momen Dedi Mulyadi Ngamuk di Pabrik Aqua: Warga Beli Air, Pabrik Buang Air! Ancam Cabut Izin
-
Disentil Menkeu Purbaya Soal Dana Mengendap, KDM: Itu Kas Daerah, Bukan Deposito!
-
BPKN Panggil AQUA, Imbas Dianggap Bohong Soal Jual Produk 'Air Gunung'?
-
Klaim Air Pegunungan Cuma Iklan? BPKN Siap Panggil Bos Aqua, Dugaan Pakai Air Sumur Bor Diselidiki
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Fakta Baru Pesta Seks Gay di Hotel Surabaya: Ada ASN, Guru hingga Mahasiswa!
-
Menteri Mukhtarudin: Bangun Ekosistem Terpadu untuk Pekerja Migran Indonesia
-
Tragedi Cemburu di Kolong Jembatan, Manusia Silver Tikam Pria karena Istri Siri
-
Sultan Dorong Sinergi Kepala Daerah dan Menkeu Atasi Isu TKD Mengendap di Bank
-
Rocky Gerung Sebut Duet Prabowo-Gibran Tidak Akan Lanjut di Pilpres 2029, Nama Ini yang Berpeluang?
-
Ketua MPR Pastikan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto 'Mulus' Tanpa Ada Hambatan
-
Yakin Dibunuh, Keluarga Diplomat Arya Daru Tagih Janji Bareskrim untuk Ambil Alih Kasus
-
Gus Ipul Dukung Kebijakan Prabowo Wajibkan Menteri Gunakan Mobil Maung Pindad
-
Di Hadapan Presiden Brasil, Prabowo Putuskan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah, Mengapa?
-
Kejati DKI Tetapkan 3 Tersangka Korupsi LPEI Senilai Rp 919 Miliar, Rumah dan Apartemen Digeledah