News / Nasional
Senin, 08 Desember 2025 | 20:25 WIB
Menteri HAM Natalius Pigai (dua kiri) saat konferensi pers di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Kamis (3/7/2025). (ANTARA/Fath Putra Mulya)
Baca 10 detik
  • Musrenbang HAM 2025 di Jakarta Pusat menekankan HAM sebagai fondasi utama pembangunan, melampaui sekadar pertumbuhan ekonomi.
  • Forum ini bertujuan menerjemahkan prioritas HAM menjadi rencana aksi konkret mulai dari tingkat daerah hingga pusat.
  • Hasil acara ini adalah perumusan program prioritas dan Rencana Tindak Lanjut untuk eksekusi pembangunan tahun 2026.

Suara.com - Pembangunan nasional tidak boleh lagi sekadar berlomba soal angka pertumbuhan ekonomi dan betonisasi infrastruktur. Di atas semua itu, ada hak asasi manusia (HAM) yang wajib menjadi fondasi utamanya.

Pesan inilah yang menjadi 'gebukan' utama dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan HAM (Musrenbang HAM) 2025 yang digelar Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM).

Bertempat di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, pada Senin (8/12/2025), forum strategis ini menjadi ajang bagi pemerintah untuk memastikan setiap rupiah dan program pembangunan yang digulirkan benar-benar berpihak pada martabat manusia, sejalan dengan mandat Asta Cita.

Menteri HAM, Natalius Pigai, menegaskan bahwa Musrenbang HAM bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebuah mekanisme krusial untuk menerjemahkan cita-cita luhur HAM ke dalam aksi nyata di level akar rumput, mulai dari pemerintah kabupaten/kota hingga pusat.

“Musrenbang HAM Tahun 2025 berfungsi sebagai forum nasional untuk memastikan prioritas pembangunan HAM diterjemahkan menjadi rencana, program, dan kegiatan konkret yang dikembangkan secara bertahap mulai dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,” kata Pigai, Senin.

Lebih lanjut, Pigai memberikan sentilan keras bahwa pembangunan yang hanya fokus mengejar angka pertumbuhan tanpa memperhatikan dampaknya bagi masyarakat adalah sebuah kekeliruan. Menurutnya, makna sejati dari pembangunan adalah peningkatan kualitas hidup dan jaminan perlindungan bagi setiap warga negara.

“Harapan kita menuju Indonesia Emas 2045 yaitu setiap program pembangunan harus menjamin kualitas hidup, kesejahteraan, dan perlindungan HAM masyarakat. Itulah makna pembangunan HAM yang teknokratis,” jelasnya.

Gagasan ini diperkuat oleh Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, yang menyebut Musrenbang HAM sebagai sebuah ruang kolaborasi akbar.

Forum ini sengaja dirancang untuk meruntuhkan sekat-sekat ego sektoral, mempertemukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan dunia usaha, para akademisi, hingga koalisi masyarakat sipil dalam satu meja.

Baca Juga: Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini

Tujuannya, bersama-sama mengawal dan memastikan pembangunan berjalan di atas rel keadilan dan kesetaraan.

“Forum ini menghimpun pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, akademisi, hingga masyarakat sipil untuk memastikan pembangunan nasional menghadirkan keadilan dan kesetaraan sesuai prinsip-prinsip HAM,” ungkapnya.

Mugiyanto menambahkan, salah satu output konkret dari Musrenbang HAM 2025 adalah perumusan program-program prioritas HAM yang akan dieksekusi pada tahun 2026.

Program-program inilah yang nantinya akan menjadi fondasi untuk memperkuat ekosistem HAM yang solid, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Dukungan penuh juga datang dari parlemen. Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menyatakan bahwa Musrenbang HAM harus menjadi momentum emas untuk menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap denyut nadi pembangunan.

Ia menekankan pentingnya kerja bersama antarlembaga untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Load More