- Kebijakan penempelan stiker penerima bansos merupakan inisiatif pemerintah daerah dan berdampak signifikan.
- Dampak utama kebijakan tersebut adalah puluhan ribu warga secara sukarela mengundurkan diri dari daftar penerima bantuan.
- Masyarakat menunjukkan peningkatan kesadaran dengan mengusulkan lebih dari 600 ribu penerima baru.
Suara.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengakui bahwa kebijakan penempelan stiker penerima bansos yang dijalankan sejumlah pemerintah daerah berdampak langsung pada perilaku masyarakat.
Salah satu dampak terbesarnya ialah banyak warga yang memilih mengundurkan diri dari daftar penerima bantuan.
Gus Ipul menegaskan bahwa penempelan stiker tersebut bukan kebijakan pemerintah pusat, melainkan inisiatif pemerintah daerah untuk memastikan penerima bansos benar-benar memenuhi kriteria.
"Memang ada dampak positif dari penempelan stiker, meskipun itu adalah inisiatif daerah untuk memastikan bahwa memang yang menerima bansos itu adalah mereka yang memenuhi kriteria. Dampaknya memang ada sebagian yang kemudian mengundurkan diri," kata Gus Ipul di Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Ia menambahkan bahwa pengunduran diri itu jumlahnya signifikan.
"Yang kepada kami juga banyak itu lewat cek Bansos yang mengundurkan diri. Jadi saya sudah tidak perlu lagi dengan kesadaran sendiri. Itu puluhan ribu dalam satu tahun terakhir ini," kata dia.
Selain warga yang mundur dari penerima bansos, Gus Ipul mengatakan masyarakat juga aktif mengajukan usulan dan sanggahan terhadap data penerima.
Menurutnya, lebih dari 600 ribu warga mengusulkan agar masuk sebagai penerima, sementara hampir 50 ribu warga mengajukan sanggahan bahwa ada keluarga lain yang tidak layak menerima bantuan.
"Jadi ada yang menyanggah orang lain atau keluarga-keluarga yang semestinya mereka tidak dapat bantuan. ini kami jadikan sebagai bagian bahan untuk verifikasi validasi," ucapnya.
Baca Juga: Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
Gus Ipul menyebut fenomena ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat semakin meningkat, termasuk kesadaran untuk menolak bansos jika merasa sudah tidak lagi masuk kategori.
"Sekarang ini sudah banyak masyarakat yang mulai, katakanlah, menolak Bansos. Kami harapkan ini bisa dialokasikan kepada saudara-saudara lain yang lebih membutuhkan, lebih memenuhi kriteria," pesannya.
Berita Terkait
-
Viral Stiker Keluarga Miskin Ditempel di Rumah Punya Mobil,Bansos Salah Sasaran Lagi?
-
Ratusan Ribu Penerima Bansos Main Judol, Kemensos Loloskan 7.200 Orang dengan Syarat Ketat
-
Kemensos Coret 3,5 Juta Keluarga dari Daftar Penerima Bansos: Sudah Naik Kelas Sosial!
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Bansos Akhir Tahun Mulai Cair! Begini Cara Cek Nama Penerima Online
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Usut Kasus Bupati Ponorogo, KPK Geledah Kantor Swasta di Surabaya
-
Tak Cukup Dipublikasikan, Laporan Investigasi Butuh Engagement Agar Berdampak
-
Surat Edaran Terbit, Sebut Gus Yahya Bukan Lagi Ketua Umum PBNU Mulai 26 November 2025
-
Program Prolanis Bantu Penderita Diabetes Tetap Termotivasi Jalani Hidup Lebih Sehat
-
Tak Hadir di Audiensi, Keluarga Arya Daru Minta Gelar Perkara Khusus Lewat Kuasa Hukum
-
Gus Yahya Staquf Diberhentikan dari Ketua NU, Siapa Penggantinya?
-
Kuasa Hukum Nadiem Makarim: Kasus Kliennya Mirip Polemik Tom Lembong dan Ira Puspadewi
-
1.131 Aktivis Dikriminalisasi, ICEL dan Koalisi Sipil Desak Kapolri Terbitkan Perkap Anti-SLAPP
-
Kemajuan yang Membebani: Ketika Perempuan Jadi Korban Pertama Pembangunan
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen