- Banyak penumpang KRL menginap di Stasiun Cikarang karena terlambat kereta terakhir, menjadikan stasiun ruang singgah darurat.
- KAI Commuter perlu menghentikan operasi 3-4 jam untuk perawatan prasarana dan armada demi menjaga keselamatan operasional.
- Pengamat menyarankan penyediaan ruang istirahat layak di stasiun sebagai solusi manusiawi bagi penumpang yang tertinggal.
Wacana KRL beroperasi 24 jam pun menyeruak. Namun, suara penumpang ternyata terbelah.
Emma, salah satu penumpang yang pernah merasakan dinginnya bangku besi peron karena tertinggal kereta, justru menolak ide operasional non-stop tersebut. Baginya, keselamatan jauh lebih mahal daripada kenyamanan jadwal, bahkan jika tiket dinaikkan sekalipun.
"Soalnya kalau 24 jam malah berisiko lebih banyak gangguan kayaknya deh, soalnya kereta dan relnya kan perlu maintainance,” kata Emma.
Baginya, solusi tertinggal kereta bukan memaksakan mesin bekerja 24 jam.
"Ya sudah akhirnya naik transportasi lain," ujarnya pasrah.
Sebaliknya, Adit memiliki pandangan berbeda. Bekerja di Jakarta dan kerap tiba di stasiun lewat pukul 11 malam membuat pilihannya terbatas.
Rute Jakarta–Cikarang terlalu jauh dan mahal jika ditempuh tanpa moda transportasi massal ini.
"Kebijakan KRL 24 jam, saya sangat setuju apalagi yang arah Cikarang, itu jauh banget, gak bisa ditempuh selain kereta," tuturnya.
Adit bahkan rela merogoh kocek lebih dalam asalkan akses transportasi tetap tersedia.
Baca Juga: Masih Pikir-pikir Operasional KRL 24 Jam, Dirut KAI: Ini Tidak Simpel!
"Selagi harganya masih terjangkau dibeli masyarakat, misalnya dari Rp 3.500 dinaikan jadi 5 ribu atau 6 ribu masih oke. Selagi gak di atas 10 ribu masih oke buat pekerja seperti saya di jakarta," tegasnya.
Jalan Tengah yang Manusiawi
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mencoba mendudukkan perkara ini dengan jernih. Publik perlu memahami bahwa KRL adalah transportasi perkotaan berfrekuensi tinggi (high frequency). Jeda operasional bukan soal biaya, melainkan soal keselamatan nyawa.
Menurut Djoko, waktu henti operasi 3–4 jam sehari adalah standar ideal untuk pemeriksaan jalur.
"Bukan masalah mahalnya, dia memang (kereta dan rel) harus istirahat karena permakaian frekuensinya tinggi," ucap Djoko.
Namun, Djoko tidak menutup mata terhadap sisi kemanusiaan para penumpang yang terlantar. Di lantai dingin Stasiun Cikarang, ada wajah lelah karyawan shift malam dan buruh pabrik yang butuh perlindungan.
Berita Terkait
-
Pakar UGM: Drama Tumbler Viral Jadi Cerminan Lemahnya Prosedur Layanan Publik
-
Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
-
Huru-hara Tumbler Tuku Hilang, Begini Aturan Bawaan di KRL dan Prosedur Jika Barang Tertinggal
-
Viral Petugas Dipecat Gara-gara Tumbler Penumpang, Ini Klarifikasi KAI Commuter
-
Berapa Harga Tumbler Tuku? Viral Milik Penumpang KRL Hilang, Diduga Bikin Petugas KAI Dipecat
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
Terkini
-
Geger Tragedi Alvaro, Aturan Lapor Anak Hilang 1x24 Jam Masih Relevan?
-
Anggota Komisi IV Bela Raja Juli, Sebut Menhut Cuma Kebagian 'Cuci Piring' Soal Kerusakan Hutan
-
Mendagri: Digitalisasi Bantuan Sosial Dibutuhkan untuk Ketepatan Sasaran Penyaluran
-
Menhut Raja Juli Soal Sentilan 'Tobat Nasuha' Banjir Sumatra: Gus Imin Sudah Minta Maaf Via WA
-
UMP Jakarta 2026 Bisa Tembus Rp 6 Juta? Begini Respons Pramono Anung
-
Bahlil Minta Cak Imin Taubat Nasuha Juga, Tegaskan Evaluasi Menteri Hanya Hak Presiden
-
Ancaman Belum Selesai, Indonesia Disebut Belum Usai dengan Siklus Bencana
-
Pemerintah Beri Relaksasi Pelunasan Biaya Haji untuk Calon Jemaah di Tiga Provinsi
-
Korban Tembus 770 Jiwa, Muzani Beberkan 'Kalkulasi' Pemerintah Soal Status Bencana Nasional
-
Mendagri Tito Minta Daerah Bersolidaritas untuk Bencana Sumatra: Waktunya Kepala Daerah Saling Bantu