News / Nasional
Senin, 01 Desember 2025 | 16:19 WIB
Kondisi Banjir Bandang Tenggelamkan Rumah di Kawasan Kuala Simpang, Aceh Tamiang (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Polri mengirim delapan perangkat Starlink ke tiga provinsi terdampak untuk memulihkan komunikasi yang lumpuh selama empat sampai lima hari.
  • Salah satu perangkat Starlink telah aktif di Aceh, memungkinkan warga menghubungi keluarga setelah terisolasi tanpa jaringan beberapa hari.
  • Polri juga melakukan operasi udara (airdrop) mengirim logistik ke tiga lokasi terisolasi di Sumatera Utara pada Minggu, 30 November 2025.

Suara.com - Jaringan komunikasi yang sempat terputus total selama empat hingga lima hari di wilayah bencana akhirnya kembali tersambung. Polri melalui Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Div TIK) mengerahkan tim khusus untuk memulihkan layanan komunikasi darurat yang lumpuh sejak awal bencana.

Mabes Polri total mengirim delapan perangkat Starlink ke tiga provinsi terdampak: dua unit untuk Aceh, empat untuk Sumatera Utara, dan dua untuk Sumatera Barat. Perangkat tersebut diprioritaskan untuk wilayah yang paling lama kehilangan sinyal.

Di Aceh, salah satu perangkat sudah aktif setelah dipasang Tim Bid TIK Polda Aceh. Warga pun langsung memanfaatkan akses WiFi Starlink untuk menghubungi keluarga setelah berhari-hari tanpa jaringan.

“Alhamdulillah, masyarakat sekarang sudah bisa menghubungi keluarganya setelah empat hari tidak ada sinyal,” ujar anggota Bid TIK Polda Aceg Ipda Edi Amran kepada wartawan, Senin (1/12/2025).

Shintam warga Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen mengaku baru hari ini bisa memberi kabar kepada keluarga setelah jaringan mati total.

"Keluarga saya beberapa hari tidak bisa dihubungi. Alhamdulillah hari ini saya sudah terkoneksi,” katanya.

Perangkat Starlink ini rencananya akan tetap dioperasikan hingga jaringan komunikasi konvensional kembali normal sepenuhnya di seluruh wilayah terdampak.

Kirim Bantuan Via Udara 

Polri sebelumnya juga telah mengerahkan operasi udara untuk menjangkau warga yang terjebak di wilayah terisolasi akibat banjir besar di Sumatera Utara. Melalui metode airdrop menggunakan helikopter, bantuan logistik diterjunkan ke tiga titik yang belum bisa ditembus jalur darat, pada Minggu (30/11/2025). 

Baca Juga: Misteri Kayu Gelondongan Hanyut saat Banjir Sumatera, Mendagri Tito Siapkan Investigasi

Waastamaops Kapolri Irjen Laksana menyebut ketiga lokasi itu adalah Desa Pagaran Lambung di Kecamatan Adian Koting, Tapanuli Utara, serta Desa Naga Timbul dan Desa Nauli di Kecamatan Sitahuis, Tapanuli Tengah.

Langkah cepat ini, kata dia, dilakukan sesuai instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Menurutnya, prioritas saat ini adalah memenuhi kebutuhan paling mendesak masyarakat.

“Bapak Kapolri memerintahkan agar segera membantu menyelesaikan masalah-masalah di daerah terdampak, baik kekurangan bahan makanan, peralatan seperti genset, alat komunikasi, alat-alat SAR seperti perahu karet, pelampung, maupun peralatan medis,” ujar Laksana kepada wartawan, Senin (1/12/2025).

Dengan kondisi sebagian wilayah Taput dan Tapteng masih terputus dan cuaca tak menentu, menurut Laksana, metode airdrop menjadi pilihan paling efektif agar bantuan tiba tepat waktu. 

Melalui helikopter, petugas menurunkan makanan siap saji, air bersih, selimut, obat-obatan, hingga perlengkapan darurat untuk warga yang telah berhari-hari terisolasi.

Load More