News / Nasional
Senin, 27 Oktober 2025 | 23:07 WIB
Terdakwa Beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa Muhamad Kerry Adrianto Riza (tengah) meninggalkan ruang sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat. [ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN]
Baca 10 detik
  • Karen Agustiawan mengaku tak tahu keterlibatan anak Riza Chalid dalam sewa tangki BBM Pertamina.
  • Keputusan sewa tangki dibuat setelah Karen mundur, kewenangannya telah dicabut oleh direksi Pertamina.
  • Jaksa menduga skema sewa tangki Merak rugikan negara hingga Rp285 triliun sejak 2018.

“Terdakwa Muhamad Kerry Adriato Riza dan Gading Ramadhan Joedo menggunakan uang sebesar Rp176.390.287.697,24 yang berasal dari pembayaran sewa Terminal BBM Merak yang antara lain digunakan untuk kegiatan golf di Thailand,” ujar jaksa di ruang sidang.

Dugaan Intervensi

Kasus ini disebut merupakan bagian dari intervensi besar yang dilakukan Riza Chalid dan anaknya untuk memaksa PT Patra Niaga menyewa TBBM Merak melalui perusahaan cangkang PT Orbit Terminal Merak (OTM). Dari skema tersebut, keduanya diduga meraup keuntungan hingga Rp2,9 triliun.

Jaksa memaparkan bahwa Kerry dan Riza Chalid, melalui Gading Ramadhan Joedo, menawarkan kerja sama sewa terminal kepada direksi Pertamina, padahal terminal itu bukan milik mereka, melainkan milik PT Oiltanking Merak (OTM).

Dengan mendesak petinggi Pertamina, mereka memperoleh penunjukan langsung untuk proyek sewa ini—sebuah proses yang disebut jaksa ilegal karena tidak memenuhi kriteria pengadaan barang dan jasa BUMN.

“Terdakwa Muhamad Kerry Adrianto Riza, Mohammad Riza Chalid dan Gading Ramadhan Joedo melalui Irawan Prakoso mendesak Hanung Budya Yuktyanta dan Alfian Nasution dengan meminta Direktur Utama PT Pertamina untuk melakukan penunjukan langsung kepada PT Oiltanking Merak,” ungkap jaksa.

Selain itu, mereka juga diduga menggelembungkan biaya sewa dengan memasukkan seluruh nilai aset terminal ke dalam perhitungan throughput fee, sehingga biaya penyewaan menjadi jauh lebih mahal.

Jaksa menambahkan, mereka bahkan menghapus klausul kepemilikan aset dari kontrak sehingga terminal itu tidak akan pernah menjadi milik Pertamina, meski PT Oiltanking Merak belum terdaftar dalam daftar vendor resmi Pertamina dan belum memenuhi sejumlah syarat pendahuluan.

“Memperkaya terdakwa Muhammad Kerry Andrianto Riza, Gading Ramadhan Joedo dan Muhammad Riza Chalid melalui PT Orbit Terminal Merak (OTM) sebesar Rp2.905.420.003.854,00 dalam kegiatan sewa Terminal BBM Merak,” tegas jaksa.

Baca Juga: Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?

Secara keseluruhan, nilai dugaan korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina periode 2018–2023 mencapai Rp285,95 triliun, meliputi kerugian negara, kerugian perekonomian, dan keuntungan ilegal para pelaku.

Load More