News / Metropolitan
Rabu, 05 November 2025 | 18:39 WIB
Ilustrasi Bus Transjakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Fokus utama perusahaan saat ini penyelesaian pengadaan bus listrik yang sedang berlangsung hingga akhir 2025.
  • Tj melakukan evaluasi terhadap kebutuhan rute dan efisiensi anggaran sebelum mempertimbangkan penambahan armada baru.
  • Welfizon juga menyoroti adanya kesenjangan antara ketersediaan infrastruktur dan tingkat penggunaan transportasi publik di Jakarta.

Suara.com - Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan pihaknya belum memiliki rencana menambah jumlah armada baru pada 2026, meskipun tren jumlah penumpang terus menunjukkan kenaikan.

Ia menegaskan, fokus utama perusahaan saat ini masih tertuju pada penyelesaian pengadaan bus listrik yang sedang berlangsung hingga akhir 2025.

Menurut Welfizon, rencana pengadaan 200 unit bus listrik tahun ini sudah menjadi prioritas utama. Setelah seluruh unit beroperasi, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kebutuhan rute dan efisiensi anggaran sebelum mempertimbangkan penambahan armada baru.

"Kita akan menyelesaikan penambahan bus tahun ini. Sebenarnya itu adalah proses peremajaan yang bus listrik. Kemudian rute kita sedang evaluasi, karena tentu kita juga harus in line dengan proses anggaran yang ada di dewan," kata Welfizon kepada wartawan, Rabu (5/11/2025).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah penumpang Transjakarta pada September 2025 tercatat naik 2,86 persen dibanding Agustus 2025 dan melonjak 12,48 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, Welfizon menilai penambahan bus bukan solusi tunggal dalam menghadapi peningkatan jumlah pengguna.

Ia menjelaskan, Transjakarta kini memilih untuk mengoptimalkan rute yang sudah ada agar lebih efisien serta memperkuat integrasi dengan moda transportasi publik lain di Jakarta.

“Fokus kami ke depan adalah mencoba mengintensifkan rute-rute yang sudah kita bangun,” ujarnya.

Welfizon juga menyoroti adanya kesenjangan antara ketersediaan infrastruktur dan tingkat penggunaan transportasi publik di Jakarta.

Berdasarkan data, sekitar 91,8 persen infrastruktur transportasi umum telah tersedia, yang berarti sembilan dari sepuluh warga seharusnya dapat menjangkau layanan transportasi publik dalam waktu 5–10 menit.

Baca Juga: Wuling Mitra EV Jalani Uji Coba Bersama TransJakarta, Dorong Transportasi Umum Ramah Lingkungan

Namun, tingkat penggunaan atau mode share transportasi umum di Jakarta baru mencapai sekitar 22 persen.

“Data ini sebenarnya yang dua tahun terakhir kami coba fokus. Caranya bagaimana nih biar 22 persen ini bisa naik, sehingga infrastruktur itu bisa optimal,” ucap dia.

Untuk mendorong peralihan masyarakat ke transportasi umum, Transjakarta kini mengubah pendekatan komunikasi publiknya. Welfizon menyebut, paradigma lama yang menganggap layanan publik hanya bersifat reaktif terhadap keluhan pelanggan harus diubah menjadi lebih aktif dan agresif dalam kampanye pemasaran.

"Selama ini kan orang selalu bicaranya kalau yang bisa agresif campaign itu adalah swasta. Perusahaan ojol campaign-nya masif. Tapi kalau layanan publik ya jawabin komplain aja, kan seolah-olah paradigmanya begitu. Ini yang kita ubah. Jadi kita mulai lebih agresif, mendorong marketing campaign, menguatkan brand dengan lebih kuat," jelasnya.

Berdasarkan data BPS, jumlah penumpang Transjakarta pada September 2025 mencapai 36.437.848 orang. Angka itu meningkat dari Agustus 2025 yang mencatat 35.425.055 penumpang. Secara tahunan, jumlah penumpang Transjakarta juga naik 12,48 persen dibandingkan September 2024 yang mencapai 32.394.170 penumpang.

Load More