- DPR minta pemerintah jelaskan alasan pemilihan Soeharto sebagai pahlawan nasional secara transparan dan faktual.
- Lalu Hadrian menegaskan operasi komunikasi publik penting untuk redam pro-kontra dan jaga legitimasi pemerintah.
- Komisi X menilai proses seleksi pahlawan sepenuhnya wewenang pemerintah meski tetap harus terbuka publik.
Suara.com - Polemik pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, oleh Presiden Prabowo Subianto masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani meminta pemerintah, khususnya Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Sosial, untuk menjalankan operasi komunikasi publik yang komprehensif dalam menjelaskan dasar keputusan tersebut.
"Tugas dari Kementerian Kebudayaan, Kementerian Sosial untuk menyampaikan kepada masyarakat kenapa memilih misalnya si tokoh A, tokoh B, tokoh C untuk menjadi pahlawan nasional," ujar Lalu di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, kejelasan dan transparansi alasan pemilihan Soeharto sebagai pahlawan nasional menjadi kunci agar masyarakat tidak terjebak pada spekulasi politik atau sentimen masa lalu.
Lalu menilai, komunikasi publik dari pemerintah perlu dijalankan secara sistematis dan faktual, sehingga publik memahami operasi seleksi pahlawan nasional bukan hasil keputusan sepihak, melainkan melalui proses berjenjang yang melibatkan tim ahli dan dewan kehormatan.
Ia menegaskan, Komisi X DPR secara prinsip menyerahkan keputusan penuh kepada pemerintah, meskipun pimpinan DPR juga telah dimintai pertimbangan dan menyampaikan pandangan dalam proses seleksi tersebut.
"Pada prinsipnya kami di Komisi 10 menyampaikan bahwa seluruh aspirasi masyarakat silahkan dijawab oleh pemerintah, karena prosesnya ada di pemerintah. Walaupun pimpinan DPR sudah dimintai pertimbangan, pimpinan DPR juga sudah menyampaikan pertimbangan-pertimbangan dan diputuskan. Sekarang sudah diputuskan, terkait pro-kontra ya tentu silahkan nanti pemerintah untuk menyampaikan kepada masyarakat," jelasnya.
Menanggapi dugaan adanya operasi politik di balik keputusan pemberian gelar Soeharto, Lalu menyebut bahwa Komisi X belum melihat indikasi ke arah tersebut.
"Kalau arahnya ke politik, kami juga di Komisi 10 belum kepikiran ke arah sana," katanya.
Baca Juga: Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
Meski demikian, Lalu tetap mengapresiasi langkah pemerintah dalam memberikan gelar kehormatan kepada tokoh bangsa yang dianggap berjasa.
Namun, ia menekankan pentingnya standar kelayakan yang objektif dan transparan.
"Tetapi yang kami hargai adalah langkah-langkah pemerintah memberikan gelar kehormatan sebagai pahlawan kepada tokoh-tokoh bangsa yang dianggap layak menjadi pahlawan. Nah standar layaknya seperti apa? Ya tentu tanya Kemensos, tanya Kemenbud, sama Panitia yang ditunjuk oleh Presiden," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Tuan Rondahaim Saragih Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Bobby Nasution: Napoleon der Bataks
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?