- Hasan Nasbi mengkritik sindiran antarmenteri pasca-banjir Sumatera, menekankan evaluasi hanya hak Presiden Prabowo.
- Sindiran terbuka menteri dianggap kontraproduktif, menciptakan kesan ketidaksinergisan kabinet saat dibutuhkan kekompakan.
- Akar persoalan banjir diklaim disebabkan kesalahan pengelolaan lingkungan dan tata ruang puluhan tahun, bukan menteri baru.
Suara.com - Mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyoroti polemik sindiran antarmenteri yang mencuat setelah banjir besar melanda tiga provinsi di Sumatera.
Ia menegaskan bahwa penanganan bencana tidak boleh dikaburkan oleh saling tuding antarpembantu presiden, karena akar persoalan jauh lebih panjang dari sekadar kinerja satu menteri yang baru menjabat setahun.
Dalam pernyataannya melalui akun Instagram, Minggu (7/12/2025), Hasan menegaskan bahwa satu-satunya pihak yang berhak mengevaluasi dan memperingatkan menteri adalah Presiden Prabowo Subianto sebagai pemimpin kabinet.
Karena itu, ia menilai sindiran terbuka antarmenteri di ruang publik justru kontraproduktif.
“Yang berhak memperingatkan anggota kabinet hanya bosnya kabinet, yaitu presiden. Hanya presiden yang bisa memberikan peringatan kepada anggota kabinet, baik secara tertutup maupun terbuka. Kalau sesama anggota kabinet, ya di ruang tertutup,” ujarnya.
Hasan menyayangkan munculnya pernyataan-pernyataan yang saling menyudutkan di antara menteri.
Menurutnya, kondisi ini justru menimbulkan kesan ketidaksinergisan di tubuh pemerintahan pada saat negara membutuhkan kekompakan penuh dalam menghadapi bencana hidrometeorologi yang memakan banyak korban.
“Kalau bukan Pak Purbaya yang menyenggol menteri lain, kelihatan enggak kalau kabinet jadi tidak solid? Balas-membalasnya jadi tidak solid. Padahal sekarang justru kita lagi butuh solid-solidnya ini,” tambahnya.
Hasan kemudian menekankan bahwa kesalahan dalam pengelolaan lingkungan dan mitigasi banjir tidak dapat dibebankan pada satu atau dua pejabat yang baru menjabat.
Baca Juga: Tinjau Bencana di Aceh, Presiden Prabowo Targetkan Perbaikan Jembatan dalam Sepekan
Menurutnya, kerusakan lingkungan dan persoalan tata ruang kemungkinan sudah berlangsung selama puluhan tahun.
“Ini bukan kesalahan satu orang atau dua orang. Coba lihat dulu: betulkah ini kesalahan menteri yang bersangkutan? Gara-gara satu kejadian, mereka baru jadi menteri satu tahun. Benar enggak ini kesalahan mereka?” katanya.
Ia mengajak publik melihat masalah ini secara lebih luas, termasuk menelusuri jejak panjang persoalan lingkungan Indonesia yang telah terjadi selama 30 hingga 50 tahun terakhir.
Hasan menyebut pentingnya mengidentifikasi akar masalah agar solusi yang diambil tidak sekadar menjadi reaksi jangka pendek.
“Apakah ini kesalahan kita dalam 50 tahun? Kita tarik 40 tahun, kita tarik 30 tahun. Ini yang harus ditelusuri, benar enggak terjadi kesalahan di situ,” tegasnya.
Hasan Nasbi kemudian menegaskan bahwa kritik seharusnya diarahkan pada penyusunan solusi jangka panjang, bukan sekadar saling menyalahkan antarpimpinan kementerian.
Berita Terkait
-
Tinjau Bencana di Aceh, Presiden Prabowo Targetkan Perbaikan Jembatan dalam Sepekan
-
Bantuan Bencana Sumatra Tembus Rp 66 Miliar, Kemensos Mulai Masuk ke Daerah Terisolir
-
Ekonomi Indonesia Tertekan Imbas Bencana Dahsyat Sumatera-Aceh
-
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Gelontorkan Rp15 M untuk Korban Banjir Sumatra
-
Warung di Bandung Gratiskan Mahasiswa yang Keluarganya Jadi Korban Banjir, Kalimatnya Bikin Terharu
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Alarm Hari HAM: FSGI Catat Lonjakan Tajam Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2025
-
Tinjau Bencana di Aceh, Presiden Prabowo Targetkan Perbaikan Jembatan dalam Sepekan
-
Standar Dapur MBG Ditingkatkan, Insentif Fasilitas Harian Rp 6 Juta Kini Bisa Dioptimalkan
-
Bantuan Bencana Sumatra Tembus Rp 66 Miliar, Kemensos Mulai Masuk ke Daerah Terisolir
-
Bantu Identifikasi Jenazah Korban Longsor, Polda Riau Kirim Peti Pendingin ke Agam
-
Fenomena Donasi Bencana: Rocky Gerung Sebut Nilai Kemanusiaan 'Tumbuh Subur' di Luar Pemerintah
-
Soal Krisis Lingkungan, Menag Nasaruddin Dorong Ekoteologi Lintas Agama
-
Bencana Sumatera 2025 Dinilai Lebih Dahsyat dari Tsunami Aceh, Para Eks BRR Bersuara
-
Wamensos Agus Jabo Ungkap Parahnya Dampak Banjir Bandang di Aceh Tamiang
-
Prabowo Berangkat Menuju Aceh Pagi Ini: Kita Buktikan Reaksi Pemerintah Cepat