- Sejumlah warga disebut merasa resah dan gelisah lantaran adanya rencana tersebut.
- Keresahan itu muncul karena warga khawatir proyek normalisasi akan berdampak langsung terhadap tempat tinggal mereka.
- Yani meminta agar Pemprov DKI segera turun ke lapangan untuk memberikan sosialisasi dan memastikan hak-hak warga tetap terlindungi.
Suara.com - Rencana Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk menormalisasi aliran Kali Krukut di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tak langsung mendapatkan persetujuan dari warga setempat.
Anggota Fraksi PKS Achmad Yani mengatakan, sejumlah warga disebut merasa resah dan gelisah lantaran adanya rencana tersebut.
"Kemarin saya hadir dalam reses di RW 11, kemudian ada juga RW 5 Kelurahan Pela Mampang, yang kebetulan mereka tinggal di pinggir Kali Krukut itu. Dengan ungkapan Pak Gubernur, mereka resah dan gelisah," kata Yani kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).
Menurut Yani, keresahan itu muncul karena warga khawatir proyek normalisasi akan berdampak langsung terhadap tempat tinggal mereka.
Terlebih, sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari Pemprov DKI Jakarta mengenai detail proyek, termasuk siapa saja yang akan terdampak.
Yani meminta agar Pemprov DKI segera turun ke lapangan untuk memberikan sosialisasi dan memastikan hak-hak warga tetap terlindungi.
Ia menekankan, jangan sampai program penanggulangan banjir justru menimbulkan ketidakpastian bagi masyarakat kecil.
"Pesan-pesan mereka adalah, tolong lakukan sosialisasi, diinformasikan kepada warga masyarakat," ungkapnya.
Politikus PKS itu juga menyampaikan aspirasi warga yang meminta agar Pemprov DKI tidak hanya memberikan ganti rugi atas lahan yang terkena proyek, melainkan ganti untung.
Baca Juga: Pramono Dukung Penuh Penggeledahan Sudin PPKUKM Jaktim: Tidak Ada Menahan-Nahan Sama Sekali!
Prinsip ini, kata Yani, penting agar warga bisa kembali menata kehidupan dengan layak setelah tergusur proyek normalisasi.
"Andaikan mereka nanti terkena tanahnya, rumahnya, pembebasan tanah karena keperluan normalisasi Kali Krukut yang panjangnya 1,3 kilometer itu, mereka meminta agar bisa mendapatkan ganti untung, bukan ganti rugi," ungkapnya.
Selain kompensasi yang layak, warga juga berharap pemerintah menyiapkan opsi relokasi yang manusiawi. Yani menekankan pentingnya menyiapkan hunian pengganti seperti rumah susun bagi warga terdampak agar mereka tidak kehilangan tempat tinggal.
"Ini tolong menjadi perhatian juga oleh Pak Gubernur, agar warga masyarakat yang memang terkena dampak dari pembebasan tanah Kali Krukut bisa membeli di tempat lain, atau juga ada yang memang dipersiapkan rusun untuk mereka," tutup Yani.
Sebelumnya, pada Jumat (7/11), Pramono meninjau langsung kondisi Kali Krukut di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru.
Dalam kunjungannya, ia menyoroti penyempitan aliran sungai yang kerap memicu banjir di wilayah Jakarta Selatan, terutama kawasan Kemang dan sekitarnya.
Berita Terkait
-
Diprotes Dewan, Pramono Bantah Ada Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan di 2026
-
Tindak Setegas-tegasnya! Geram Gubernur Pramono Soal 3 Karyawan Transjakarta Dilecehkan
-
Prabowo Pangkas Rp15 Triliun, Tunjangan ASN DKI dan KJP Aman? Ini Janji Tegas Gubernur!
-
Pramono Dukung Penuh Penggeledahan Sudin PPKUKM Jaktim: Tidak Ada Menahan-Nahan Sama Sekali!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
DPR-Pemerintah Mulai 'Bedah' 29 Klaster RUU KUHAP: Sejumlah Pasal Sudah Disepakati, Ini di Antaranya
-
Sisi Gelap Taman Daan Mogot, Disebut Jadi Lokasi Prostitusi Sesama Jenis Tiap Tengah Malam
-
Luruskan Simpang Siur, Ini Klarifikasi Resmi Aliansi Terkait 7 Daftar Organisasi Advokat yang Diakui
-
Kasus Femisida Melonjak, Komnas Perempuan Sebut Negara Belum Akui sebagai Kejahatan Serius
-
Anak Menteri Keuangan Blak-blakan: Purbaya Ternyata Tak Setuju dengan Redenominasi Rupiah
-
Percepat Tanggulangi Kemiskinan, Gubernur Ahmad Luthfi Gandeng Berbagai Stakeholder