- Lawatan Donald Trump ke Asia untuk KTT APEC memicu spekulasi pertemuan dengan Kim Jong Un.
- Korut dilaporkan membersihkan Panmunjom, sebuah pertanda historis persiapan acara penting.
- Gedung Putih membantah ada jadwal, namun pejabat AS akui "segala sesuatu bisa berubah".
Suara.com - Sebuah misteri menyelimuti lawatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Asia pekan depan. Di balik agenda resmi menghadiri KTT APEC, pertanyaan besar yang berembus kencang adalah: akankah ada pertemuan kejutan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un?
Secara resmi, Gedung Putih mencoba menepis rumor panas ini. Seorang pejabat senior AS pada Jumat (24/10/2025), menegaskan bahwa pertemuan keempat antara dua pemimpin kontroversial itu tidak ada dalam jadwal.
“Presiden telah menyatakan kesediaannya untuk bertemu Kim Jong-un di masa depan, namun pertemuan itu tidak termasuk dalam jadwal perjalanan kali ini,” kata pejabat tersebut.
Namun, kalimat berikutnya dari pejabat yang sama justru menyalakan kembali api spekulasi dan membuka ribuan kemungkinan. Ketika didesak mengenai potensi pertemuan dadakan di Zona Demiliterisasi (DMZ), ia melontarkan jawaban yang penuh teka-teki.
“Jelas, segala sesuatu bisa berubah,” ujarnya singkat.
Pernyataan "kode keras" ini seolah gayung bersambut dengan aktivitas tak biasa yang terdeteksi di Korea Utara. Laporan intelijen dan media menyebut adanya kegiatan pembersihan di area Panmunjom, sisi perbatasan yang dikontrol Korut.
Dalam tradisi diplomasi Korea, tindakan ini hampir selalu menjadi pertanda bahwa mereka sedang bersiap untuk sebuah acara kenegaraan atau kunjungan tingkat tinggi.
Kecurigaan semakin dalam setelah otoritas mengumumkan penangguhan seluruh program kunjungan publik ke Panmunjom selama periode KTT APEC berlangsung. Seolah ada sesuatu yang besar sedang disembunyikan.
Donald Trump sendiri dijadwalkan mendarat di Korea Selatan pada Rabu mendatang. Agenda utamanya adalah menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju pada 31 Oktober–1 November, sebagai bagian dari tur Asia yang juga mencakup Malaysia dan Jepang.
Baca Juga: Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
Dukungan agar pertemuan ini terwujud datang dari sekutu terdekat, Korea Selatan. Pemerintahan Presiden Lee Jae Myung secara terbuka mendorong Trump untuk melanjutkan dialog personalnya dengan Kim, yang diyakini menjadi kunci untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
Harapan ini pernah diungkapkan langsung oleh Trump saat bertemu Presiden Lee di Gedung Putih pada Agustus lalu, di mana ia berharap bisa kembali bertatap muka dengan Kim tahun ini.
Publik kini menanti, apakah lawatan resmi ini akan diwarnai sebuah drama diplomasi kejutan seperti pertemuan ikonik mereka sebelumnya di Singapura (2018), Hanoi (2019), atau bahkan saat Trump secara historis melintasi perbatasan di Panmunjom pada Juni 2019.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Upaya Redakan Konflik Internal, Bertemu Gus Yahya jadi Prioritas PBNU Kubu Zulfa?
-
Proyek Kereta Cepat Arab Saudi-Qatar Siap Hubungkan Dua Ibu Kota
-
Hasil Rapat Evaluasi Merekomendasikan Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Bencana di Sumut
-
Jika Terbukti Lalai, Pemilik dan Pengelola Gedung Maut Kemayoran Bisa Kena Sanksi Pidana
-
Gelombang Panas Ekstrem Kini Jadi Ancaman Baru Bagi Pekerja Dunia, Apa yang Mesti Dilakukan?
-
Buntut Kebakaran Maut Kemayoran, Mendagri Usulkan Uji Kelayakan Gedung Rutin
-
Mendagri: Alat Pemadam Kebakaran Gedung Terra Drone Tidak Mencukupi
-
Perkuat Newsroom di Era Digital, Local Media Community, Suara.com dan Google Gelar TOT AI Jurnalis
-
DPR Buka Revisi UU Kehutanan, Soroti Tata Kelola Hutan hingga Dana Reboisasi yang Melenceng
-
Peringati Hari HAM, Pemimpin Adat Papua Laporkan Perusahaan Perusak Lingkungan ke Mabes Polri