News / Nasional
Selasa, 28 Oktober 2025 | 18:05 WIB
Tokoh buruh perempuan yang menjadi ikon perlawanan terhadap Orde Baru, Marsinah dan Presiden kedua RI yang menjadi pemimpin Pemerintahan Orde Baru, Soeharto diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional pada Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025. [Kolase]
Baca 10 detik
  • Gelar pahlawan Soeharto ciptakan kontradiksi sejarah.

  • Nasib aktivis Reformasi '98 dan korban HAM dipertanyakan.

  • DPR akan kaji mendalam usulan gelar pahlawan tersebut.

Selain itu, ada nama Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Syaikhona Muhammad Kholil; Rais Aam PBNU KH Bisri Syansuri; KH Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng, Jombang; Jenderal TNI (Purn) M Jusuf (Sulawesi Selatan), dan Jenderal TNI Purn Ali Sadikin (Jakarta).

Selanjutnya ada Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur), HM Sanusi (Jawa Timur), KH Bisri Syansuri (Jawa Timur), HB Jassin (Gorontalo), Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat).

Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat), Ali Sastroamidjojo (Jawa Timur), dr Kariadi (Jawa Tengah), RM Bambang Soeprapto Dipokoesomo (Jawa Tengah).

Kemudian, Basoeki Probowinoto (Jawa Tengah), Raden Soeprapto (Jawa Tengah), Mochamad Moeffreni Moe'min (Jakarta), KH Sholeh Iskandar (Jawa Barat).

Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Sumatera Barat), Zainal Abidin Syah (Maluku Utara), Gerrit Agustinus Siwabessy (Maluku), Chatib Sulaiman (Sumatera Barat), dan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah).

Load More